Emotional Day (1)

57 13 9
                                    

-Marsyel Velino Zavier-

-Marsyel Velino Zavier-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Eh, anjir. Ini lagi reunian ya rame-rame? Maaf ganggu."

Suara seseorang barusan membuat fokus mereka terhadap kedatangan Horizon buyar. Kedua belas orang yang ada di atap Gedung Adijaya beralih menatap penuh kebingungan seseorang lelaki yang saat ini tersenyum lebar ke arah dua belas orang tersebut.

Lelaki yang tiba paling terakhir di gedung Adijaya itu mengerutkan kening karena merasa ada keanehan dari tatapan kedua belas orang tersebut. Senyuman manisnya hilang begitu saja.

"Hm, kenapa kalian natap gue kayak gitu?" tanya lelaki tadi dengan tampang polosnya. "Ini, kalian beneran lagi reunian, kan? Gue gak salah, kan?" lelaki asing itu menggaruk kulit kepalanya sambil bertanya.

"Kita aja gak saling kenal, gimana ceritanya kalau kita bisa reunian," balas Bintang sambil memberikan raut wajah tidak senang kepada lelaki asing tersebut.

"Hm?" gumam lelaki asing tadi sambil memandang penuh ke arah Bintang. "Tapi ... kenapa kalian bisa ada di sini bareng-bareng?"

Lelaki yang masih belum diketahui namanya itu mengedarkan pandangannya kepada dua belas remaja yang kini masih memandang penuh kebingungan. Dan ia melihat salah satu anak lelaki yang saat ini menundukkan kepala sambil mengelus pelan pipinya yang dihiasi luka dan lebam.

"Beneran gak kenal?" tanya lelaki asing tersebut. "Itu ... cogan yang ada di pojok kiri kenapa babak belur gitu dah? Abis tawuran atau begimane ceritanya?"

Sontak kesebelas remaja lain menolehkan kepala ke arah Orion yang saat ini sudah mendongak dan menatap penuh kaget ke arah mereka semua.

"H-hah?" hanya suara lirih yang kini bisa Orion keluarkan dari mulutnya.

"Ya mana kita tau, kita aja gak kenal sama nih cowok," balas Bintang karena kesal.

Lelaki tadi menggelengkan kepala lalu berkata lagi. "Terus, ini juga. Si cowok yang meluk cewek rambut pendek ini? Ceritanya gimana bisa pelukan? Serius kalian gak saling kenal?"

Jupiter yang sedetik kemudian melepaskan pelukannya dari Galaxy dengan rasa terpaksa bergumam sambil memandang sebal lelaki asing yang banyak bertanya itu.

"Kan gue adeknya. Ya jelas kenal, lah."

Lelaki asing tadi menganggukkan kepala lalu berkata lagi.

"Oke, lanjutin aja acara reunian kalian. Gue bisa pulang."

"Kita gak lagi reunian," ujar Horizon dengan wajah datar yang menahan rasa kesal. "Dan lo ... Kalau mau pulang, pergi aja dari sini."

Sekarang Horizon Swastimata tak bisa menunjukkan senyuman seindah matahari terbenamnya. Sekarang dia hanya bisa menunjukkan wajah datar yang penuh dengan rasa kesal, benci, marah dan sedih. Rasa kesalnya pun jadi bertambah sejak lelaki asing ini datang, bagaikan hewan pengganggu baginya.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang