-Harley Majaris-
***
"Kalian ... mau gue bunuh?"
Pertanyaan yang lebih terdengar seperti ancaman itu keluar dari mulut Harley Majaris. Lelaki bertubuh tinggi dan berisi--bukan berarti gemuk--tersebut.
Namun, nyatanya tubuh tingginya itu tidak menggambarkan umurnya pada saat ini. Umur Harley baru menginjak tujuh belas tahun, anak seusianya pun jarang memiliki tubuh sejangkung Harley.
"Maksud lo apaan sih, Ley?"
Akhirnya setelah diam beberapa lama gadis yang menjadi sumber kekesalan Harley angkat suara dan itu membuat Harley berdecih kesal.
"Maksud lo apa gangguin Gio, Lalisa Jefara?" Harley mengeraskan rahangnya, sudah cukup muak dengan sesosok gadis di depannya yang menurut Harley sok cantik ini.
Sikap Harley memang tak setampan mukanya. Harley ini salah satu anak paling nakal seantero sekolah, walaupun begitu, tetap banyak para siswi yang menyukainya bahkan sampai nekat berangkat pagi hanya untuk menaruh coklat ataupun hadiah lain di loker Harley.
Dan itu sebenarnya percuma. Harley tidak akan menoleh ke arah mereka karena Harley ... tidak normal. Bahasa lainnya homo, atau juga gay. Yah, semua murid juga tahu tentang itu, tetapi banyak siswi yang tutup telinga, mereka mencoba menampik fakta itu dan terus-terusan melakukan hal bodoh berulang kali.
Harley tak paham dengan pola pikir mereka. Sudah jelas-jelas Harley tidak akan menyukai mereka masih saja ngeyel, membuat Harley repot saja karena harus membuang barang pemberian mereka ke tong sampah di belakang sekolah.
Soal Gio, dia pacar Harley, salah satu pemuda yang paling dibenci siswi SMA Langit.
Lalisa mendengus sembari menatap Harley.
"Gua gak gangguin Gio. Gue cuma mau ngasih nih anak pelajaran. Karena dia udah berani ngambil lo dari gue!" balas Lalisa.
"Ngasih pelajaran? Buat apa?" tanya Harley yang pastinya hanya sebatas basa-basi. Ia mengedarkan tatapannya ke arah Gio yang saat ini tersungkur di bawah kaki kedua babu Lalisa.
Tatapan Lalisa yang semula penuh kebencian sirna begitu saja, tergantikan dengan tatapan penuh permohonan.
"Gue ... cinta sama lo, Ley asal lo tau. Tapi kenapa lo malah ... mengakhiri hubungan kita?" kedua mata Lalisa nampak berkaca-kaca namun hal itu tidak membuat Harley luluh.
"Lo bego atau tolol? Sudah gue bilang dari awal kalau gue gak cinta sama lo! Gue hanya terpaksa nerima lo dalam hidup gue." Harley menjeda terlebih dahulu kalimatnya. "Gue cintanya cuman sama Gio. Bukan sama lo!"
Tak peduli dengan apa yang nantinya akan Lalisa katakan, Harley berjalan mendekati sang kekasih yang nampak mengenaskan. Kedua mata Harley melayangkan tatapan membunuh kepada kedua gadis yang merupakan babu sekaligus sahabat Lalisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
FanfictionAda begitu banyak kisah di dunia ini. Kisah suka, duka, kepahitan, canda tawa dan penderitaan. Ada senyuman yang menyimpan semua kesedihan. Banyak juga diantaranya yang bersandiwara. Semua orang merasakan yang namanya lelah, muak, letih, dan kadang...