4.0 - Double Date?

550 17 0
                                    


Mencintai seseorang bukan merupakan kesalahan karena hatilah yang berbicara. Kita tidak bisa menduga akan berlabuh kemana hati ini. Namun bukankah perasaan itu bisa ditekan? Sebelum semakin dalam terjatuh seharusnya ia tidak terlena. Bagi seorang Kaila, itu adalah kesalahannya. Karena tidak cepat mencegah perasaannya untuk tidak jatuh cinta pada sahabatnya. Perasaannya tidak salah tapi siapa yang dipilih hatinya itulah yang salah. Itu sih menurut sudut pandang Kaila.

Melupakan sejenak kegundahan hatinya. Ia bersyukur masih memiliki sahabat lainnya. Gadis yang karakternya bertolak belakang dengannya. Lisa. Orang yang mengajaknya berkenalan di kelas pada hari pertama kuliah. Ia yang susah untuk memulai percakapan dengan orang baru dan Lisa yang selalu bisa memulai percakapan. Karakter mereka yang berbeda justru membuat keduanya merasa cocok dan nyaman. Lisa adalah orang yang peka. Tanpa harus Kaila berbicara, gadis itu sudah bisa menebak bagaimana kekalutan pikirannya. Dan Kaila beruntung memiliki sosok Lisa disisinya.

Hari ini, Kaila dan Lisa pertama kali bertemu setelah kejadian malam itu. Kaila, gadis bersurai sebahu itu memakai kemeja garis-garis biru-putih dengan jeans hitam. Rambut hitamnya ia kuncir gaya ponytail. Sementara Lisa, memakai kaos putih bermotif lengan panjang dengan skinny jeans biru dongker. Rambut kecokelatannya ia cepol asal. Keduanya sedang berjalan menuju kantin setelah menyelesaikan jadwal kuliah.

"Serius. Aku takut kalau ketemu Rehan," ucap Lisa dengan raut khawatir.

"Aku belum bertemu dengannya sejak malam itu. Lagipula hari ini dia tidak ada kelas," ucap Kaila santai.

"Nah kan, itu berarti marahnya belum terminimalisir karena belum bertemu denganmu. Mau ada kelas atau tidak, manusia itu bisa sesuka hatinya datang ke kampus."

"Sudah, jangan memikirkan itu. Isi dulu perut kita," ujar Kaila menekan kedua bahu Lisa agar duduk di sebuah kursi. "mau makan apa?"

"Hmm, mie ayam sepertinya enak," jawab Lisa sambil menyapu pandangannya pada stand-stand penjual. Namun tiba-tiba matanya melebar saat melihat sosok pria dengan ciri-ciri fisik yang sedang dihindarinya. "mati aku, Kai! Rehan ada disini!" ucap Lisa gelagapan.

Kaila langsung mengikuti arah pandang sahabatnya itu. "Bukannya dia tidak ada kelas hari ini?" gumam Kaila.

"Ish, aku mau kabur juga tidak bisa. Dia sudah melihat ke sini." Lisa menatap takut pada dua sosok pria yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Hai, Kaila. Lisa," sapa pria yang lebih pendek dari Rehan dengan diakhiri senyum manis untuk Lisa. Kaila membalasnya dengan lambaian tangan dan senyum tipis. Sementara Lisa melirik Rehan dengan takut.

"Kai! Sudah pesan? Mau makan nasi goreng seafood nggak? Nanti aku bayarin," tawar Rehan dengan suara lembut. Hal tersebut berhasil membuat beberapa penghuni kantin mengalihkan pandangan ke arah mereka. Bahkan sampai ada yang berbisik-bisik. Namun gadis yang diajak bicara oleh Rehan justru mengabaikannya bahkan enggan menatap lelaki populer itu.

"Gila, Rehan! Udah macam fakboi aja," celetuk Dimas terkejut dengan tingkah temannya yang tidak terduga.

"Ssttt, diam!" tegur Rehan pada Dimas. Lalu mengalihkan kembali perhatian pada sahabat sejak kecilnya. "Kai, aku pesenin ya."

"Han, pesenin aku juga ya," sahut Lisa lupa dengan ketakutannya karena melihat gelagat Rehan yang terlihat-- santai.

Mendengar suara Lisa, Rehan langsung memberi tatapan tajam pada gadis itu. "Lis, jangan lupakan tugasmu di sekret. Menumpuk karena kemarin kamu tidak masuk kan," ucap Rehan penuh penekanan.

"Ish, iya tahu ini balas dendammu kan," kesal Lisa. "Dikira aku tidak tahu apa," lanjutnya namun dengan gumaman. Lisa tahu ketuanya ini sedang menghukumnya untuk masalah malam itu. Namun ini lebih baik daripada menerima amukan anjing penjaga.

Love My Bestfriend - Complete (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang