12.0 - Reveal

514 20 2
                                    


"Iya, iya. Ini aku udah di depan rumah Kai."

"...."

"Beres lah. Urus aja si Rehan. Oke, bye."

Gadis bersurai hitam itu melihat seorang gadis dengan piyama biru muda keluar dari rumah. Sejak tadi, ia memang sudah menunggu gadis itu di depan gerbang rumah.

"Kok mendadak datang kesini, Lis?" tanya gadis itu sambil membuka kunci gerbangnya.

"Hehehe." Lisa hanya memberikan cengiran sebagai balasan dan menunjukkan kantong kresek di tangannya.

***

Lelaki yang memakai kaos hitam dengan celana pendek hitam memasukkan ponselnya ke saku. Di hadapannya, tepatnya di lapangan basket ia melihat temannya berpamitan dengan beberapa orang yang tadi baru saja mereka ajak berkenalan untuk bermain basket. Mereka memang sering random tempat untuk bermain basket. Setelahnya lelaki yang berpenampilan sama dengannya itu menghampiri.

"Bro, cari kopi yuk!" ajak Dimas pada temannya itu. Lelaki yang keningnya dipenuhi peluh mengangguk.

***

Kaila meletakkan laptopnya di atas sebuah meja kecil yang di tempatkan di kasur. Lalu ia menekan tombol On. Sementara itu Lisa hanya memperhatikannya sambil membuka sebungkus snack. Tak berapa lama, layar laptop menyala dan saat itu juga Kaila sibuk menggeser-geser kursor.

"Cerita padaku apa masalahmu dan Rehan?" tanya Lisa tiba-tiba membuat Kaila menghentikan sejenak kegiataannya.

"Ku kira kita akan menonton film," ucap Kaila dengan masih fokus pada kegiatannya.

"Kita bisa menonton sambil membicarakannya."

"Nggak fokus dong nontonnya."

"Ish, kita juga akan menonton film yang sama untuk ke sepuluh kalinya. Sampai-sampai aku sudah hafal per-menitnya."

***

Setelah mendapat kopi pesanan mereka, keduanya memilih duduk di bagian luar kafe. Mereka butuh udara segar.

"Bro, ada masalah sama Kai?" Dimas membuka percakapan.

Mendengar itu Rehan menaikkan alisnya. Kemudian men-coblos dengan sedotan bagian atas cup es kopinya lalu meminumnya.

"Tidak ada."

"Kalau tidak ada, kenapa kalian diem-dieman?"

Rehan mengalihkan pandangannya pada jalan di depannya.

***

"Aku rasa masalah kali ini cukup serius."

"Tidak ada, Lisa," sanggah Kaila menatap layar laptop yang telah menampilkan sebuah film. Ia duduk bersandar pada dashboard di samping Lisa.

"Please dong Kai. Tidak enak melihat kalian diem-dieman. Aku dan Dimas bingung harus gimana. Ayo cerita apa masalah kalian?" desak Lisa fokus pada Kaila, tidak peduli dengan film di depannya. Tujuannya kesini memang bukan untuk menonton. Siapa juga yang bilang ingin nonton. Kaila saja yang mengambil kesimpulan sendiri.

Kaila menatap wajah sahabatnya dengan raut tak terbaca.

***

"Serius, tidak nyaman melihat kalian kayak gini. Aku dan Lisa yang teman kalian jadi bingung. Kalau ada masalah diomongin baik-baik. Sadar nggak? Ini berantem terlama kalian. Satu bulan. Kalian juga bersikap aneh, tidak biasanya. Jadi kami pikir ini masalah yang benar-benar serius."

Love My Bestfriend - Complete (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang