"Ibu sedang tidak sehat. Pulanglah kak.""...."
"Kerja, kerja, kerja terus yang dipikirin." Suara Tari mulai meninggi.
"...."
"Bisnis ibu sudah mulai berkembang, kuliahku juga full beasiswa. Masalah biaya pengeluaran aku bisa cari sendiri. Sudah cukup kakak bekerja keras disana. Ekonomi kita sudah mulai stabil. Pindahlah kerja disini."
"...."
"Tapi ini sudah tiga tahun kak. Ibu pasti merindukanmu."
"...."
"Jadi lebih penting pekerjaan dari keluargamu sendiri? Terserah kakak. Aku tidak peduli."
Tari memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak. Ia sangat kesal dengan kakaknya. Saat ini ibunya sedang sakit, ia berharap kakaknya bisa pulang barang sebentar saja. Mungkin itu bisa membuat keadaan ibunya lebih cepat membaik. Namun yang ada dipikiran kakaknya hanya pekerjaan.
"Ada apa?" sebuah suara berat membuatnya terkejut. Begitu menoleh, matanya justru membulat.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Tari menoleh ke kanan dan ke kiri dengan panik.
"Kebetulan aku tadi lewat dan melihatmu seperti marah-marah," ucap lelaki itu.
"Harusnya kamu tidak menghampiriku. Ini di kampus, Han," peringat Tari setengah berbisik dengan masih menoleh ke kanan dan kiri. Saat ini tidak ada orang, namun tidak ada yang tahu kalau nanti ada yang lewat.
"Ada masalah apa?" tanya Rehan tidak peduli dengan raut Tari yang cemas. Menurut Rehan tempat itu cukup aman untuk keduanya berinteraksi sebentar.
"Ibu sedang tidak enak badan. Aku ingin kakakku pulang untuk melihat ibu."
"Ibumu sakit? Kok tidak memberitahuku?"
"Hanya kelelahan saja."
"Tapi tetap saja, Tar. Nanti aku akan datang menjenguk."
"Tidak perlu. Ia hanya butuh istirahat. Aku tahu kamu sibuk akhir-akhir ini."
"Tapi...."
"Bukannya sebentar lagi kamu ada kelas? Cepat kesana biar tidak telat." Tari mendorong tubuh kekasihnya, menyuruhnya untuk segera pergi.
"Ish, iya, iya. Aku ke kelas sekarang. Titip salam buat ibumu ya." Sebelum pergi Rehan berniat menyentuh kepala Tari namun segera dicegah gadis itu. Ini lingkungan kampus. Terlalu banyak mata. Mereka harus berhati-hati. Pada akhirnya Rehan memutuskan segera pergi. Setelah kepergian kekasihnya, Tari mengembuskan napasnya.
***
Seorang gadis yang rambutnya dikucir setengah ke belakang menatap ponselnya. Sejak tiba ia sudah sibuk mengetik sesuatu. Kaila memilih duduk agak belakang, lumayan jauh dari posisi Dimas yang sudah booking tempat untuk Rehan. Entahlah, dia tidak terlalu menaruh perhatian pada lelaki itu yang terus menyuruhnya pindah duduk ke dekat mereka. Ia terlalu fokus berkirim pesan dengan seseorang. Setelah kejadian di malam itu, berkali-kali Kevin minta maaf padanya. Dan sekarang hubungan mereka membaik untuk menjadi teman kembali.
Jika melihat keadaan kelas, baru ada beberapa orang yang telah tiba. Kelas dimulai terlambat karena sang dosen ada sedikit urusan. Perlahan, beberapa kursi yang semula kosong telah terisi. Lagi-lagi Kaila tidak peduli. Ia terlalu asyik bertukar pesan dengan Kevin, membicarakan novel yang baru saja dipinjamnya dari lelaki itu. Sampai-sampai ia tidak menyadari sahabatnya memasuki kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Bestfriend - Complete (✔️)
RomanceKisah Kaila Faeyza yang dijadikan tameng backstreet oleh sahabat yang ia sukai. Rehan Gahendra yang selalu ingin melindungi kekasihnya dengan kedok backstreet dan tanpa sadar telah mematahkan hati sang sahabat. Mentari Zamira yang pacaran backstreet...