10.0 - Messy (2)

459 21 2
                                    


Pernahkah kamu merasa begitu sangat mencintai seseorang dan takut kehilangannya namun kamu tidak bisa melakukan apapun? Pasrah? Betapa bodohnya orang yang tidak ingin melepas namun enggan juga mempertahankannya.

Kurang lebih seperti itulah perasaan Tari. Ia sangat mencintai kekasihnya namun semakin lama keraguannya semakin besar mengenai perasaan sang kekasih. Apakah Rehan murni mencintainya atau itu hanya sebuah pengalihan rasa?

Beberapa kali Tari harus termenung memikirkan itu. Ketika kuliah. Ketika rapat. Ketika berjalan. Ketika kerja. Bahkan ketika akan tidur.

Seperti hari ini, di tempat kerjanya. Setiap kali menyelesaikan pesanan atau tidak ada yang membeli ia akan berdiri dalam diam. Teman shift-nya sedang berada di dapur untuk membersihkan peralatan. Sementara ia bertugas menjaga counter. Akibat dari terlalu tenggelam dalam pikiran, ia tidak menyadari jika ada seseorang yang baru saja memasuki kafe dan menatapnya heran.

"Halo Tari? Hai! Halo? Halo?" Seorang laki-laki melambaikan tangannya berkali-kali tepat di depan wajah Tari untuk menyadarkannya.

Beruntung gadis itu segera sadar. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Pandangannya langsung pada seorang laki-laki yang mengenakan kemeja warna navy yang dimasukkan ke dalam celana jeans biru mudanya. Surai hitamnya sedikit berantakan namun justru menambah kadar ketampanan sosok itu. Tak heran beberapa gadis di dalam kafe sempat meliriknya tidak cukup sekali.

"Eh, Kevin! Sorry, sorry."

Kevin terkekeh. "Aku beberapa kali memanggilmu tapi sepertinya kamu terlalu asyik dengan duniamu. Apa masalah hidupmu sangat berat?" canda lelaki itu.

Tari tertawa. "Mau pesan apa?"

"Biasa, Java Chip Frappucino."

Tari segera membuatkan pesanan lelaki itu setelah Kevin membayar minumannya.

"Hari ini sudah selesai kuliah?" tanya Tari dengan mata fokus pada mesin espresso.

"Iya. Kebetulan tadi aku lewat sekalian beli kopi buat nemenin nugas."

"Wah, mahasiswa hukum tugasnya banyak banget ya?"

"Ya begitulah."

***

Kaila menatap suasana dalam kafe melalui kaca yang melapisi bangunan itu. Lalu ia membuka pintu dan masuk. Pandangan matanya langsung tertuju pada bagian counter. Disana ia melihat Tari yang sedang membuat kopi dan punggung seorang lelaki. Kaila berjalan menuju counter.

"Ini pesananmu." Tari menyerahkan minuman itu.

"Terima kasih," ucap Kevin yang bersamaan dengan kedatangan Kaila.

"Kaila." Tari menjadi orang pertama yang menyadarinya.

Mendengar nama itu, Kevin menoleh ke sebelahnya dengan sedikit terkejut. Kaila pun sama terkejutnya menemukan lelaki itu ada disini.

"Hai Kai," sapa Kevin dengan senyum lebar.

"Ha-hai," balas Kaila dengan senyum canggung. Kemudian ia mengalihkan pandangan pada Tari. "eum... Tari, kalau tidak keberatan, bisa kita bicara sebentar?"

Tari menatap Kaila penuh tanya. Sementara Kevin menatap Kaila penasaran.

Apa yang ingin dibicarakan dua gadis ini? Kenapa terlihat serius?

"Kita bicara di tempat istirahat."

***

Kedua gadis yang berpengaruh dalam hidup Rehan duduk bersebelahan di sebuah kursi. Ruangan itu tidak terlalu besar. Namun cukup nyaman digunakan untuk rehat sejenak.

Love My Bestfriend - Complete (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang