2 years ago...
*
*
*
*
*
*
*Jaehyun membanting pintu kamarnya.
"Jae benci mama! Jae mau tinggal sama papa aja!" Anak itu menangis tersedu sambil duduk di samping tempat tidurnya, sementara seorang wanita terus menggedor-gedor pintu kamarnya.
"Jae! Dengerin penjelasan mama dulu,"
"Enggak! Jae udah gak mau denger apa-apa lagi!" Serunya masih sambil senggugukan.
Tak butuh waktu lama untuk Mama nya Jaehyun menyerah, wanita itu memang punya kepribadian yang dingin. Dia tak memberikan apapun pada anaknya kecuali bangunan besar untuk berlindung yang tak bisa disebut "rumah" juga. Yang keluar dari mulutnya setiap hari hanya pertanyaan kaku seperti pesan otomatis, atau kritik. Ya sedari kecil, Jaehyun sudah dituntut sempurna. Salah sedikit, langsung dikritik, langsung dimarahin.
Jaehyun iri sama Taeyong, sahabatnya. Orang tua Taeyong juga sibuk tapi selalu punya cara untuk menghabiskan waktu dengan kedua anak mereka. Mereka juga sangat hangat. Bahkan mereka sudah menganggap Jaehyun seperti anak ketiga.
Jaehyun mengambil hapenya dari atas tempat tidur. Taeyong belum juga membaca pesan whatsapp yang dikirimnya sejam lalu.
Dengan kesal, Jaehyun mencampakkan benda itu ke arah tembok, hingga seluruh onderdil nya tercerai berai.
Lalu dia menangis sampai tertidur di lantai.
***
"Jae, yang bener dong, nge shoot nya," Komen Jungkook, rekan setim basket Jaehyun. Jaehyun melirik sebal. Tapi tak berkata apa-apa.
Pandangannya teralih pada sesosok anak yang baru lewat dari sisi lapangan sambil membawa sebotol minuman. Sebuah senyum pun mengembang di wajah Jaehyun, namun lekas memudar ketika anak itu ternyata tak berjalan ke arahnya, melainkan ke arah kelas. Anak itu bahkan tak menoleh sedikitpun ke arah lapangan.
Lagi-lagi Jaehyun hanya bisa mengutuk sebal dalam hati.
Sampai akhirnya saat sekolah berakhir, Jaehyun menunggu didepan kelasnya. Sesekali dia melirik ke dalam kelas Taeyong, yang jaraknya hanya selisih satu kelas. Taeyong ada di kelas 9-3, sementara Jaehyun 9-1.
Anak itu pun keluar, menggendong ranselnya yang ringan. Namun dia tak sendiri. Ada Yuta di sampingnya. Anak itu murid pindahan dan dari awal selalu sebangku dengan Taeyong.
"Oy Jae," Tegur Taeyong yang melihat Jaehyun berdiri tak jauh di depan mereka.
Jaehyun berubah ketus. "Gak baca WA dari gue lu? "
Taeyong memasang raut wajah penuh sesal. "Lu WA gue semalem? Sorry Jae, hape gue disita nyokap, gara-gara gue ngejailin si teri. Lu tau sendiri kan adek gue yang satu itu selalu minta dibully. Giliran udah dibully, eh ngelapor. Ini aja hape gue belum balik," Ucapnya nyengir. "Emang lu WA soal apa semalem? "
"Gak ada, gak penting, " Jawab Jaehyun menggelengkan kepala. "Temenin gue pesan seragam basket yuk. Seragam gue rusak, "
Taeyong menggaruk tengkuknya. "Sorry Jae, tapi gue udah ada janji nih sama si Yuta," Jawab Taeyong merangkul anak yang daritadi berdiri disampingnya sambil nyimak itu. Jaehyun yang tiba-tiba merasa sangat kesal, melirik sinis ke arah Yuta yang langsung merasa canggung. Yuta tau betul Jaehyun sama Taeyong itu pasangan paling tak terpisahkan se sekolah.
"Udah gak apa-apa Yong, lu pergi sama Jaehyun aja, " Ucap Yuta sungkan.
"Eh gak boleh gitu, gue kan udah janji. Yang namanya janji tuh musti ditepatin. Emangnya gue wakil rakyat yang taunya janji manis doang tapi ditepatin kagak?" Sanggah Taeyong. "Gimana kalo besok aja kita pergi, Jae? Besok kan Sabtu tuh jadi bisa lebih santai, "

KAMU SEDANG MEMBACA
STOWN HIGH SCHOOL
FanfictionPreviously "THANK YOU O'CLOCK" An NCT fanfic Kehidupan anak-anak SMA STown High School