3: Memories

395 36 2
                                    

Setiap setahun sekali di STown diadakan pensi dan festival yang bernama Inkigayo. Biasanya para siswa akan membuat penampilan di atas panggung entah itu nyanyi, dance, atau skit, dan mereka juga akan mendirikan stan-stan makanan atau game. Biasanya event ini diadakan selain untuk mempererat persaudaraan, tapi juga untuk menggalang dana.

Joy, bendahara kelas IPA 3 mulai mondar mandir sambil treak treak dengan suara cempreng nya itu, memborbardir semua anggota kelas yang suka lupa diri dan alergi bayar kas. Taeyong yang baru masuk kelas habis dari toilet, berniat ngacir begitu mencium aroma-aroma keji penjarahan dari bendahara mereka yang galaknya ngalah-ngalahin algojo itu. "Woy Taeyong!" Panggilnya, membuat Taeyong sontak membeku di tempatnya berdiri. Bahkan suaranya punya kekuatan kayak Medusa.

Taeyong memang ada-ada aja tingkahnya. Padahal dia ikut rapat pembentukan panitia Inkigayo, dan dia terpilih jadi ketua panitia stan. Duit juga dia selalu lebih, tapi tiap disinggung kas, dia kayak mendadak jadi tembus pandang gitu.

Taeyong juga sebenarnya dulunya wakil ketua kelas, terus karena ketua kelas mereka pindah sekolah, dia hampir naik jadi ketua, tapi akhirnya posisi itu diserahkan ke Doyoung karena Taeyong menolak. Eh tau-taunya dia malah dicalonkan jadi ketua OSIS, seolah-olah semesta ini juga tak mengijinkan dia berleha-leha di dunia.

Doyoung memimpin rapat di kelas mereka sepulang sekolah untuk menentukan penampilan dan stan apa yang akan mereka buat. Yuta mengusulkan untuk mereka menampilkan band, sementara Joy pingin mereka buat skit.

"Skit ratapan anak tiri gitu?" Tanya Taeyong membuat seisi kelas tertawa.

"Iya biar gue jadi mak tirinya, puas lu?!" semprot si bendahara, membuat Taeyong tertawa lepas. Uh, memang asik banget gangguin Joy, mulutnya pedess..

"Anak tirinya lu, Yong," Timpal Taeil yang memecah tawa lagi.

"Ah sial lu, bulan," Kutuk Taeyong.

Joy yang mendengar itu bergidik namun juga tertawa. "Atau bikin skit romcom gitu, pemeran utamanya Doyoung sama Sejeong,"

Sejeong, sekretaris kelas yang ikut berdiri di depan bareng Doyoung pun jadi malu-malu seiring bunyi ciee dari berbagai oktaf mulai berkumandang.

"Gak cocok, Sejeong mah kalem. Cocokan elu," Celetuk Taeyong lagi. "Sama Yuta gih, ntar skit nya judulnya memori perkemahan,"

Sontak seisi kelas tertawa makin nyaring, mengingat sebuah kejadian antara Yuta dan Joy waktu mereka berkemah saat kelas 1. Jadi Yuta saat itu bertugas mendirikan tenda dan Joy lagi masak air di tungku. Joy yang tiba-tiba kebelet pipis pun memanggil Yuta, "Yut, liatin ya, gue mau pipis," Pintanya, menunjuk tungku di hadapannya.

"Oke," Jawab Yuta.

Saat hendak kembali, Joy ketemu temannya, Hayoung dari IPS 1 dan jadinya ngobrol, sampai dia lupa sama air yang direbusnya.

Saat dia kembali, api masih menyala membakar tungku yang berasap. "Loh-loh, kok gak lu angkat?" Tanya Joy panik melihat Yuta yang duduk disitu.

"Tapi lu suruh liatin aja, jadi gue liatin," Jawab Yuta polos. "Lu masak apaan sih? Air? Biasanya kan blebeb blebeb gitu,"

Joy meremas rambutnya stres. "Gimana mau blebeb-blebeb bambang! Airnya udah kering kagak lu angkat! Cepet angkat!"

Sejak saat itu, muncul headline bertebaran: "Yuta kelamaan 'ngangkat', Joy stres miliknya sampai 'berasap'."

Tebak ulah siapa? Siapa lagi kalau bukan Taeyong. Hanya manusia titisan alien itu yang ada disitu menyaksikan kejadian tersebut dengan tawa sampai terguling-guling.

"Terooosssss, terooong, sebahagia hati lu aja ya. Entar lu cinta sama gue, baru tau rasa lu," Joy kehabisan kata-kata dan hanya bisa mengutuk Taeyong dalam hati. Pengen nonjok tapi muka ganteng Taeyong ada pasal undang-undangnya. Katanya.

STOWN HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang