Kai tak juga melepaskan tatapan mautnya dari dua junior yang kini berdiri di hadapannya. Jaehyun telah menjelaskan cerita dari versi dirinya, bahwa dia sudah dapat izin, bahkan dalam bentuk surat dari Pak Yunho untuk latihan selama tiga hari di studio. Dia juga mengaku bahwa Yuta yang menyerangnya lebih dulu. 'Tanpa alasan'.
Yuta yang berdiri di belakang bersama Taeil dan Johnny hanya diam, membuat Taeyong meliriknya penuh pertanyaan. Namun jauh di lubuk hati Taeyong dia sebenarnya bisa menebak apa yang membuat Yuta bisa semarah itu. Yuta adalah temannya dari SMP, dan anak itu sangat baik dan tidak akan pernah menyerang orang tanpa alasan kuat, kecuali alasan yang satu itu...
Namun Yuta tidak akan pernah mau buka suara. Maka Taeyong pun hanya diam di tempatnya berdiri, tidak membela diri atau apapun. Dia juga jujur bahwa dia yang mengusulkan adu panco, dan bahwa dia tidak memiliki izin dalam bentuk surat dari Pak Suho.
Seorang guru pun masuk ke ruangan, Pak Yunho. "Ada apa ini?" Tanyanya. Kai pun menjelaskan informasi yang telah didapatnya dari dua juniornya itu, membuat Pak Yunho melirik Taeyong kecewa. "Kenapa kamu selalu memulai keributan, Taeyong?"
"Saya gak niat ribut kok, Pak. Saya hanya ingin pembagian jadwal yang adil untuk pemakaian studio. Hanya kelas kami yang belum ada latihan, Pak, sementara Inkigayo sudah mau dekat," Jawab Taeyong.
"Lah kamu ada minta izin sama saya?"
"Saya sudah menemui Bapak, tapi Bapak suruh saya bicara dengan Pak Suho,"
Tak lama Pak Suho pun masuk dengan sedikit ngos-ngosan. "Maaf saya terlambat. Pak Yunho memanggil saya? Ada apa ini?" Tanyanya begitu melihat siswa-siswa dihadapannya.
"Anak anak ini buat keributan, dan Yuta berantem sama Jaehyun," Jawab Pak Yunho, namun dengan kedua mata masih tertuju pada Taeyong.
"Yuta? Kok bisa?" Ujar Pak Suho heran.
"Ini semua kesalahan saya, Pak, kalau memang ada yang harus dihukum biar saya saja. Mungkin saya gak sengaja udah memprovokasi Yuta," Jawab Taeyong.
Jaehyun yang berdiri di sebelahnya meliriknya penuh kebencian dan melengos. Dia tidak percaya melihat brandal satu itu sok jadi pahlawan kesiangan.
Akhirnya mereka pun dihukum membersihkan toilet. Dan Taeyong dicabut dari kandidat ketos.
Ya, benar. Dia tidak lagi kandidat ketua OSIS. Tapi Taeyong tidak menyesal, toh bukan impian dia juga punya jabatan itu.
"Yong," Panggil Yuta saat mereka jalan ke lapangan parkir. Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang saja, toh gak bisa pake studio untuk latihan. Wajah Yuta sendu penuh penyesalan. "Lu gak seharusnya bohong gitu sama Pak Yunho, apalagi demi gue. Lu jadi dicabut kan dari pemilihan ketos. Udah pokoknya gue bakal ngaku-"
"-nggak Yut," Taeyong dengan cepat menggenggam pergelangan tangan sahabatnya itu. "Masa bodo lah sama OSIS, gue juga gak pernah kepengen tuh jadi ketos,"
Melihat Yuta yang sangat merasa bersalah padanya, Taeyong jadi gak enak hati. Dia kadang sok pahlawan emang, tapi dia lebih milih gak jadi ketua OSIS daripada ngelihat sahabatnya terus dirundung sampai akhir tahun dia sekolah disini. Dipasangnya senyum diwajah, lalu dirangkulnya Yuta dengan kencang. "Udah gak usah lu pikirin, mending kita isi tenaga aja biar besok kuat nguli? Oke?"
Yuta hanya terkikik kecil, meski begitu sorot matanya masih sedih. "Makasih ya Yong,"
Taeyong mengangguk. "Gak gratis loh ini tapi, lu mesti bawa tuh pisang goreng bikinan Ibu lu yang super kriuk karna digoreng pake minyak plastik,"
"Minyak plastik pala lu lah Yong, ah nyebarin hoaks aja lu," Yuta akhirnya kembali jadi dirinya, dan Taeyong hanya tertawa mendorong temannya dengan usil hingga hampir ngejogrok ke dalam parit kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/219488189-288-k149908.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STOWN HIGH SCHOOL
FanfictionPreviously "THANK YOU O'CLOCK" An NCT fanfic Kehidupan anak-anak SMA STown High School