Chaewon menatap kosong orang - orang yang berlalu - lalang diluar pintu kaca toko bunganya dalam diam, binar pada matanya entah sejak kapan sudah meredup.
Tangan kanannya ia gunakan untuk meremat pulpen yang sebelumnya dipakai untuk memeriksa stok bunga.
Lama dengan posisi seperti ini, wanita dengan wajah yang terlihat pucat itu tidak menyadari ada orang yang mendatangi.
"Selamat pagi Kim eh Lee Chaewon!" Ucap seseorang dengan ramah, sang empu pun tersadar ia mendongakkan kepalanya, sudut bibirnya terangkat namun kembali seperti semula dengan cepat kala matanya menangkap wajah yang sangat ia kenal.
"L-lee J-jeno?" Cicit Chaewon tak percaya, bukankah pria yang sekarang berdiri didepannya itu masih mendekam di penjara?
Pria bernama lengkap Lee Jeno, tersenyum penuh arti pada Chaewon, ia merapihkan jas warna biru tua dengan penuh wibawa nan angkuh.
Tanpa ada izin, tangan kekar itu mengusap bahu Chaewon lembut, namun segera ditepis oleh sang empu.
Jeno terkekeh, ia menyilang kan tangannya didepan dada sambil mengeluarkan ponselnya.
Chaewon tidak mengeluarkan kata apapun ia hanya menunggu apa yang akan pria itu lakukan dengan diam.
Netra kelamnya terus mengikuti pergerakan Jeno, hingga pria bermata sipit itu menunjukan sesuatu yang membuat kerja otaknya terhenti seketika, air mata yang semula mengering rasanya ingin kembali menyapanya.
"Tidak mungkin!" Pekik Chaewon ketika penglihatannya melihat sesuatu yang sangat menyakiti hatinya, Jeno terus saja menggeser Poto - Poto yang ia jepret diam - diam, semakin ia menggesernya semakin runtuh pula pertahanan wanita cantik itu.
Didalam Poto itu ada Felix yang tak lain adalah suaminya dengan wanita lain. sangat jelas disana dua orang itu bergandengan, berpelukan, bahkan ada pula Felix yang dengan senang hati memakaikan cincin pada wanita yang Chaewon tidak kenal.
Seribu pedang yang merajam tubuhnya seakan tidak sebanding dengan rasa sakit yang Chaewon terima. Chaewon sadar bahwa Felix tidak akan pernah bisa berubah, predikat lelaki brengsek itu tidak akan bisa hilang dari hidupnya, Chaewon ingin menyangkal namun apa daya fakta yang terjadi sekarang dirinya yang kembali menjadi korban.
Seluruh otot pada bagian dalam tubuh Chaewon seakan berhenti berfungsi, ia lemas sungguh.
Dengan cepat Jeno mendekap Chaewon dengan erat, ia mengusap punggung sempit itu berharap ini bisa membuatnya lebih baik.
"Tenanglah aku bersamamu!" Ucap Jeno kepada Chaewon dengan suara yang rendah.
Brak!
Pintu itu dibuka dengan tidak etis, membuat dua orang yang sedang berpelukan melepaskan diri satu sama lain.
"Sedang apa kalian?!" Teriak orang itu dengan nada yang tidak bersahabat.
Chaewon menatap sendu pria yang sedang tersulut emosi didepannya dan menampilkan senyuman lirih.
"Eh long time no see my brother!" Sapa Jeno dengan santai.
Felix yang sedari tadi menahan emosinya, berjalan mendekat.
Bugh!
Pria yang sedikit lebih tinggi dari Jeno itu berhasil memukul rahang tegasnya sampai tersungkur, kejadian dimasa lalu kini terulang.
"Go to hell bitch!" Umpat Felix, ia tidak mau berurusan lebih lama lagi dengan orang yang sudah dianggapnya mati.
Setelah itu, Felix menggandeng paksa tangan Chaewon, wanita itu meringis kala genggaman Felix semakin mengencang.
Felix berjalan tidak sabaran, ia menghempaskan tangan yang sudah memerah itu ketika mereka sudah didalam mobil bagian tengah.
Felix menatap sengit Chaewon.
"Kau berselingkuh Chae?" Tuduh Felix.
Chaewon terdiam dan menunduk, ia hanya mengusap tangan yang sakit.
"Ck murahan!"
Mendengar pernyataan Felix, hatinya berdenyut nyeri lagi, ia tidak tahu sampai kapan pria yang sialnya jadi suaminya ini berhenti menyakitinya.
Chaewon tertawa, rasanya sangat lucu. Saat ini harusnya dirinyalah yang berkata seperti itu, harusnya dirinyalah yang meneriaki dan memukul Felix.
Tapi kenyataannya, Felix - nya yang melakukan itu sedangkan dia tidak melakukan apapun, sulit rasanya untuk mencerna semua ini.
Kerongkongannya seakan kering, suaranya tidak sanggup untuk memekik, badannya lemas sekali, bahkan sepertinya tidak mampu untuk sekedar berdiri.
Wanita itu masih tertawa dengan nada sumbang, air matanya terus turun mengaliri pipi kurusnya.
Felix mengerenyitkan alisnya, bingung dengan tingkah sang istri.
"Iya aku yang berselingkuh, kau boleh menceraikanku!" Lirih Chaewon putus asa.
Felix tidak mengeluarkan suara, sampai ketika pintu mobil itu menutup dengan pelan, ia kemudian tersadar dan beranjak untuk mengejar namun sayangnya Chaewon sudah tidak terlihat.
"Arghh!!"
Felix mengusak kasar rambutnya, ia merasa frustasi sekarang.
Prok... prok... prok...
Jeno bertepuk tangan dengan puas.
"Selamat tuan Lee, jangan lupa nanti hadiri pernikahanku dengan Chaewon, kau orang yang pertama aku undang jadi berbahagialah!"
Felix mencengkram kerah Jeno dengan erat.
"Punya hubungan apa kau dengan istriku?" Tuntut Felix dengan tak sabaran.
Jeno mendecih, ia mengambil ponselnya disaku celana bahan berwarna hitam.
"Aku kesini dengan murah hati ingin menunjukan ini tadi!"
Felix membelalakan matanya dan merebut ponsel milik Jeno.
"Kau kan tahu Chaeyeon adalah sepupuku!"
"Iya aku tahu!" Jawab Jeno sambil melepaskan cengkraman Felix.
"Lalu kenapa kau melakukan ini?!"
"Ingin bersenang - senang mungkin?" Ucap Jeno yang memain - mainkan kata - katanya.
"Lagi punya mesra sekali kau dengannya, apa jangan - jangan benar ya? Cincin, kue, boneka ehmm sangat mencurigakan!" Lanjutnya.
"Fuck!" Umpat Felix lagi, ia kemudian masuk mobil guna memperbaiki hubungannya yang berada diujung tanduk.
Ditengah perjalanan Felix menelepon Chaeyeon.
"Kapan kau akan menyatakan perasaanmu padanya? aku tidak mau istriku salah paham!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Plot twist ecek - ecek huhuhu, jangan lupa like dan komen, annyeong ❤️❤️
-Rei
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee Family {Chaewon - Felix}
FanfictionHanya berisikan tentang keseharian keluarga kecil dari Lee Felix yang tak lain sang kepala keluarga, wanita cantik kesayangan semua orang yaitu Lee Chaewon yang berstatus istri juga sekaligus ibu satu anak dari Baby Jae, bocah cerewet yang bisa memb...