Vote, komen, follow, Cheese 👍.
Author Pov.
Harvy berjalan dengan seragam yang sudah semraut, sudah tak rapi lagi dan kotor. Padahal seragamnya baru hari ini dipakainya, bisa-bisa Maminya mengamuk nanti.
Ini semua karena Milky dan hukuman gilanya, Harvy harus membersihkan sampai kolong meja, Milky mengawasi mereka dari ruang Cctv sekolah.
Bukan hanya Harvy, Jidan, Jilbert, Jhonson, Jackob juga berpenampilan serupa. Seragam yang sudah tak lagi rapi.
"Dimana Ketos? Katanya suruh nemui dia dimana?" Tanya Jidan, dia lelah, sudah terlewat 1 mata pelajaran, Pr MTK gak kelar. Nasib sial dihari seninnya.
Tapi bagusnya Jidan akhirnya bertemu dengan gadis idamannya, kemana saja dia selama 2 tahun bersekolah di Cendana. Kenapa baru tau sekarang.
Jilbert mengedikan bahunya "Gatau, tadi Gue cuma fokus sama mukanya doang" Celetuk Jilbert, memang dia cuma fokus sama wajah Milky yang kelihatan errr...menawan.
Mereka ber empat jalan tak tentu arah, sampai membuat guru pengawas menatap mereka aneh.
"Heh, kalian ngapai daritadi mondar-mandir?" Tanya Guru tersebut.
Mereka berhenti "Oh, kami nyari Ketos Buk, Ibuk tau dia dimana?" Tanya Harvy sopan, Guru itu ber oh ria.
"Dia ada di Ruang Osis, kan siswa yang di hukum tadi pada pergi ke sana, masa kalian gatau" Ucap Guru itu.
Mereka merasa bodoh, kenapa mereka baru sadar jika sekarang hanya mereka saja yang ada di koridor sekolah "Iya juga, makasih ya Buk" Ucap Harvy kemudian berjalan cepat menuju Ruang Osis.
Di ikuti Jilbert, Jidan dan Jackob, dan Jhonson yang masih sibuk dengan Nintendonya, Headbandnya sudah bertranformasi menjadi bando.
"Kok bego ya, kenapa gak kepikiran di Ruang Osis" Ucap Jilbert, dia gak kepirkiran ke Ruang Osis.
Tak ada jawaban, mereka akhirnya sampai di depan Ruang Osis yang pintunya tertutup, keadaan sunyi, karena Ruang Osis berada di pojok sekolah, dan di belakangnya ada kamar mandi tua.
"Ketok pintunya" Ucap Jhonson.
Jackob mau tak mau mengetuk pintu di hadapan mereka.
Tok tok.
"Permisi" Ucap Jackob sopan, tumben dia sopan. Harvy sampai memandangnya aneh, gak biasanya sepupu anjimnya ini sopan.
Tok tok tok.
"Permisiiii"
Tok tok.
"Permi-"
Cklek...
Pintu terbuka dan menampilkan seorang Siswa tinggi, memakai kalung berbandul liontin merah, wajahnya tampan rupawan, alisnya tebal dan rapi, hidung bagai perosotan bermain, bibir tebalnya yang ranum.
Manik hitam legamnya yang tajam, menatap mereka dengan tatapan bertanya.
"Oh, Lo pada yang tadi di hukum ya, mau apa?" Tanya nya datar, dia bersidekap dada dan bersender menyamping ke pintu.
"Kami disuruh nemui Ketos kalau uda selesai, Ketosnya ada?" Tanya Jidan.
Siswa itu menaikan sebelah alisnya "Milky ada sih, tapi Lo pada gausah nemui dia, nemui Gue aja karena Gue Waketos" Ucapnya tenang.
Namun ketenangan yang Siswa itu cipatakan malah membuat ke 5 nya merasa kesal, seakan mereka dilarang menemui Ketos cantik tadi.
"Gue gak ada urusan sama Lo, Ketos sendiri yang bilang kalau uda selesai, kami harus nemui dia" Celetuk Jhonson datar, memandang remeh Siswa di depannya.
Siswa itu kini menatap mereka dengan remeh, senyum sinis terbentuk sempurna di wajahnya "Kalau mau nemui Ketos, Lo harus berurusan sama Gue" Ucapnya dingin.
Dia maju, berdiri angkuh di depan Jhonson. Tinggi mereka sama dan kini tatapan keduanya menajam.
"Gue. Gak. Ada. Urusan. Sama. Lo!" Ucap Jhonson penuh penekanan.
"Tapi Lo harus berurusan sama Gue, kalau itu menyangkut Milky" Balas Siswa itu sinis.
"Gelut aja di lapangan, daripada adu bacot Lo berdua" Ceplos Jilbert datar.
Keduanya tak memperdulikan, namun hawa mulai mendingin di sekitar mereka. Di dalam Ruang Osis ada beberapa orang. Ada Bendahara, Sekretaris, Seksi kebersihan, Anggota PMR, Anggota Komite dan Ketosnya sendiri.
Mereka mendengar sedikit keributan lantas bangkit dari duduk, dan menghampiri pintu yang sudah terbuka "Ada apaan sih?" Tanya April bingung. Dia ini Sekretaris Osis.
"Mana Gue tau Pril" Celetuk Arin.
"Lo kalau gak suka, mending pergi" Ucap Siswa itu datar dan mutlak.
Jhonson merasa tersinggung, dia menyimpan Nintendonya dan melepas Hodienya "Lo kalau mau merintah, mending sama yang lain" Jawab Jhonson remeh.
Siswa itu merasa direndahkan, apalagi tatapan Jhonson itu jelas-jelas merendahkannya sebagai Waketos, dengan geram dia menarik kerah seragam Jhonson.
"Murid gak berguna macem Lo, mending jauh-jauh kalau mau deketin Milky" Bisik Siswa itu tajam, Jhonson tersenyum lebar yang mengerikan.
"Murid caper macem Lo, mending gausah ngatur hidup Gue, Gue mau deketin Ketos ya itu hak Gue, Lo bahkan cuma Waketos, bukan pacarnya" Balas Jhonson tajam dan remeh.
Siswa itu menggeram, sedetik kemudian.
Buagh!
Pukulan telak melayang ke pipi kanan Jhonson, membuatnya terhuyung dan menyeka darah di sudut bibirnya. Jhonson tersenyum semakin lebar, apalagi saat melihat Ketos yang dicarinya kini menatap mereka berdua dengan tatapan dingin.
"Qenzo Judithia, Gue gak tau kalau Lo sebenarnya suka mukulin Siswa lain"
Siswa yang dipanggil Qenzo itu menegang, dia berbalik dan menatap kikuk Milky yang berkacak pinggang. Hancur sudah Image baik, ramah dan lembut yang sudah Judith bangun di depan Milky.
"Milky-"
"Eit, Gue gamau denger pembelaan, jangan bicara sama Gue Lo, dan untuk kalian yang uda nyelesaian hukuman, tolong jangan terlambat lagi, pergi ke Koperasi dan ambil seragam baru, biaya biar Gue yang tanggung, dan untuk Lo yang habis kena tonjok, sini masuk biar Gue obati" Perintah mutlak dari Milky.
Ekspresi berbeda mereka tunjukan, Judith sedih karena dilarang bicara sama Milky, Harvy, Jidan, Jilbert dan Jackob tak percaya dengan apa yang Milky katakan.
"Gue gamasalah sama seragam, Gue bisa beli sendiri" Ucap Jidan tak enak hati, masa dia dibayarin cewek incarannya sih.
Milky tersenyum santai "Tenang aja Lo, anggap itu kenang-kenangan dari Ketos karena Lo terlambat, eh tapi jangan sampai kalian terlambat lagi ya" Ucap Milky ramah.
Jidan, Jilbert, Jackob dan Harvy bersemu merah mendengar kata kenang-kenangan, tapi mereka teringat sesuatu "Enak banget bajingan itu diobati Ketos, tau gitu tadi Gue aja yang di tonjok" Gerutu Harvy.
Sedangkan Jhonson tersenyum kemenangan, ini sudah direncanakannya sedari awal. Dengan santai dia masuk ke Ruang Osis, dia bakalan diobati sama Ketos cantik.
Tak sia-sia pipinya memar muehehehhee.
"Anjayani, enak banget SonWang, Gue juga mau diobati Ketos" Gumam Jilbert.
"Dia licik" Ketus Judith, ternyata dia sudah masuk ke perangkap Jhonson tadi. "Baru tau Lo pada, dia memang licik weeeeh" Sahut Jackob.
Jackob kenal betul sifat Jhonson, Siswa terlicik di Cendana. Dia bahkan mengibuli Kepala Sekolah dengan cara memancing Kepala Sekolah untuk menyebutkan password Wifi sekolah.
Licik, namanya juga doi pinter.
Tbc...
Syalalalalla
KAMU SEDANG MEMBACA
Milky's Harem [Sequel My Alter Ceo] [End]
Teen Fiction"1 kata yang mendeskripsikan Milky?" "Ratu"-Harvy "Segalanya"-Bagi Judith "Sempurna"-Dimata Jhonson "Amazing"-Dihati Jackob "Kehidupan"-Dihidup Jidan "Cahaya"-Kata Derlon "Kakak cantik"-Bagi Alki. "Alki, aku bilang cuma 1 kata" "Tidak cukup1 kata un...