Kabar pahit

192 33 16
                                    

'''"Matahari tidak akan menjadi merah.
Laut tidak akan menjadi biru.
Aku nggak akan pernah berhenti,
untuk mengganggumu."'''

.
.
.
.
.

Lorong rumah sakit gempar melihat pasien yang baru saja datang dan beberapa orang yang mendorongnya. Salah satu ruangan yang dituju adalah ruang operasi, karna luka diarea  kepala yang sangat berbahaya.

Mita hanya mengantarnya sampi pintu masuk, ia sangat tidak tega melihat sahabatnya masuk rumah sakit. Tidak lama kemudian Ayah Rendi dan Mama Lita segera datang.

"Kenapa ini bisa terjadi?" tanya Mama Lita

Mita yang tak kuat menjawab lansung memeluk Mama Lita dan menumpahkan semua air matanya.

"Kenapa sayang?" tanya Mama Lita disela tangis Mita

"Tadi pas Raina izin pamit pulang, tiba tiba aku udah dapat kabar kalau Raina kecelakaan" jelas Mita

Ayah Rendi dan Mama Lita yang kaget mendengar nasip putrinya langsung meneteskan air mata.

"Cari tau siapa yang berani menabrak putri aku" ucap Ayah Rendi kepada Martin

"Baik tuan" ucap Martin yang langsung pergi

Bunda Bunga yang baru aja datang lansung menampar Mama Lita.

"Apa yang kamu lakukan kepada putriku hah!" teriak Bunga kepada Mama Lita

"Ini salah kamu yang memaksa Raina pindah ke Amerika" ucap Mama Lita yang sudah mendengar penjelasan kepada Raina kemarin

"Cukup, lebih baik kita berdoa agar Raina bisa bertahan" ucap Ayah Rendi

Mereka semua lansung berdoa dan menunggu didepan ruang oprasi.

.
.
.
.
.
Sudah hampir tiga jam tetapi operasinya belum selesai, semua yang disitu sudah panik dan cemas akan keadaan Raina. Tiba tiba pintu oprasi terbuka dan menampilkan dokter dengan wajah yang murung.

"Gimna keadaaan Raina dok?" tanya Mita mewakili mereka semua

"Kami memohon maaf pak buk, operasinya berjalan dengan lancar tetapi"

"Tetapi apa?" tanya Mama Lita

"Allah berkehendak lain, nyawa Raina tidak dapat terselamatkan" lanjut dokter itu dan segera pergi

Mereka semua langsung menangis sejadi jadi mendengar orang yang mereka sayang sudah tiada.

"Raina mas" ucap Lita yang memeluk suaminya

Bunga yang memaksa masuk untuk melihat jenazah Raina tidak diperbolehkan oleh suster.

Mita yang sadari tadi duduk sambil menangis dalam diem, kemudian ia menelfon seseorang.

Hallo by, ada apa?

Hallo

Kamu kenapa? Kok ada suara orang nangis? Kamu gak papa kan?

Raina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang