Part 5: Terpencar

12 13 0
                                    

"JANGAN TERPISAH! TETAP BERSAMA!!"

"HAH!! HAH!! HAH!!"

"MONSTER SIALAN! KENAPA MUNCUL TERUS!!"

"KE KIRI!!"

"KAKI KU SAKIT!!"

"AYA! PEGANG TANGANKU!!"

Tidak ada habisnya perjuangan mereka melawan para makhluk itu. Seharian kemaren mereka terus bergelud, melawan dengan sekuat tenaga tanpa ada jeda sedikitpun untuk mengistirahatkan badan. Dan sekarang pun sama. Di waktu tengah malam yang masih gelap, makhluk-makhluk itu datang lagi di saat mereka masih tertidur. Untunglah sebelum menyerang mereka menyadari dan memutuskan untuk berlari. Mereka kesulitan melihat sekitar karena senter yang mereka punya sudah rusak akibat pertempuran semalam. Membuat obor pun mereka tidak sempat saking di buat panik dengan para makhluk itu. Bahkan tas Zanna yang berisi makanan juga tak sempat mereka bawa.

ROOOAAAHMMM!!!

"AAKHH!!"

"SIAPA ITU!!"

Aziel tak bisa melihat siapa yang barusan berteriak di sampingnya. Di sekitarnya gelap. Tapi dia yakin bahwa itu adalah suara perempuan.  Langkahnya terhenti ingin memastikan. Namun tanpa di duga tubuhnya malah terpental karena seseorang menabraknya.

"Heh! Siapa?!"

Aziel bernafas lega bahwa yang dia dengar adalah suara manusia, bukan makhluk buruk rupa itu.

"Gue Aziel."

"Ckk ngapain lo berhenti. Ayo bangun! Pegangan, kita gak bisa terpisah sama yang lain."

Agam berdiri dengan mencengkal lengan Aziel kuat-kuat dan membawanya berlari. Dia juga tidak bisa melihat sekitar. Makanya sampai tak sengaja menabrak Aziel yang berhenti di depannya.

*****

"BERHENTI!! ADA JURANG!"

Mereka dibuat kaget saat tiba-tiba mendengar suara teriakan Gama. Bahkan mereka saling menarik agar bisa berhenti. Saat berlari Brian memerintahkan mereka untuk saling berpegangan agar tidak ada yang terpisah. Apalagi melihat kondisi yang benar-benar gelap.

Gama meringis saat mencoba untuk bangkit. Sean yang berada di sampingnya berusaha menarik tangannya. Gama hampir saja jatuh ke jurang.

"Siapa yang ada di sini?" Suara Brian mengalihkan fokus mereka. Tangan laki-laki itu menarik Arumi agar mendekat dengannya.

"Gue sama Casha ada." jawab Zanna.

"Inshira sama gue," timpal Adera. Tangannya menjelajah di sekitar, "Na, pegang tangan gue," pintanya. Zanna sedikit kesulitan mencari tangan Adera sampai akhirnya berhasil dan saling berpegangan.

Hening. Tidak ada lagi yang menyahut. Degub jantung mereka berpacu cepat. Tidak--jangan. Mereka tidak ingin kehilangan lagi. Brian menghela nafasnya kasar. Dengan berat dia berucap.

"S-siapa yang terpisah ... " lirihnya.

Lagi-lagi hening. Tidak ada yang berani menjawab. Semua takut. Takut jika mengetahui beberapa teman mereka ada yang hilang, atau kini tengah dihadapkan dengan para monster.

"GUE BILANG SIAPA YANG GAK ADA DI SINI!!!" teriak Brian, tidak peduli kalo suaranya barusan akan mengundang para makhluk untuk datang. Saat ini, dia hanya ingin tau keberadaan teman-temannya.

"Bri, kayaknya yang gak ada di sini itu--"

Ucapan Sean terhenti saat mendengar langkah kaki yang berlari menuju ke arah mereka. Semua kaget namun memutuskan tidak berteriak. Mereka takut jika itu adalah para makhluk bertanduk.

Teror Dunia SebrangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang