Feri berlari menghindari serangan demi serangan yang dilayangkan Arkie tanpa henti. Melawannya tak mudah. Dia sangat kuat, bahkan Feri pun kesusahan melawannya. Kelemahannya bukan bawang, tapi bunga anggrek bulan yang jarang ditemui. Feri sudah membawanya dalam bentuk serum. Hanya tinggal menyuntikkan ini kepada Arkie, tapi rasanya sulit sekali.
Bela dirinya tak bisa diremehkan. Sudah sewajarnya bukan bagi ketua sepertinya? Ah, ini sangat merepotkan.
"Apa kamu tidak lelah terus berlari? Ayo, serang saya. Buktikan kalau kamu memang ku--"
Belum sempat melanjutkan, pedang kecil yang dibuat dari bambu berhasil melesat hingga menggores pipinya. Darah mengucur, tapi tak lama luka itu menutup. Kemampuan regenerasi yang merepotkan.
"Bagaimana? Sudah mulai frustrasi, Feri?"
Sementara Feri sibuk berurusan dengan Arkie, Aziel membantu Brian bangkit dan memapahnya ke tempat yang aman.
"Ah, lo keras kepala, sih. Makanya, kalo masih sakit itu, jangan sok jagoan," ujar Aziel.
"Gue beban, ya, Ziel?" lirih Brian.
Mendengar nada ucapan Brian yang begitu frustrasi membuat Aziel terkejut. Brian si sosok pahlawan yang selalu menguatkan teman-temannya kini terlihat lemah. Apa yang terjadi setelah Brian menghilang?
"Bri, ceritain sama gue semuanya nanti," sahut Aziel.
Dia meninggalkan Brian bersama Arkhan untuk diobati. Setelahnya, Aziel berlari untuk kembali membantu. Dia tak akan memaafkan para iblis itu.
Kembali kepada Feri. Kali ini, dia tak sendiri. Setelah menyelesaikan urusannya, Tio datang untuk membantu. Pria itu bertepuk tangan melihat wajah Feri yang lebam dan napas yang terengah-engah.
"Sini, saya bantu. Kasian mana masih muda." Tio mulai beraksi. Pria itu berlari dengan begitu cepat sambil melakukan serangan demi serangan ke arah Arkie.
Semuanya ditepis dengan begitu mudahnya. Setiap kali terluka, luka itu akan menghilang dengan sendirinya. Dia bisa beregenerasi selama 30 detik. Maka dari itu, setelah membuat Arkie terluka, Feri dan Tio harus menyerang dengan cepat sebelum 30 detik.
Meski begitu, jika mereka bisa memberi luka yang fatal, kemampuan regenerasi Arkie akan melambat hingga satu jam. Di saat itulah mereka bisa menyuntikkan serum bunga anggrek bulan. Namun, mengingat keahlihan bela diri Arkie, sepertinya akan sangat sulit.
Di saat Arkie tengah menangkis serangan demi serangan dari Feri maupun Tio, panah melesat dengan cepat dari atas pohon dan menancap tepat di punggung Arkie. Mata tajamnya segera mencari dalangnya, lalu mencabut panah itu dan melemparkan ke arah tersangka, Gama. Untungnya Gama bisa menghindar.
"Cuma segini yang bisa gue bantu!" teriak Gama.
"Yo, makasih anak pemarah!" sahut Tio membuat Gama kesal.
Tak melewatkan kesempatan, Feri menancapkan tombak di luka tadi sebelum kemampuan regenerasi Arkie pulih. Arkie memekik, lalu menendang Feri hingga terpental ke pohon.
"Kalian tidak malu, ya, menyerang saya bersamaan seperti itu?" Mata Arkie berubah merah. "Mari kita akhiri dengan segera."
Kegesitan Arkie berubah pesat. Dalam sekejap mata, Tio ikut terpental hingga mulutnya mengeluarkan darah. Sedangkan Feri kini telah dicekik dengan begitu kuat hanya dengan satu tangan. Kakinya tidak menapak tanah, dia terus meronta, sedangkan Arkie tersenyum penuh kemenangan.
"Sudah siap menemui ajalmu, Feri?" tanya Arkie.
"Ke ... pa ... rat ...." Napas Feri tercekat, dia sudah tak bisa menahannya lebih lama lagi. Tangannya diam-diam mengisyaratkan sesuatu kepada Tio yang langsung dibalas dengan sebuah anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Dunia Sebrang
FantasiPercayakah kalian dengan adanya dunia lain? Dunia luar yang mungkin tidak kita ketahui. Jika memang benar-benar ada, bukankah tidak mustahil bagi ciptaan Tuhan yang satu ini? Lalu, apa jadinya jika tiba-tiba kalian terjebak di dunia yang tidak kalia...