Chapter 1-Prolog

431 20 0
                                    

Deluxe Tower
Chicago,Illinois.

Raut bahagia terpancar jelas diwajah pria itu. Sudah hampir satu jam ia tidak beranjak dari kursinya,ia juga tak henti memandangi kotak beludru yang berisikan cincin bermatakan berlian cantik. Selang beberapa saat kemudian ponselnya pun bergetar,menampilkan notifikasi pesan singkat disana.

Babe💕
Don't be late.

Karl
Ok babe,see u there Love❤️

Pria itu pun langsung beranjak dari kursinya seraya memasukan kembali kotak beludru itu kedalam saku jasnya. Beberapa detik setelah itu ponselnya kembali bergetar. Sebuah pesan lain muncul.

Clay
Aku sudah memesan bunga seperti yang kau mau. Blue Florist,6th Avenue.

Tak lama pintu ruangannya terbuka menampilkan sosok wanita disana.
"Permisi sir, maaf mengganggu anda. Untuk dokumen meeting besok sudah siap dan jadwal meeting dengan dewan direksi akan dimulai pukul 8 lebih awal." ucapnya.

Pria itu meraih kunci mobil dan berjalan memutari meja kerjanya seraya sekilas melirik jam ditangannya.
"Kau terlalu sering lembur Sheryl. Seharusnya kau tidak memaksakan diri untuk mengurusi semua dokumen itu." balasnya.

"Tidak apa-apa tuan, ini sudah jadi tugas dan juga tanggung jawab saya tuan. " ucap wanita bernama Sheryl itu,yang tidak lain adalah sekertarisnya.

Sudut bibir pria itu tertarik keatas mendengarnya.
"Alright then,sebaiknya kau pulang dan beristirahat. Aku tidak ingin sekertaris terbaikku sakit karena terlalu sering lembur bekerja.okay?"

Sheryl mengangguk pelan seraya tersenyum pada bosnya itu.
"Ok sir,terima kasih. Kalau begitu saya pamit sir . . Good night Mr. Bardolf" balas Sheryl seraya berjalan keluar ruangan.

Pria itu mengangguk pelan seraya tersenyum melihat kepergian sekertarisnya itu. Ia kembali meraih ponselnya dan memandangi foto yang menjadi wallpaper diponselnya itu.
Foto seorang wanita dan dirinya yang sedang berpelukan disebuah pantai dengan wajah yang dipenuhi kebahagiaan.
"I can't wait to make you mine Giselle. Soon...you'll become Mrs. Bardolf" ucapnya lalu beranjak meninggalkan ruangan.

Musim dingin di Chicago tampaknya akan segera berakhir. Salju yang tadinya menumpuk tebal dipinggir jalan,kini sudah tak lagi terlihat begitu tebal. Namun jalanan masih cukup licin,membuat Karl harus memacukan mobilnya dengan hati-hati. Ia baru saja mengambil pesanan buket bunga yang dipesannya dan dalam perjalanan ke sebuah club malam disalah satu hotel di midtown Chicago.

Perlahan mobilnya berhenti diperempatan lampu merah. Ia meraih ponselnya dan mencoba menelepon kekasihnya Giselle. . . setelah menunggu cukup lama tampaknya tidak ada jawaban dari Giselle,membuat Karl sedikit khawatir. Karl pun langsung melajukan mobilnya saat dilihatnya lampu hijau sudah terlihat.

Namun....

Namun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The day I met You..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang