👑 LEALDIRAJA 👑
Rivaldi langsung keluar kelas setelah bel istrirahat berbunyi, meninggalkan Malea dengan wajah lesunya.
Sebelumnya Rivaldi mencoba mengajak Malea berbicara, tetapi Malea hanya membalas singkat, selebihnya Malea akan menghindari cowok itu.
Bahkan Malea sampai meminta Rin untuk menjemputnya sekolah dan pindah tempat duduk di samping Arabelle.
Seharian Malea terus menghindari Rivaldi. Kini setelah Malea hendak mencoba baikan cowok itu malah mengabaikannya.
"Lea, lo sakit?" tanya Arabelle menempelkan punggung tangannya di dahi Malea, mengecek suhu badan cewek itu.
Malea menatap Arabelle dengan raut wajah ingin menangis.
Arabelle menarik tangannya. "Agak anget," ucapnya setelah membandingkan dengan suhu keningnya.
Sebenarnya sudah dari pagi Malea merasa kurang enak badan.
"Kalo sakit ke UKS aja ya?" tawar Rin yang duduk di belakang mereka.
Malea menununduk menggeleng pelan, tak lama air matanya jatuh perlahan merayapi pipi.
Arabelle memegang kedua bahu Malea. "Lea, lo ada masalah? Kalo ada masalah cerita ke kita, kita bakal dengerin kok!"
Ucapan Arabelle dibalas anggukan oleh Rin.
"Aldi," lirih Malea.
"Rival kenapa? Seligkuh atau ada gebetan baru, oh! atau lo di apa-apain sama dia? Kalo bener biar gua hajar tuh kadal satu!" ucap Rin sedikit bercanda.
Malea hanya menggeleng lemah lalu menunduk.
"Lho, Lea kenapa nangis?" tanya Reva, memancing perhatian teman sekelasnya yang lain.
"Brerantem sama Rival ya? Gua tadi lihat dia keluar kelas, mukanya asem bener," sahut Zidan.
Rin dan Arabelle mengangkat bahu tidak tahu.
"Gua gak apa kok," ucap Malea. "Cuma kurang enak badan aja," lanjutnya menjelaskan.
Malea mengusap sisa air matanya, dan tersenyum seperti biasanya, hanya saja hidung dan matanya agak memerah sisa menangis.
"Gua keluar dulu ya, mau ke belakang, hehe," pamitnya dengan cengiran.
Meski senyumannya telah kembali, tak ada satupun yang percaya jika cewek itu baik-baik saja.
Rin dan Arabelle mengikuti Malea diam-diam karena jika melakukannya terang-terangan Malea pasti akan mengusir mereka.
Malea berjalan menyusuri gedung. Tanpa sadar ia melangkah menuju lapangan indoor sedang digunakan kakak kelasnya bermain basket.
Tiap jam istirahat terakhir biasanya Rivaldi bergabung dengan mereka.
Tapi, meskipun Malea menelusuri lapangan bahkan tribun penonton di sekelilingnya ia tidak menemukan batang hidung Rivaldi di sana.
"OI AWAS!"
Seruan itu berasal dari lapangan, tapi Malea tidak mendengarnya, kepalanya terlalu penuh untuk fokus.
Duk!
Buk! Buk!
Suara itu bersahutan baru saja sebuah bola basket membentur kepala Malea membuat cewek itu limbung membentur dinding sebelum ia jatuh ke lantai marmer yang keras.
"Lea!" seru Rin dan arabelle yang sedari tadi mengekutinya.
Cewek itu merasakan perih di kepalanya, dan juga lengannya.
Beberapa orang disana berhamburan berlari ke arah Malea, kepalanya berat, pandangannya mengabur, perutnya mual, mungkin karena dia terlalu memikirkan kejadian kemarin.
°•.•°🍁°•.•°
"Udah lah Val, gak usah dipikirin gitu, secanggung apapun lo sama dia, ujungnya pasti baikan kok," hibur Dimas menpuk-nepuk punggung Rivaldi.
Rivaldi mnghela nafas lelah.
"Eh tapi mending ajak baikan sekarang deh, ga usah ditunda lagi, hari ini lo kayak ilang nyawa gitu, mirip zombie, roar!" saran Reza diakhiri ejekan dan kekehan.
Rivaldi sengaja menghindari Malea karena kesal menghadapi sikap cewe itu tadi pagi, akan tetapi menghindari Malea hanya membuat Rivaldi merasa khawatir dan gelisah.
Tidak tahan lagi dengan kegelisahannya Rivaldi berdiri spontan.
"Lo mau gabung main basket!?" tanya Reza.
"Balik kelas!" jawab Rivaldi sebelum berlari keluar dari area kantin.
"Gas bro, buruan jadian kalo bisa!" teriak Reza.
Reza berpikir sejenak, ia merasakan ada sesuatu yang jangggal, cowok itu menoleh pada botol minuman yang isinya telah tandas.
"WOI RIVAL KAMPRET, MINUMAN LO BELOM LO BAYAR!!" Reza berteriak kencang, tapi percuma, Rivaldi sudah tidak berada di sana lagi. Terpaksa dia yang harus membayarnya.
"Awas aja lo Val, gua bikin lo balikin uang gua pake bunga sekalian!" guman Reza menusuk-nusuk sadis batagor di piringnya dengan raut penuh dendam.
°•.•°🍁°•.•°
"Eh Val, tunggu!" panggil seseorang.
Rivaldi menoleh pada cowok yang memanggilnya.
"Apaan?! Gua buru-buru!" balas Rivaldi galak.
"Cuma mau ngasih tau kalo cewek lo kepalanya bocor, se-" Belum selesai cowok itu berbicara Rivaldi sudah melesat menuju UKS, kemana lagi jika bukan kesana.
Pantas saja jika dari tadi dia gelisah, ini mengingatkan Rivaldi dengan kejadian enam tahun lalu.
Lea, ia harus menemui Lea-nya sekarang!
Masa bodo dengan rasa kesalnya, masa bodo dengan Malea yang terus menghindarinya, masa bodo dengan trauma cewek itu, yang terpenting ia harus memastikan keadaan Maleanya sekarang!
[To be continue]

KAMU SEDANG MEMBACA
LEALDIRAJA
Fiksi Remaja[Repost, Stuck] Pernah gak naksir sahabat sendiri? Tapi apesnya cewek yang kamu taksir cuma menganggap kamu sebagai sahabatnya, permanen pula! Eh.. Malah muncul cowok lain yang berusaha deketin dia. Lebih parah lagi cewek yang kamu taksir itu fuj...