3

768 91 21
                                    


Minggu berganti bulan.
Saint duduk bersantai di teras belakang rumah besar itu sembari menyandarkan Nana tepat di dadanya hingga gadis kecil itu selalu tersenyum manis merasakan kasih sayang dari Saint.

“Papa sudah lama tidak ke rumah sakit…apa Papa sudah sembuh..?”

Saint hanya tersenyum singkat dan mengecup pucuk kepala Nana lembut.

“Emmm,,,Papa merasa sangat sehat sayang…”

“Benarkah..?? Apa kita bisa liburan Papa..?”

“Kau menginginkan liburan emm..”

“Yup…Nana mau Papa.”

“Oke,,,,kau ingin kemana..?”

“Ke pantai.”

Saint tersenyum mendengar permintaan anak tersayangnya ini. Ia sangat tahu di mana tempat favorit Nana.

“Oke…kita akan liburan sayang.”

Nana tersenyum manis sembari mencium kedua pipi papanya sayang. Saint terkekeh pelan mendapatkan perlakuan manis dari Nana.

Tapi senyuman kebahagiaan tergantikan dengan wajah tegang saat mendengar teriakan dari ambang pintu.

“SAINT,,,,SIAL! DI MANA KAU..??!!” teriak Perth nyaring.

Saint dengan cepat menyuruh Nana agar pergi ke kamarnya, sementara ia langsung menemui Perth di ruang tamu.

“Ada apa Perth..?? Kenapa kau berteriak-teriak seperti ini..??”

Perth dengan cepat mendekat.

Bruk!

“Eeggkkhh..” Saint tercekik dan tubuhnya tersudut ketembok akibat perbuatan kasar Perth.

“Apa yang kau katakan pada orang-orang tentang istriku Saint..?? Katakan..!!” geram Perth marah hingga giginya gemeretak.

Sementara Saint kesulitan menarik nafas karena saat ini cekikan tangan Perth pada lehernya semakin kuat. Air mata Saint mengalir deras, ia tidak menangisi kesakitannya bahkan ia selalu merasakan sakit lebih dari itu. Yang membuat sakit adalah pria yang selalu mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan itu bersikap kasar padanya.

“Uggggkkk..lepas akhh…Perth…” Saint meronta hingga cekikan perth terlepas.

Pllakkk!!!

Pllakkk!!!

Wajah Saint terhempas kuat berlawanan saat ia berhasil melepaskan cekikan suaminya. Tapi kini, tangan Perth yang mencekiknya barusan memberondongnya dengan tamparan keras.

“Ini pelajaran untukmu..!! Karena telah menjelek-jelekkan istriku Saint..!!”

Kali ini Saint tidak menangis. Ia menatap Perth dengan tatapan putus asanya.

“Bukankah aku juga istrimu Perth..??”
Perth terdiam sesaat mencerna kata-kata Saint, tapi setelahnya ia tersenyum sinis.

“Ya,,,itu dulu, saat aku dibutakan oleh rayuanmu gay sialan..! Bagaimana bisa aku menyentuhmu..?! Kau tau, kau sangat menjijikkan Saint..! Menjijikkan..!! Bagaimana bisa aku menikahimu selama 10 tahun lamanya..!!!”

Saint mematung mengumpulkan semua kesadarannya akibat tamparan Perth barusan yang membuat kepalanya sedikit pusing.

Sesaat Saint tersenyum, Perth tidak mengerti apa yang membuat Saint bahagia hingga senyumnya mengembang. Sementara di sudut bibirnya mengalir darah segar akibat tamparannya yang menimbulkan luka.

“Terima kasih Perth…..terima kasih…. Kau telah percaya pada wanita yang baru kau kenal sembilan bulan dan mengabaikan pria menjijikkan yang telah hidup denganmu selama sepuluh tahun…Terima kasih…” ucap Saint gemetar sembari berpaling hendak beranjak, sementara Perth kini terdiam setelah mendengar perkataannya.

𝙾𝚗𝚎 𝙺𝚘𝚖𝚖𝚒𝚝𝚖𝚎𝚗 (Perth"Saint) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang