6. 'reply your story

193 32 23
                                    

Disini banyak kata kasarnya:v
uda aku peringatin dr awal, toh,
yg alim jangan baca, ntr kalian ternodai
wkwk canda²😹✊

***

Bella mengoper bola ke arah Davina, gadis itu memantulkan ke arah dalam ring dengan optimis. Namun tak sampai disana, pantulan Davina nyatanya meleset.

Saat ini, tim lawan dikatakan jatuh kebih unggul.

"Davinaaa! Lo pasti bisa!" Teriak Kirana di pinggir lapangan bersorak heboh. Meneriaki tim kedua temannya itu berada.

Lagi dan lagi, pantulan bola yang dilempar Davina melesat begitu saja. Ia meratapi bola basket yang sedari dipantulkan tidak tepat sasaran memasuki ke dalam ring.

Bella menepuk pundak pundak gadis itu, "Fighting, Sist!"

Secara spontan, Davina tersenyum, menaikan bibirnya.

"Gue gak bisa maen basket!"

Posisi yang sama terulang kembali, Davina terdiam menghadap ring basket dengan tatapan frustrasi.

Seorang lelaki memantulkan bola basket, hanya dengan satu pantulan. Bola basket itu memasuki ring. Lelaki itu mengambil pantulan bola kembali berujar, "Gimana bisa, lo sendiri gak niat," cibirnya kembali menjitak kepalanya lalu memberikan bola basket selagi membenarkan posisinya. "Fighting, Dav! Fighting!"

Davina merampas bola basket di genggaman lawan bicaranya itu lalu mencoba kembali memasukkan bola ke ring dengan gerakan taktik yang tak jauh berbeda.

Lebih keras mencoba hingga pantulan bol basket tepat memasuki ring. Davina bersorak bahagia heboh. "Yeah! Gue bisa!"

PRIT!

Peluit itu membuyarkan lamunan Davina, seseorang dari dekatnya mengambil bola tersebut yang masih berada digenggamannya.

Tak lain Raka, berhasil memasukkan bola ke dalam ring.

Poin mereka kini bertambah. Seri.

"Anggep aja, gue selalu buat lo, ketika pertandingan besok."

Entah dorongan dari mana, perihal kata lelaki itu memberikan semangat. Gadis itu kembali menyerang musuh hingga bola yang dipantulkannya berhasil memasuki ring.

Seseorang dari arah yang berbeda hanya bisa bersorak dalam hati setelah memperhatikan gadis itu berhasil mencetak gol, ia kembali berbalik arah meninggalkan lapangan.

"Davina! Bella! Fighting, Sist!"

"Raka! Jackpot!"

Raka menaikan alis mengarah kedua temannya itu yang berteriak heboh memanggil namanya. Digantikan oleh tepuk tangan membanggakan tim mereka.

Bilqis mengacungkan jempol mengangkat kedua tangannya mengarah ke Davina, gadis itu baru saja memantulkan bola tepat mengenai ring basket.

Demi waktu tersisa tertinggal sedikit, Kirana mempercepat langkahnya. Sedari tadi, ia mengatak-atik salah satu ponsel temannya. Memainkan permainan games online selagi menunggu permainan basket yang berlangsung di hadapannya.

Cooking freezer, terpaksa terhenti ketika layar notifikasi gadget dengan pop-up itu menjeda permainan masak-masakannya.

Dengan usil, Kirana mengeledah ponsel itu dengan aksi gabutnya. Membuka WhatsApp, kamera swag, media, dan sosial media lainnya yang menarik perhatiannya.

Kebetulan ponsel yang digengam Davina tidak mengenakan kunci pasword maupun fingerprint di layar utama maupun bagaian aplikasi.

Bagaian story WhatsApp pun tertumpuk begitu saja, dengan gabut, Kirana membuka satu oer satu. Bukan membuka privasi orang, salah siapa juga, jika tidak dikunci?

[✔] hi. EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang