CIYE PADA KESEL SAMA KENZO🤪Keesokan harinya setelah bel pulang, Taeyong bergegas menuju gedung barat untuk mengajak Jenta pulang bersama. Seperti biasa
Seperti biasa, Taeyong selalu stand by di depan kelas sambil menyandarkan
bahu pada tembok.Anggap saja Taeyong kini tengah tebar pesona.
Beberapa cewek yang keluar dari kelas Jenta mencuri lirik sinis kepada Taeyong, seakan-akan mereka baru melihat cowok ganteng di sekolah mereka. Meskipun
terkenal nakal, Taeyong tidak bisa menyembunyikan aura bak dewa ketampanannya di sekolah."Kamu kenapa sih jen, mukanya sinis banget natap aku?" tanya Taeyong sedikit merengut.
"Kamu tanya aku kenapa? Ya, mikirlah," jawab Jenta sinis sambil berjalan mendahului Taeyong.
"Dasar cewek banyak tingkah," batin Taeyong lalu menahan tangan Jenta.
Taeyong menarik tangan Jenta pelan dan membawanya duduk di kursi panjang itu. Taeyong tersenyum hangat menatap pacarnya yang sedang ngambek.
"Kamu kenapa, hm? Gak mau cerita?"
Jenta menatap jengah laki-laki dihadapannya. Jelas-jelas ia cemburu saat melihat pacarnya suap-suapan dengan perempuan selain dirinya.
"Taeyong, kamu tadi ngapain chat-chatan sama Rose, kamu spam chat lagi!"
Taeyong membulatkan bibirnya kaget. "Yaampun Jenta sayang! Itu tadi Rose gamau makan, jadi aku chat aja. Dia juga badannya panas."
Jenta tersenyum. "Dia 'kan punya pacar dan juga ngapain kamu sampe spam chat?"
Taeyong memegang kedua bahu Jenta. Jenta yang masih marah menepis tangan Taeyong. "Kamu cemburu?"
"Pake nanya lagi. Ya, jelaslah aku cemburu. Aku gak yakin diantara kalian salah satunya gaada yang cinta. Atau jangan-jangan malah kamu yang cinta sama Rose?" selidik Jenta.
"Tapi, aku sama Rose gaada apa-apa jen. Kita cuma sahabatan, sekedar sahabat," balas Taeyong yang di setiap kata penuh penekanan.
"Ya, udah. Kalo kamu gaada apa-apa sama Rose bisa jauhin dia 'kan?"
Jenta kemudian bangkit saat melihat respon Taeyong yang kaget parah. Hal itu, membuat gadis bermata kucing itu semakin kesal.
Taeyong akhirnya ikut bangkit juga, lalu memegangi kedua tangan Jenta. "Jenta, aku sayang kamu dan kita sudah pacaran. Aku enggak mungkin punya perasaan sama cewek lain, apalagi sama sahabatku sendiri." Taeyong memegang ujung dagu Jenta, mengadahkan kepala gadis itu.
"Jen, tatap aku."
Jenta menatap wajah Taeyong dalam. Ia hanya mengetes Taeyong, apakah laki-laki itu benar-benar serius mencintainya.
"Aku cinta kamu."
Jenta terdiam. "Jangan marah lagi, ya?"
Jenta menganggukan kepalanya, ia juga tidak bisa lama-lama marah pada pacarnya. Katakan saja Jenta itu bucin.
Tanpa mereka sadari, dari sudut lorong lain, seorang gadis tengah terdiam menatap mereka dengan baju olahraga yang tergenggam erat di dadanya. Matanya terasa panas, dadanya sesak. Bahkan, gadis itu tidak sadar sudah meneteskan cairan bening.
Sakit, sakit ia hanya dianggap sahabat.
"Gaada kesempatan lagi buat gue."
Sangat sakit kala melihat orang yang kita cintai begitu mencintai orang lain. Ketika kita memendam rasa terlalu lama, tetapi orang itu tak kunjung menyadarinya.
Setidaknya, seperti itulah yang Rose rasakan saat ini. Sakit.
"Astaga!" gumam Rose sambil menggelengkan kepalanya. Tidak Rose tidak boleh mencintai Taeyong terus-terusan. Ingat Ros, lo udah punya pacar! Batin Rose sambil pergi dari tempat itu. Ia tidak mau terus-menerus melihat kemesraan sahabatnya dengan Jenta.
€
Kini Calisa tengah dalam keadaan resah pasalnya selama pembelajaran tadi hingga waktu pulang ia tidak melihat keberadaan Rose sama sekali.
Apakah Rose marah dengannya? Padahal ia sudah berusaha membantu Rose.
Sambil sedikit menunduk menahan tangisannya, Calisa berjalan tanpa sadar ia menubruk seseorang.
"Maaf-maaf," ucap Calisa sambil mengambil handphone lelaki itu yang jatuh. Ia mendongak sedikit terkejut melihat laki-laki dihadapannya.
"Lo siapa? Kok gue gapernah ketemu lo disekolah ya? Anak baru?" tanya serta tebak Calisa yang sok akrab dengan laki-laki dihadapannya mumpung ganteng.
Laki-laki itu terkekeh pelan. "Seberapa jeleknya sih gue pas pake kacamata? Gue Doni, Calisa."
Calisa membulatkan matanya lebar, sambil menundukkan kepalanya. "Yaampun kak, maaf gue rada lupa sama wajah lo?"
"Sekarang gue makin ganteng ya?" tanha Doni sambil menaikkan alisnya genit. Membuat Calisa mencubit lengan Doni. "Apaan sih lo kak."
Doni merubah raut wajahnya serius. "Kebetulan gue mau ngomong sama lo cal tentang Ros. Tapi jangan disini takut banyak yang denger. Di mobil gue aja," ajak Doni kemudian menarik tangan Calisa untuk dibawanya masuk ke dalam mobil.
Setelah sampai di dalam mobil. Doni langsung membicarakan maksud ucapannya tadi.
Calisa mengernyit heran. "Intinya, rencana kak Doni apa?" tanya Calisa tho the point.
Doni tersenyum pelan. "Gue minta tolong lo chat Jenta untuk ketemuan di Cafe Cemara dan selanjutnya gue akan kasih obat bius."
"Obat bius buat apa kak?"
Doni tertawa sinis. Ia terlalu muak saat melihat Jenta tertawa sinis saat membullynya. "Buat hancurin hidup Jenta selamanya."
Besok lagi ya updatenya🤣
Spoiler🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendshit
Short StoryTaeyong ft. Rosé, completed. ❝Salah ya cinta sama sahabat sendiri?❞ Tidak mungkin jika diantara persahabatan laki-laki dan perempuan tidak ada rasa cinta. Ini hanya tentang kisah cinta mereka, kisah masa remaja mereka. Kisah persahabatan yang menimb...