Chapter 16 : Berhasil

1.2K 259 85
                                    

Rose memegangi kedua tangannya yang sudah dingin, gadis itu benar-benar nekat ingin bertemu pacarnya di malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose memegangi kedua tangannya yang sudah dingin, gadis itu benar-benar nekat ingin bertemu pacarnya di malam hari. Taman disinia yang terlihat indah menjadi sangat buruk karena mood Rose yang sudah tidak baik.

Rose dapat dengan jelas bahwa ada bayangan dihadapannya, bayangan laki-laki berpostur tinggi menjulang.

Gadis berambut sebahu itu kemudian bangkit dari duduknya. "Gue mau kita putus ken," ucap Rose sambil menatap malas laki-laki dihadapannya. Sudah cukup luka yang diberikan laki-laki itu padanya.

Kenzo menatap heran gadis didepannya, mengapa sangat tiba-tiba Rose memintanya mengakhiri hubungannya? Kenzo tersenyum tipis sambil memegang kedua tangan Rose. "Sayang, kenapa tiba-tiba minta putus?"

Rose terkekeh sinis lalu menepis kasar tangan Kenzo. Sangat menjijikan saat ia dipanggil sayang oleh Kenzo.
Sudah muak dengan kelakuan sok manis didepannya.

"Gausah sok suci lo di depan gue ken!"

"Gue pikir lo baik! Ternyata sama aja busuknya kayak Jenta! Lo jahat ken!hiks," balas Rose sedikit terisak dan tangannya memukul dada Kenzo.

Kenzo menegang, apa Rose sudah tau semua rencana gilanya? Ia tidak tinggal diam. "Kamu kenapa sih sayang, padahal kemarin kita masih baik-baik aja 'kan!"

Plak!

Rose sudah tidak tahan dengan kata-kata sok manis dari laki-laki tampan dihadapannya. "Stop bacot ga jelas lo! Sekarang gue sama lo resmi putus! Ga perlu bertele-tele. Sayang-sayang segala!"

Kenzo menahan tangan Rose. Sebisa mungkin ia mempertahankan hubungannya itu. "Kita bisa bicaraiin ini baik-baik kan Ros?"

"Stop it! I hate you! bastard!"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Rose langsung meninggalkan Kenzo yang kini hanya terdiam shock. Tangan laki-laki itu bergerak mengambil handphone yang ada di sakunya.

"Halo Jenta! Gawat!"

Dari seberang sana, gadis yang sedang makan itu tersedak. "Uhuk! Uhuk! Kenapa sih Kenzo?! Bikin panik aja anjir!"

Kenzo menghela napas berat, jujur saja berat ia mengucapkan hal yang akan menyakiti hati Jenta.

"Ros, tadi dia minta putus."

"WHAT?! SERIOUSLY?!" Suara teriakan panik jelas terdengar di telinga Kenzo.

"Iya, gue yakin posisi lo juga terancam." Ucapan terakhir Kenzo sebelum ia memutus telepon secara sepihak.

Sedangkan di sisi lain, saat ini Jenta tengah berdiam diri di kamar sambil menatap raut wajah di meja rias. Jenta mengacakan rambutnya kasar, bagaimana rencananya menjadi berantakan seperti ini? Tidak sesuai ekspektasi!

Jenta semakin panik saat handphonenya bergetar. Gadis itu kemudian mengambil handphonenya yang berada di kasur.

"Ha-halo ada apa yong?" tanya Jenta sedikit gugup saat mendengar suara deheman Taeyong.

"Lo lagi dirumah?"

"Iya, kamu mau kesini?"

"Iya, gue cuma mau ketemu lo Dan juga gue mau ngomong serius."

Jantung Jenta masih berdetak. "Ha? Mau bicara apa yong?"

Tut, Jenta mendesah pelan saat pacarnya mematikan telepon secara sepihak tanpa salam apapun. Gadis itu semakin panik saat mendengar suara ketukan rumah. Jenta beranjak dan mengambil tas mahalnya.

Saat berjalan menuju kedepan rumah, Jenta berusaha setenang mungkin di depan Taeyong agar pacarnya tidak curiga.

"E-eh Taeyong, masuk yu."

Taeyong menggelengkan kepalanya seraya menarik tangan Jenta keluar. "Ngomongnya diluar aja, gue gaenak."

Jenta mengangguk sambil ikut duduk di kursi teras. "Mau ngomong apa yong?"

"Kita putus."

Jantung Jenta berdetak lebih cepat, ia menoleh pada Taeyong. Gadis itu mendekat pada Taeyong namun laki-laki itu menghindar.

"Kenapa kita putus?"

"Gue gamau punya pacar jalang."

Jenta menggelengkan kepalanya. "Siapa yang kamu maksud jalang yong?"

Taeyong bangkit dari duduknya, Jenta pun ikut berdiri sambil berusaha memegang tangan Taeyong namun ditepis.

"Ini terakhir kalinya kita berkomunikasi dan gue harap lo jauhin gue."

Jenta memakirkan mobilnya di parkiran, saat turun dari mobil ua merasa sangat kacau haru ini. Namun tiba-tiba, mereka yang melihatnya
kembali seperti saat video tentang
pengakuan lelaki itu tersebar. Banyak yang memberikan lirikan sinis, bahkan kali ini sampai menghujatnya terang-terangan. Jenta terkekeh, memang susah menjadi orang sempurna, pasti banyak yang iri.

Jenta kembali penasaran, apa yang
terjadi? Sampai kemudian, ia berhenti di satu lorong sepi dan membuka ponselnya. Ia melihat ke grup kelasnya yang ramai. Saat ia membuka video baru yang dikirim di grup, seketika mata Jenta melebar. Tangannya gemetar tidak karuan, kakinya terasa lemas. Siapa yang berani menyebarkan video ini?!

"Wah! Wah! Lihat ini, pelacur kita ternyata ada di sini!" ucap Joko berdiri di depan Jenta yang masih mematung.

Jina yang juga saudara kembar Joko pun ikut memanaskan. "Lah lo baru tau dia pelacur? Gue mah dari awal udah tau jok!"

Kedua temannya berada di samping
Jenta tersenyum sinis. Jenta menggeram kesal sambil berjalan melewatinya dan mencari Rose.

Tapi, satu tangan berhasil membuat langkah Jenta terhenti. Jenta menoleh dan menepis kasar tangan laki-laki itu.

"Lepasin gue bajingan!" teriak Jenta kesal. Saat ini rasa malu dan kesal sudah bercampur aduk.

Kenzo menggelengkan kepalanya seraya berbisik. "Jangan berbuat hal yang diluar nalar Jenta! Lo pikir ini bisa buat nama lo kembali bersih! Mikir pake otak!" Kemudian Kenzo meninggalkan Jenta yang hanya termenung.

Sedangkan sedari awal Doni dan Calisa yang menyaksikan drama pagi itu terkekeh sambil saling ber-tos ria. "Rencana kita akhirnya berhasil kak!"

 "Rencana kita akhirnya berhasil kak!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sad ending atau happy ending?

FriendshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang