bab 28

7 2 0
                                    

1 jam berlalu...
Tida ada tanda tanda bahwa salah satu keluarganya sudah pulang.

Alisya melirik kanan kiri komplek nya namun tida ada orang,Karna mungkin cuaca sedang tida bagus dan hampir hujan.

"Ayo Berani,Untuk apa takut ga akan ada apa apa ko"  Alisya berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Alisya memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah nya tanpa ada siapa siapa.

Clekk
Suara pintu yang alisya buka.
Alisya melirik kanan Kiri dalam rumah nya yang terlihat sangat sepi.

"mamahh....papah....ka sansan..." tetiak alisya dari ambang pintu.

Sungguh,Alisya benar benar takut.
Ingin rasanya kembali mundur melangkahkan kakinya namun...TIDAK! Alisya tidak akan mundur

Alisya Masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu nya.
Punggung alisya menempel pada Pintu yang sudah tertutup,Mata nya Terpejam kuat kuat.

"Ya alloh ya tuhan ku...Berharap saat aku membuka mata,Tida akan ada mahluk mahluk gaib" Batin alisya

Alisya Membuka matanya dengan sangat cepat.

"Aaaaaaaaaaaaaa Setannnnnnnnnnnnn" Teriak alisya yang kembali Menutupkan matanya nya Dengan kedua tangan nya.

"Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahhahahahahahhahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha" sansan tertawa puas saat melihat adik nya ketakutan.

Sansan? Iya.
Sansan lah yang alisya sebut setan.
Sansan sengaja menyalakan senter hp nya dan di arahkan di bawa Muka nya,Sedangkan Sekeliling itu gelap,hanya terlihat muka Sansan yang bawah mukanya di senteri senter hp.

Plakk.
Alisya nepuk keras punggung sansan saat dia tau yang di lihatnya itu bukan setan,melainkan kaka nya.

Alisya Menyalakan lampunya sedangkan sansan masih tertawa.

"Udah ah gausah becanda,GA LUCU!"  alisya Duduk di sofa samping sansan duduk.

"Lagian masuk rumah langsung tutup mata hahahaha" Sansan Tertawa keras,Untung nya di rumh tida ada siapa siapa kecuali mereka berdua,Jika ada mamah dan papah nya,Sansan pasti akan di marahi.

Detak jantung alisya Berdebar sangat cepat,Mungkin karna dia terlalu kaget.

Alisya Tersenyum lebar sangat lebar,Terlihat dari raut wajahnya alisya sangat bahagia.

"Udah ah gausah ketawa Ketawa sendiri kaya gitu,gue jadi ngeri,Apalagi karna gue takut takutin tdi lo jadi gila" Cibir sansan saat melihat alisya masih terseyum senyum sendiri dan pipi nya memerah.

"jangan bilang karna kejadian tadi lo suka sama abang lo sendiri" lanjut sansan geli saat melihat pipi alisya memerah.

Setau sansan jika pipi perempuan memerah itu tandanya sedang jatuh cinta.

Alisya Menatap sansan tajam,Tatapan alisya sangat susah di tebak.

"Kalo iya gue suka sama abang gue sendiri kenapa?" Kali ini alisya Dan sansan benar benar Menatap aneh satu sama lain.
Tida ada lagi canda tawa dalam percakapan ini,Sungguh Ini tida lucu.

Mana mungkin bisa Seorang adik dan kaka kandung bersatu? Itu tida akan mungkin terjadi.

"Ahahahahahaha,Becanda lo ga lucu" Sansan Mulai tertawa setelah beberapa menit terdiam mendengarkan kata kata alisya.

"Gue serius! Kali ini ga ada bercandaan,Gue sayang sama lo lebih dari seorang kaka,Gue tau perasaan ini salah,Tapi ini faktanya" alisya terlihat Begitu serius dengan omongan nya,Sehingga mampu membuat sansan terdiam dan percaya terhadap apa yang di bicarakan nya.

Sansan maupun alisya Terdiam beberapa menit,Alisya menatap langit langit rumah nya untuk membendung air matanya agar tida jatuh,Sedang kan sansan hanya Menatap alisya kosong.

Sansan sayang alisya,namun hanya sebatas sayang pada seorang adik,tida lebih.
Namun sansan tida tega jika harus melihat adiknya menangis,Namun tida mungkin juga untuk mereka pacaran,Lagi pula Umur nya Beda jauh.

"Gue ga bisa nahan perasaan ini,perasaan ini udah terlalu dalam dan terlalu lama gue pendam,Apa lo mau jadi pacar gue?" Tanya Alisya yang kembali menatap sansan serius.
Mendengar itu sansan kaget tida percaya!

"Ga akan bisa,Kita satu darah,Kita adik kaka,Bagaimana dengan mamah dan papah?" Tanya sansan mulai serius.

"Hubungan ini ga boleh ada yang tau,Lagi pula hubungan itu privasi bukan publikasi" Jelas alisya seolah olah meyakinkan sansan untuk tida ragu.

"Terima ga ya? Lgi pula kalo di pikir pikir pacaran serumah itu enak,bisa ketemu tiap hari" Batin Sansan.

"OKE" sansan menganggukan kepalanya dengan rasa yang  masih enggan untuk menerima dan tida mungkin untuk menolak.

"Aw sakit bang" Teriak alisya.
Alisya meneteskan air mata yang sedari tadi di bendungnya.

Sansan Menginjak Kaki alisya dari tadi,Tentu saja alisya kesakitan.

Sansan Mengangkat kakinya Ke atas sofa Tanpa membalas omongan alisya.

Alisya tersenyum puas Dan lari memasuki kamar nya.

"Salah ga sih? Pacaran adik kaka? Gue emang sayang dia,Tapi sebagai adek.gue ga nyangka bisa pacaran sama ade gue sendiri" Batin sansan Tida percaya.

Alisya Yang kelihatan nya lelah Langsung membaringkan Dirinya di kasur tanpa membuka baju seragam nya.

Alisya tida sadar bahwa dirinya ketiduran di atas kasur dalam Keadaan masih berseragam Sekolah dan Tas pun Masih di pundak nya.

Clekk
Pintu kamar alisya terbuka Namun alisya Tida Kunjung bangun.

Sansan Menatap muka adiknya Sekaligus pacar nya itu Dengan tatapan datar lalu menutup kembali dan keluar dari kamar alisya.

"Baru juga tadi ngobrol Udah tidur aja tuh kebo" Batin sansan saat keluar dari kamar alisya dan tersenyum di barengi dengan geleng geleng kepala.

"Assalamualaikum"

"Itu pasti mamah dan papa" Sansan Berlari menuju pintu dan Membukan nya.

San Mencium punggung tangan Mamah dan papah nya itu.

"Alisya udah pulang san?" Tanya Mamah nya.

"Udah,Tapi sekarang dah Tidur pake baju seragam pula"

"Ko tidur pake baju seragam,Bangunin sana" Kali ini papah nya yang menyuruh sansan

"Ga Mau ah Malu" Tida berfikir panjang sansan pun berlari meninggalkan kedua orang tuanya.

Orang Tua nya saling tatap tatapan aneh.
Jelas saja aneh,Sansan yang tadinya suka Mengaganggu adik nya itu kini malu hanya untuk membangunkan adik nya? Apa karna Sekarang itu sansan menjadi pacar nya? Padahal umur mereka cukup jauh,Alisya yang masih Smp dan Sansan yang sudah Kuliah? Aneh.

"Biasanya juga bertengkar" Ayah nya berdiri dari sofa.

Sedingin Aditya Sehangat alisya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang