꒰ 08 : 𝒈𝒖𝒄𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒄𝒂𝒉 ˎˊ-⁣

529 79 84
                                    

- 𑁍 - 𑁍 - 𑁍 -

Hari Senin, hari pertama di setiap minggu. Adanya pelaksanaan upacara di pagi hari, terlaksanakan dengan tertib dan tak ada satupun yang terlambat. Para anggota kedisiplinan tak perlu kewalahan hari ini.

Setelah 30 menit lamanya isi upacara, sekarang para murid dipersilakan kembali ke kelas masing-masing.

10 menit dari para siswa-siswi kembali ke kelas masing-masing, para guru yang mengajar mulai mengawali pembelajaran hari ini sampai waktu istirahat tiba.

- 𑁍 -

Kriing...kriing...kriing...

Bel istirahat telah berbunyi semua siswa dan siswi berbondong-bondong ke Cafe untuk membeli makanan atau minuman atau sekedar duduk menikmati bekal yang dibawa dari rumah.

Aoi yang seharusnya makan bersama Kanao di Cafe, tiba-tiba saja ditarik Inosuke ke rooftop yang kebetulan sedang kosong saat ini.

Aoi melihat Inosuke tidak membawa bekal dari rumah ataupun makanan dan minuman yang dibeli di Cafe. "Kenapa gak bawa makan atau beli di Cafe?"

Inosuke menyunggingkan senyumnya dan menjawab pertanyaan dari Aoi. "Sengaja gak beli di cafe-". " Yaudah, aku beliin dulu ya" Aoi memotong pembicaraan Inosuke, tiga langkah kakinya berhenti karena Inosuke menarik tangannya.

"Tunggu, belum juga selesai ngomong udah dipotong duluan haah" Inosuke menghembuskan nafasnya kasar. "Terus? Mau perutmu kosong sampe jam pulang nanti?" Aoi heran kenapa Inosuke tak mau dibelikan makanan dari Cafe.

"Ya enggak gitu neng" jawab Inosuke sedikit sebal (?). "Terus maunya apa?" Aoi bertanya lagi.

"Maunya makan bekal mu sama disuapin kamu, mumpung kosong dan sepi~" Inosuke menjulurkan lidahnya, membuat Aoi bergidik ngeri. "Dih ogah, udah besar masih minta disuapin" kata Aoi.

Sebenarnya Inosuke merasa tertohok, tapi ia tahan demi egonya. "Sekali aja" bibirnya ia paksa untuk sedikit manyun.

"Haah, iya-iya janji cuman sekali" Aoi duduk di salah satu bangku kursi yang tersedia di rooftop dan membuka kotak bekalnya.

"Mwasakanmwu emwang pwalwing enwak!" Inosuks berbicara sambil mengunyah makanan.

"Ditelan dulu, baru ngomong nanti keselek ku mampusin kamu" kata Aoi.

Dan benar saja, ucapan Aoi secara tak langsung dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Inosuke terbatuk-batuk karena tersedak makanan.

"Tuh kan, apa ku bilang nih minum" Aoi menyerahkan botol minum kepada Inosuke, kebetulan dia membawa dua botol minum.

- 𑁍 -

Hari ini, Koro-sensei selaku guru fisika menyuruh murid-muridnya dari kelas X-A ke ruang lab IPA untuk praktik. Kenapa dipanggil sensei? Karena dirinya tak suka jika dipanggil pak, lebih baik dipanggil sensei ujarnya.

Inosuke yang sedang berjalan santai menuju lab IPA, badannya di dorong orang entah darimana orang tersebut dan memecahkan guci di dekat lab IPA. Lebih tepatnya guci kesayangan kepala sekolah nomor 7.

Aoi yang baru datang ke lab IPA tentu saja terkejut. Bagaimana tidak, guci kesayangan kepala sekolah yang mahal itu dipecahkan oleh pacarnya.

"Aoi, minta lem. Cepat! Keburu diliat orang nanti!" Inosuke menjadi horor seketika.

"Mau di lem juga kagak bisa Ino, makanya kalo jalan tuh hati-hati. Semoga pak kepsek gak hukum kamu" Aoi berharap agar kepala sekolah memaafkan Inosuke dan tak memberi hukuman apalagi dikeluarkan dari sekolah, memikirkan itu membuat Aoi bergidik ngeri.

"Lah kok aku yang disalahin, tadi ada yang dorong gatau siapa! Awas aja kalo ketemu" Inosuke sedikit membentak karena tak setuju jika dirinya yang dianggap bersalah.

"Kenapa ribut-ribut?" Koro-sensei keluar dari lab IPA dan melihat kedua muridnya serta guci kepala sekolah yang pecah.

"AAAAH, GIMANA INI?! NA-NANTI GAJI SENSEI YANG DIPOTONG KEPALA SEKOLAH!!" bukannya mengkhawatirkan kedua muridnya, Koro-sensei lebih khawatir dengan gajinya yang akan dipotong oleh kepala sekolah.

"Ada apa ini?" seseorang mendatangi mereka dengan suara lembut nya.

"E-eh? Pak kepala sekolah?!" Aoi menjadi semakin panik.

"HEEH?! P-PAK KEPALA SEKOLAH J-JANGAN POTONG GAJI SAYA! MAAFKAN SAYA YANG TELEDOR TIDAK MEMPERHATIKAN ANAK-ANAK MURID SAYA! SAYA MOHON JANGAN POTONG GAJI SAYA!" Koro-sensei bersujud meminta agar gajinya tidak dipotong dan dirinya dimaafkan oleh kepala sekolah.

"Aah, sudah ku bilang panggil saja Oyakata-sama. Saya tidak akan memotong gaji anda Koro-sensei, saya juga tidak akan menghukum kalian berdua. Ini juga salah saya, yang menaruh guci di sembarang tempat" ujarnya menenangkan mereka bertiga.

Oyakata-sama kembali melanjutkan perkataannya "Nak Inosuke, boleh jelaskan kenapa bisa guci nya pecah?".

"Tadi saat saya berjalan ke sini, ada yang sengaja mendorong saya hingga guci nya pecah. Saya tidak berbohong pak" Inosuke berkata dengan jujur jika ia memang didorong oleh orang yang ia tak ketahui darimana.

"Ya sudah, silakan masuk ke lab IPA dan dilanjutkan pelajarannya" kata Oyakata-sama dengan senyum hangatnya, lalu meninggalkan guru dan murid yang ada di depan lab IPA.

.
.
.
.
.

'Gue bakalan nyari tu orang' -Inosuke

'Gue bakalan nyari tu orang' -Inosuke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

p.s : yak, sedikit cringe tapi ada kabar bagus, sebentar lagi kita akan mendekati konflik-konflik dari mereka

buat yg bingung, kenapa kok mereka gak ada kegiatan ibadah? gini ya readers kesayangan ku.ea (gak bercanda, serius!) tetep, mereka ada kegiatan ibadah nya, cmn gak ku perlihatkan (ketik) langsung ke inti cerita biar gak lama-lama kyk dulu kerjaan bikin cerpen sd + smp.

❝𝐁𝐀𝐑-𝐁𝐀𝐑、伊アオ❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang