1• °Pertemuan-

5.7K 660 470
                                    

Aku tiba-tiba saja sudah berada di hamparan padang rumput yang luas. Langit biru indah membentang, dan burung-burung beterbangan.



Ini bukanlah kota asal ku, dan keadaan waktu nya pun berbeda. Saat aku pulang, hari sudah menjelang gelap. Namun disini, ini masih siang yang cerah.



Tapi poin terpenting bukanlah cuaca, yang utama adalah aku tidak sedang berada di kebun ubi-




Iya, itulah poin utama untuk sekarang.




Sebab, sebagai penanda jikalau aku benar-benar telah berpindah melewati ruang dan waktu seperti nya..




Aku tidak begitu tahu, dimana ini dan tahun berapa sekarang..





Apa aku kembali ke masa lalu? Saat kota ku masih menjadi desa?!










Saat masih ada Romusha?-








Tidak-tidak! Itu tidak boleh terjadi! Kalau aku disuruh kerja rodi sampai mampus bagaimana? Minimal imbalannya kawin dengan animeklah-





"Hei! Siapa kau!?" Seru seseorang dari kejauhan.



Kepalaku sontak menoleh, melihat ke suatu arah dan memperhatikan sekitaran mencari sumber suara itu. Mataku menangkap siluet seorang pria paruh baya dari kejauhan yang sedang melambaikan tangannya kepadaku.




Aku menyipitkan mata, mencoba melihat lebih jelas wajah si pria.




Tapi hasilnya tetap kabur-





Dengan terpaksa aku harus berlari menghampiri orang itu untuk menyahut panggilan nya. Namun jika ternyata ia tengah memanggil orang lain-




Sudah, kubur saja diri ini bersama rasa malu-





Kaki ku mulai bergerak perlahan dan menjadi cepat seiring waktu, berlari melewati semak-semak dan ilalang di jalur itu, hingga akhirnya aku sampai dihadapan si pria. Tapi sayang nya nafasku sudah memburu dan keringat bercucuran ketika tiba.



"A-apa..kau me-memanggilku?" Tanya ku dan masih dengan nafas tak karuan. Jantung terpompa cepat hingga tubuh tertunduk-tunduk.






Berasa mau tepar di tempat-





"Ya, sedang apa kau disana? Dan...apa kau baik-baik saja?" Pria itu nampak heran dengan ku. Matanya memperhatikan gerak-gerik dari orang yang lagi latihan kena kopit-20 ini-





Bukannya menolong, tapi hanya melihat. Senajis itukah aku sampai tidak ingin di sentuh? Ataukah identitas ku sebagai Toji-stan ketahuan?-




Aku menarik nafas sejenak, mendongak untuk menatap pria tersebut. Dia sangat familiar dipikiran ku, tapi entah siapa aku tidak ingat. Rambut nya sudah memutih, keriput disekitar wajah dan suara yang serak. Pria ini jelas sudah tua, tapi tak terlalu.




"Aku tersesat... mungkin?.."




"..Ah, dan aku baik-baik saja.. mungkin-"




Aku tersenyum kecut padanya. Tak bisa memastikan bagaimana kondisi, dan situasi yang tengah ku alami sekarang. Ini tidak logis tapi terjadi.




Tidak ada kepastian untuk hal yang baru kulalui sekarang.




Contohnya pohon rasa pundak Doi diawal-




𝙎𝙐𝙍𝙋𝙍𝙄𝙎𝙀 𝙂𝙄𝙍𝙇; Black Clover (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang