ITSM 10

786 137 2
                                    

"Renjun Hyung!!"

Pemuda yang tadinya sedang menunduk memaninkan ponsel, kini mendongak kala namanya di panggil. Sebelah alisnya terangkat, namun juga tak bisa menyembunyikan senyumannya.

"Hai, Jisungie."

Jisung memamerkan senyumannya, hingga mata sipitnya hanya tinggal segaris karena tenggelam diantara pipi.

Memasukkan ponsel nya ke dalam saku, Renjun menatap Jisung yang sudah duduk di sampingnya. "Tumben sekali naik bis?"

Anak itu memberengut. "Aku rindu pada Hyung."

Merasa gemas, Renjun pun mengacak rambut Jisung. Baru beberapa hari bertemu, lalu berkenalan, jisung menghilang selama dua hari dan sekarang sudah bilang rindu. Dasar anak-anak.

"Kemarin kemana saja?" tanyanya.

"Diantar pulang oleh Chenle dan Sungchan."

Renjun hanya memangutkan kepalanya mengerti. Jadi itulah alasan mengapa dirinya tidak melihat anak itu selama dua hari terakhir. Untung Jisung baik-baik saja, karena awalnya ia pikir jika anak itu sakit hingga tidak masuk sekolah dan juga tidak bertemu dengannya di halte bis.

Melupakan fakta jika mereka sedang ada di tempat umum, Jisung menyandarkan kepalanya di pundak yang lebih tua, membuat siempunya pundak mengernyit.

"Kenapa?"

Jisung menggeleng kecil, masih dengan posisi seperti itu. "Aku sudah bilang jika aku rindu pada Hyung."

Pemuda Qian tersebut terkekeh pelan. Tidak pernah sekali pun dirinya membayangkan akan saling mengenal dengan anak yang merupakan satu tingkat di bawahnya namun berbeda sekolah tersebut. Mungkin, jika hari itu ia tidak memberanikan diri untuk mengajaknya berkenalan, sekarang ini mereka hanya akan duduk dengan canggung di halte ini.

"Ingin bertukar nomor ponsel?" tanyanya, yang berhasil membuat Jisung berbinar.

"Boleh?" tanya si jangkung antusias yang mana terdengar menggemaskan di telinga Renjun.

Awalnya, Renjun pikir jika Jisung adalah orang yang dingin, mengingat bagaimana wajahnya yang terlihat begitu cool. Namun ternyata dugaannya salah. Park Jisung adalah anak yang begitu manja.

"Tentu saja boleh," ujarnya, mengambil ponsel yang Jisung sodorkan padanya, lantas menulis deretan angka di sana.

"Gomawo, hyung." ucapnya, setelah sebelumnya Renjun mengembalikan ponsel miliknya.

Renjun mengangguk, "ayo," ajaknya saat melihat jika bis sudah sampai.

Jisung berdiri, lalu tanpa di duga menggandeng tangan Renjun. Namun si pemilik tangan tidak keberatan sama sekali, malah Renjun senang. Sikap Jisung yang seperti itu membuatnya merasa jika dirinya memiliki adik.

***

Sedikit banyak Doyoung mengerti tentang hubungan Renjun-Jaemin setelah malam itu Jaehyun menceritakan semua yang terjadi padanya.

Doyoung tidak tahu, entah ia harus percaya atau tidak. Tapi, mengingat pembawaan Jaehyun yang saat itu terlihat begitu serius, membuatnya berfikir jika temannya tidak sedang main-main. Lagipula, untuk apa Jaehyun harus main-main tentang hal seperti itu? Tidak ada kerjaan sama sekali.

Meski tahu jika sahabatnya serius, tapi Doyoung tidak percaya begitu saja. Oh ayolah, ini dunia nyata, bukan drama semata. Mana ada orang yang sudah di makamkan tapi kembali hidup lagi. Itu sangat tidak masuk akal. Lagi, Jaehyun bilang padanya jika dirinya sendiri yang melihat tubuh Huang Renjun yang bersimbah darah dan dimakamkan, lalu bagaimana bisa Huang Renjun hidup jika sudah berada di dalam tanah? Ini bukanlah plot twis sebuah drama dimana ada kilas baliknya, ini kehidupan nyata! Seharusnya Jaehyun tahu itu.

Injun's Three Secret Missions✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang