0.3 Emotions

1K 119 19
                                    

Vote sama komentarnya gaes🤗 yang nggak bisulan warna pelangi!!!

Haha canda.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seminggu sudah usia pernikahan Al dan Rila, selama itu pula keduanya seakan tidak memiliki hubungan apa-apa. Saling acuh ketika bertemu di sekolah, mengabaikan kehadiran masing-masing saat mereka berada di satu ruangan.

Beruntungnya Rila masih menjalani hidupnya seperti biasa, melakukan apa saja, tak peduli pada izinnya kepada Al meski Mama sering mengingatkan. Begitu pula dengan Al, bahkan Al sampai lupa jika dirinya sudah menikah.

Di sini, di depan ruangan yang digunakan untuk mengerjakan soal olimpiade matematika, dua manusia yang telah terikat perjanjian sakral itu menghadap Bu Adel yang memberi sebuah intrupsi. Sekedar kata semangat saja sebenarnya, namun bagi mereka itu penting.

"Kerjain semampu kalian, lakuin sesuai materi yang udah kalian pelajari. Jangan buru-buru, fokus aja sama soal, jangan peduliin yang lain kalo ada suara deheman atau yang lainnya. Ini terakhir kali kalian ikut olimpiade, setelahnya gak akan lagi soalnya kalian udah kelas dua belas. Ngerti?" papar Bu Adel, nadanya terdengar tegas, terselip rasa semangat guna memberikan Al serta Rila kepercayadirian.

"Bu, mau nanya," sela Rila, mengangkat tangan.

"Nanya apa Rila?"

"Kalo kita kebelet pipis gimana, Bu? Dibolehin gak? Kalo dibolehin apa bakalan diikutin sama panitia takut-takut kita nyontek di kamar mandi?"

Bu Adel mendengus, "Kamu udah berapa kali ikut lomba Rila? Masa gini aja gak tau? Kalo takut kebelet mending sekarang aja ke kamar mandinya."

Rila menyengir mendapat balasan Bu Adel. "Cuma nanya, Bu."

Al melirik Rila yang tengah cengengesan, tidak ada pancaran tertarik terhadap Rila yang memberi kesan penuh minat bagi setiap orang. Senyumnya yang manis, membuat orang-orang yang melihatnya bikin salah fokus.

"Yaudah, kalian cepet masuk, akan dimulai sepuluh menit lagi." Bu Adel menepuk bahu Rila juga Al bergantian, memberi support untuk mereka yang pastinya menahan gemetar.

Walau sering turun tangan dalam mencapai kejuaraan di ajang perlombaan olimpiade matematika, namun keduanya masih saja demam kalau tengah mengerjakan tes. Takut salah hitung, takut salah coret mau pun takut salah baca.

Rila menarik napas, ia berjalan beriringan dengan Al yang hendak masuk. Ini terakhir kali baginya, karena hal itu pula Rila harus memberikan yang terbaik untuk sekolah. Ia, dan juga Al, akan berusaha membawa piala kejuaraan dan memamerkan kepada seluruh anak SMA Galaxy.

Felicity [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang