0.8 Wink

579 80 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di bawah terik matahari, di tengah lapangan yang digunakan untuk bermain voli, dan dikekang oleh letih, Rila mengusap peluh yang sedari tadi terus mengalir dari pelipis lalu berhenti di bawah dagu. Menetes hingga tertiup angin.

3 hari lagi menuju pertandingan, Rila serta orang yang terpilih untuk turun dan bertempur dengan tim sekolah lain tengah berlatih mati-matian. Mengesampingkan sesak napas akibat tak berhenti melawan serangan dari seberang net.

"RILAAA SEMANGAT!!!" Di samping lapangan, Azril melambaikan tangan tinggi-tinggi memberi isyarat bahwa dia akan tetap di sana sampai Rila selesai.

"Mending lo pergi deh, merusak pemandangan sekolah. Entar Rila malah gak fokus!" tegur Nabila, lebih ke mengusir Azril.

"Justru dengan adanya keberadaan gue Rila jadi makin semangat," dalih Azril.

"Iya semangat buat nistain lo biar lo jauh-jauh dari dia," sambar Rahma seraya melempar gulungan kertas bekas gorengan dari depan sekolah.

"Makanya udah dibilangin jangan suka sama orang yang gak suka sama lo, mau lo maksa bikin dia suka balik sama lo pun gak akan pernah terjadi. Pelajarannya kalo udah ditolak yaudah langsung mundur, jangan makin maju bikin dia ilfeel sama lo. Kejadian kan sekarang," Nabila mencibir bagaimana kelakuan Azril selama ini yang tak hanya mengganggu Rila saja, melainkan mereka berdua pun sedikit risih.

Azril yang cerewet, tidak bisa diam, dan selalu menyatakan perasaannya kepada Rila seolah itu adalah kewajibannya. Padahal kalau ingin mencari pacar sangat mudah untuk Azril, tinggal pilih maka mereka dengan senang hati langsung menerima.

"Kalo udah kayak gini yang ada malah nurunin harga diri lo, orang ganteng kok ditolak terus," lanjut Rahma.

"Gak papa, yang penting gue ditolaknya sama orang cantik. Kalo modelan kayak kalian gini baru tuh menurunkan harga diri gue sebagai cowok tampan. Burik-burik kok songong."

"What you say?!" saur Nabila sebal sambil berdiri supaya dapat berhadapan dengan Azril.

"Sok Inggris lo, makan sama lauk cucut aja belagu."

"Gue pelintir juga mulut lo biar jadi mie burung dara!! Gue skincare-an mahal-mahal masih aja dikatain burik!"

"Buat apa skincare-an? Gak mau ada cowok yang deketin lo juga, galak!"

"Dari pada lo centil!"

"Lo tomboy! Cowok gak suka cewek tomboy!"

"Tomboy dari mananya?!" geram Nabila, dirinya hampir memukul Azril kalau saja Rahma tidak cepat mencegah.

"Udahlah, lo masih aja ngeladenin kerak nasi," ujar Rahma memberhentikan aksi Nabila yang emosi kepada Azril.

"Nasi impor tapi," balas Azril tak ingin direndahkan.

Felicity [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang