KAKASHI's POV
Dalam lembaran perkamen yang sudah mengeriput itu, tertulis kode HTK, untuk Hatake. Aku. Perjalanan ke Sunagakure. Itu nama misinya. Kulit keningku ikut berkerut, otakku menelusuri perbendaharaan nama selain desa pasir yang telah lama tak ku kunjungi.
"Apakah kau tetap harus menjalani misi yang jauh seperti itu anata ?" Entah Sejak kapan namun kepala merah muda itu sudah tersedot di atas perkamen yang sedang ku telusuri.
"Entah... Misi ini datang pagi buta. Shikamaru yang memberikannya tadi." Aku menyesap teh yang baru satu menit mendarat di atas meja.
"Yang benar saja. Kau itu mantan Hokage ! Seharusnya sudah pensiun dari misi yang jauh dan melelahkan ! Aku akan memarahi Naruto." Sakura menyingsingkan kedua lengan bajunya. Dia murka.
"Sudah sudah, nanti biar aku yang menanyakan hal ini kepada Naruto di kantor Hokage." Jawabku tenang.
"Aku akan ikut bersamamu." Manik emerald itu mendelik.
"Tak perlu Sakura... Ini hanya sebentar dan aku akan menyampaikan apa yang dikatakan Naruto padamu."
"Aku tetap ikut. Dan aku akan mengacak-ngacak kantor Hokage jika jawaban Naruto tak bisa memuaskanku. Apa-apaan..."
Aku menghela napas. Kehilangan argumen.
"Baiklah baiklah, kita akan pergi bersama setelah sarapan." Aku tersenyum melihat tingkah istriku. "Dimana anak-anak ?"
"Mereka sudah berangkat sejak pagi buta. Mereka bilang Naruto akan memberi mereka misi untuk hari ini." Sakura duduk di kepala meja dan mengambil nasi dari dalam penanak nasi.
"Aa... Begitu. Semangat sekali mereka. Tapi aku agak merindukan mereka. Akhir-akhir ini mereka disibukkan dengan misi." Aku bertopang dagu dan memperlihatkan wajah sedih. Aku rindu anak-anakku.
"Hey Pak Tua, kenapa kau jadi bersedih begitu ? Anak-anakmu kan hanya menjalankan misi kelas C dan B, mereka tak akan pergi keluar desa, tenang saja." Sakura tersenyum jahil.
"Kau panggil aku apa barusan ?" Aku berdiri dan menghampiri Sakura. Wanita itu memasang tampang minta dimakan.
"Oh ayolah... Kita bahkan belum mulai sarapan..." Sakura berdiri dan mencoba melarikan diri.
Dengan ringan, aku memeluk Istriku dari belakang dan mengunci pergerakannya. Kubenamkan bibirku di perpotongan lehernya.
"Tidak, tidak anata." Dia berontak dari dekapanku. "Jangan sekarang."
"Memangnya ada yang meminta pendapatmu ? Aku adalah ayah dari dua orang raja. Jadi aku adalah dewa. Membantah ucapan seorang dewa itu fatal akibatnya."
"Oh, aku sudah muak dengan topik mengenai raja-raja." Sakura membalikkan tubuhnya dan memelototiku. Hal itu merupakan kesempatan emas bagiku. Ku tarik pinggangnya merapat dengan tubuhku, lalu ku kecup bibir manis itu, tanpa ampun.
"Bagaimana dengan sarapannya ?" Sakura berusaha bicara di tengah-tengah ciuman panas kami.
"Pak tua ini akan memakan istrinya untuk sarapan. Terimalah hukumanmu karena memanggilku pak tua."
Ittadakimasu.
🍀🍀🍀
Dua jam kemudian...
Aku dan Sakura telah selesai melakukan ritual pagi kami yang penuh peluh dan cukup melelahkan. Setelah membersihkan dapur dan mandi, kami berjalan menuju kantor Hokage.
Setelah mengetuk pintu dan mendengar jawaban "Silakan masuk" dari Naruto, aku dan Sakura melangkahkan kaki masuk ke dalam kantor Hokage yang dipenuhi oleh tumpukan perkamen dan juga buku-buku. Aku bersyukur telah melewati periode neraka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hatake's Clan Revival (The Kings)
Hayran Kurgu"Para raja adalah anak-anak yang belum lahir ataupun yang telah lahir ke dunia ini, mereka harus dilindungi, diarahkan dan dibimbing sebagai ujung tombak masa depan desa Konohagakure. Dan aku telah memutuskan, bahwa akulah sang pelindung raja-raja i...