Kanvas jingga yang Taehyung pandangi sore itu terasa lebih dingin dibandingkan dengan angin laut. Mata dia merenung, jatuh entah kemana. Lagi, sebuah nyanyian tersembunyi terdengar samar-samar melewati gendang telinga.
Jejak kakinya terhapus oleh hamparan air biru. Bulir pasir yang kian melekat tampak mengusik kulit bagian bawah saat berjalan tanpa alas sandal maupun sepatu. Taehyung terkekeh hambar, berbalik menghadap seseorang sebelum bergumam dan mengungkit sebuah duka lara yang tak kunjung hilang.
"Kamu tahu? Aku bisa mendengar suara hatimu bahkan saat kamu sedang berbohong."
Sederhana namun menyakitkan.
Taehyung sungguh tidak paham bagaimana takdir berputar mempermainkan kewarasannya. Ia ingin meratap, menekan luka dalam dada yang kian melebar kosong seperti jurang derita. Baik sekali, Taehyung hampir mengira secercah rasa yang ia genggam dapat menjadi nyata jika mengudara. Memberi warna merah muda bernama cinta.
"Jeongguk-ssi, apa menurutmu aku akan tenggelam?"
Ia berbalik, mundur beberapa langkah membiarkan ombak menerpa pakaian basah sebab menyerap setiap curahan air laut tanpa ekstasi berarti.
"Taehyung, kamu lupa jika aku akan menarikmu lagi meskipun kamu menolak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cromulent; Jeon Jeongguk
FanfictionIa ingin kepemilikan mutlak, mengikat Kim Taehyung dalam jeruji kuat bernama hati. Tak masalah jika harus melenyapkan segala macam gangguan karena bagi Jeongguk hanya Kim Taehyung yang ia utamakan. "Jeongguk-ssi, apa menurutmu aku akan tenggelam?"