Kim Namjoon.
Seorang pria dewasa yang memiliki senyum hangat serta lesung pipi memikat tampak menyenangkan siapapun dalam jarak dekat. Suara dia berat namun nyaman untuk didengar. Juga cukup tinggi ketika berhadapan langsung dengan Kim Taehyung.
Meremat ujung baju gugup dari balik punggung, Jimin mengawali pembicaraan guna memecah-belah suasana hening.
"Dimana temanmu, hyung?"
"Masih di jalan, dia akan menyusul nanti. Jadi, apa kamu bisa mengantarku untuk melihat rumah sewa yang kamu katakan waktu itu?"
Dia mengarahkan mata pada figur manis Taehyung yang berdiri tepat disamping Jimin.
"Tentu, tapi pekerjaanku—"
"Hari ini kamu libur. Tenang saja, kamu lupa aku bos-nya?"
Senang karena mendapat kebebasan selama satu hari, Taehyung segera mengangguk kelewat riang. Total mengundang gelak tawa mengejek dari mulut lancang Park Jimin. Dia mengusap kepala Taehyung main-main lalu merangkul dan berbisik diselingi kedipan jenaka.
"Jangan tersenyum konyol begitu, apa kamu mau dipecat gara-gara terlalu senang saat diberi hari libur?"
"Siapa yang konyol? Wajah jelekmu yang konyol!"
Sial, suka sekali menyulut sumbu pendek Kim Taehyung.
Namjoon ikut tertawa mendengar obrolan mereka. Berpikir jika dua orang sahabat yang melekat bagaikan perangko berhasil mengingatkannya pada seseorang yang akan datang setelah sekian lama mereka tidak berjumpa.
Tiga orang dengan tinggi badan berbeda sampai setelah menempuh waktu kurang dari 10 menit menggunakan mobil. Memandang lekat bangunan sederhana yang memiliki dinding hijau diantara satu pohon rindang serta halaman depan berpagar besi.
Namjoon mengangguk pelan, jelas dapat merasakan angin sejuk berhembus samar-samar menerpa helaian rambut hitam miliknya.
"Bagus, aku yakin dia akan suka."
"Hyung, apa itu temanmu?"
Jimin menunjuk pria asing berpakaian turtleneck tak lupa kacamata oval yang bertengger dipangkal hidung. Dia turun dari mobil putih mewah dan berjalan santai menghampiri posisi Namjoon berada.
Tampan.
Satu kata memuji terlintas melewati kepala Taehyung lantas mundur memberi keduanya ruang bicara dengan penuh pengertian. Sedikit menyenggol Jimin seraya berbisik menggunakan nada rendah. "Apa kamu kenal dia?
"Bukankah terlihat familiar? dimana aku pernah melihat wajah ini?" balas Jimin heran.
Mencoba menggali informasi dari memori otak sebelum menjentikkan jari telunjuk heboh sebab kilasan drama yang Jimin tonton sukses buat dia gemetar kegirangan.
"Apa kamu Kim Seokjin?"
Lupakan perihal sopan santun. Jimin menyela pembicaraan mereka berdua dengan tatapan antusias yang sulit untuk ditutupi.
Kim Seokjin, aktor tampan yang memerankan sebagian besar drama pun film terkenal.
"Ya, apa kamu teman Namjoon?"
Jimin mengangguk seolah menjawab pertanyaan Seokjin. Balas menyambut uluran jabat tangan dan bersumpah bahwa dia tidak akan pernah mencuci tangan selama 3 hari.
"Bukankah sudah aku bilang, anak ini adalah pengggemarmu." Namjoon terkekeh kecil. Menjitak dahi Jimin kesal karena sudah merusak percakapan harmonis yang jarang Namjoon dapati.
"Hyung, kenapa kamu baru memberitahuku sekarang? Tunggu sebentar, Taehyung kamu juga sangat menyukai Seokjin-ssi 'kan?"
Ditanyai tiba-tiba, ujung lidah Taehyung tumpul kesulitan mengeluarkan kata-kata. Pipi dia panas menahan malu, bersembunyi dibelakang punggung Jimin dan menyapa memberi salam. "H-halo, senang bertemu denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cromulent; Jeon Jeongguk
FanfictionIa ingin kepemilikan mutlak, mengikat Kim Taehyung dalam jeruji kuat bernama hati. Tak masalah jika harus melenyapkan segala macam gangguan karena bagi Jeongguk hanya Kim Taehyung yang ia utamakan. "Jeongguk-ssi, apa menurutmu aku akan tenggelam?"