𝐒𝐮𝐛 𝟐

576 100 8
                                    

𝐀 𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐒𝐎𝐍𝐆
【_____________________________】
𝐧𝐚𝐛𝐢𝐥𝐜𝐡𝐚𝐧𝟔𝟏 𝐱 𝐤𝐢𝐦_𝐭𝐚𝐞𝐜𝐡𝐢

Lucia terlelap sepanjang perjalanan. Sepertinya Cleandro memukul belakangnya terlalu keras atau mungkin saja dia sudah bangun tapi memilih untuk diam dibalik kain yang menutupi kepalanya?

Athalla terus melirik cermin memastikan gerak-gerik Lucia. Adiknya itu tumbuh besar di kota orang. Senyum tercetak jelas diwajahnya namun terhalang oleh topeng putih yang dia pakai. Saat dia sudah tidak memperhatikan lagi Lucia, diam-diam adiknya itu melepaskan kain yang menutupi kepalanya. Menaruhnya dipangkuan lalu menangis saat melihat jendela mobil.

"Aku tau itu kakak" Lucia memberanikan untuk membuka suara. Pergelangan tangannya terlihat memerah mungkin karena ikatan tali yang begitu kencang. Bukan Athalla yang melakukannya, melainkan Alardo. Cowok itu sepertinya sangat berambisius untuk mendapatkan jabatan tinggi sehingga tidak memperdulikan yang sedang dia sekap adalah seorang perempuan rapuh.

"Bahkan pergelangan tanganku memerah" Lucia tersenyum melihatnya. Dia tertunduk dan menumpahkan semua kesedihannya.

Athalla yang mendengarnya berusaha tetap tegar melihat adik kesayangannya merasa sakit karena ulahnya. "Berpura-pura lah kau tidak mengenaliku"

Lucia mengangkat kepalanya, menatap tak percaya pada kakak kesayangannya itu. Cukup sakit hatinya dibuat. Bahkan dia tidak menyangka kalau akan seperti ini jadinya.

"Maaf sudah melibatkan mu" Lucia kembali memakai kain itu dan berbaring. Berpura-pura bahwa dia masih pingsan dan tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka.

Tibalah mereka di pedesaan. Ujung kota Milan memang sangat indah. Di desa yang tidak diketahui namanya itu merupakan markas tersembunyi Lucifer yang dia bangun sejak lama.

Athalla mematikan mesin mobil dan turun serta menggendong Lucia untuk masuk bersamanya. Didalam markas itu sudah ada anggota pasukan Tirador. Athalla hanya menggendong Lucia dari mobil hingga pintu masuk. Sisanya diurus oleh Cleandro yang sudah menunggu didepan pintu masuk. Bahkan rokok yang masih bertengger dimulutnya dibuang kesembarang arah saat melihat mereka berdua datang.

"Cuci tangan mu sana! Sepertinya sebentar lagi kau akan tremor" Cleandro menggendong Lucia ala bridal style. Sedikit manusiawi daripada Athalla. Yang disuruh pun hanya memberikan senyuman sebagai responnya. Topengnya sudah dicopot sebelum turun dari mobil tadi.

Athalla melihat tangannya sejenak, benar saja. Gemetar seperti kata Cleandro. Bahkan jantungnya pun berdetak lebih cepat kali ini. Sepertinya Athalla terkena panic attack. Dadanya begitu sesak. Dia pun terduduk ditempat itu juga. Menarik napas dalam lalu mengeluarkannya. Berusaha untuk menenangkan agar tidak ada yang mengetahuinya.

Dia cukup takut tentang apa yang akan terjadi kedepannya. Akan kah ibunya mengetahui kalau Lucia sedang berada dibawah kuasa Lucifer. Semoga saja tidak.

"Sedang apa kau?" Tiba-tiba saja Adelardo mengagetkannya. Spontan dirinya berdiri walaupun belum 100% tenang.

"Hanya duduk" dua kata saja. 'Hanya' dan 'duduk'. Athalla pergi begitu saja kearah kamar mandi untuk mencuci muka serta tangannya.

"Cih"

【_____________________________________】

"Bagaimana?" Alardo datang dan bersandar pada tembok yang ada didekat Athalla. Melihat sang lawan bicara sedang mencuci tangannya dengan sangat bersih. Lelaki itu pun tertawa. "Bersih sekali, seperti perempuan saja"

"Sudah terbiasa sejak kecil" jawab Athalla.

Tak ada sedikit pun niatan untuk melirik, tapi tidak dengan Alardo. Dia terus memperhatikan gerak Athalla. Menyilangkan tangannya didepan dada. Athalla yang iseng pun menyipratkan air kearah Alardo. Namun tak diterima baik. Yang dicipratkan air memilih menjauh dari Athalla. Daripada bajunya harus basah.

"Wanita Eropa itu sudah aman" Athalla me-lap tangannya yang basah pada pakaiannya. Sedikit jorok memang tapi tidak ada pilihan lain.

Mereka terdiam. Suasana hening pun mulai menguasainya. Alardo tidak lagi memperhatikan Athalla. Lantai yang berada di bawahnya menjadi objek penggantinya.

Athalla pun duduk pada sisi yang kering diwastafel itu. Menundukkan kepala mengikuti kegiatan Alardo. Lalu tak lama, dia menarik napas panjang dan mengacak surainya kasar. Pikirannya semakin kacau. Lucifer, Luna, Lucia, dan Tirador. Mereka berhubungan namun bertolak belakang.

Alardo mendengar hembusan napas Athalla, otaknya pun mulai mencerna situasi yang sedang terjadi secara rasional. Dimana akal sehat mu akan berguna saat-saat seperti ini. Menyelesaikan masalah walau tidak semua namun dengan kepala dingin.

"Kenapa kau tidak menjadi pengikut ibu mu?" Tanya Alardo.

Pertanyaan itu sukses membuat Athalla kelabakan untuk mencari jawaban. Namun hal yang harus dipastikan adalah: 'dari mana dia mengetahui kalau ibuku juga mempunyai anak buah seperti Lucifer?'

"Memangnya kau tau siapa ibu ku?" Bukan menjawab tapi kembali bertanya. Athalla hanya melihat respon yang sangat tenang. Alardo tersenyum sinis. Dia memainkan cincin yang berada dijari manisnya. Melepaskan lalu memasangnya kembali. Begitu seterusnya. Hingga Athalla dapat menghitung seberapa kali Alardo melakukannya. 15 kali.

"Luna Livia, mafia perempuan yang hampir dilupakan sejarah. Berdarah Yunani dan Korea dan memiliki anak dari Lucifer, yaitu kau" Dua kalimat. Penjelasan singkat Luna Livia dari Alardo membuat Athalla kembali tercengang. Mata Alardo kini bertemu dengan mata Athalla. Seolah mengajak untuk adu tinju, Alardo mengangkat alis kirinya. Tersenyum licik ketika lawan bicaranya K.O.

Tak ada satupun kata yang terucap dari bibir Athalla sebagai penolakan, seolah yang dikatakan Alardo benar adanya. Matanya pun nyaris tak berkedip. Rahasianya mulai terbongkar perlahan.

Alardo pun berjalan menuju pintu meninggalkan Athalla sendirian. Namun beberapa langkah nya terhenti, kepalanya menoleh sedikit dan dia berkata, "Game dimulai".

𝐀 𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐒𝐎𝐍𝐆
【_____________________________】
𝐧𝐚𝐛𝐢𝐥𝐜𝐡𝐚𝐧𝟔𝟏 𝐱 𝐤𝐢𝐦_𝐭𝐚𝐞𝐜𝐡𝐢

_291020_

𝐀 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 𝐒𝐨𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang