𝐀 𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐒𝐎𝐍𝐆
【___________________________】
𝐧𝐚𝐛𝐢𝐥𝐜𝐡𝐚𝐧𝟔𝟏 𝐱 𝐤𝐢𝐦_𝐭𝐚𝐞𝐜𝐡𝐢Cleandro membaringkan tubuh Lucia di ruangan bawah tanah. Tidak kedap suara namun sangat sunyi dan redup. Ruangan yang Lucia tempati merupakan tempat penyimpanan senjata. Mereka pun tidak takut saat memutuskan untuk menyekap Lucia disitu karena menurutnya perempuan itu tidak akan mahir dengan senjata yang ada.
Ditambah tangan dan kaki Lucia diikat jadi tidak ada kemungkinan dia akan bebas, kecuali ada yang membantunya.
Sebelum meninggalkan Lucia sendirian, Cleandro menutup mulut Lucia menggunakan lakban hitam. Dan kepalanya kembali ditutup dengan kain.
Penculikan ini baru berjalan 30%. Mereka tidak bisa puas dulu dengan hasil yang diperoleh karena game baru saja dimulai.
【______________________________________】
Cleandro mendudukkan bokongnya pada kursi anyam yang berada di ruangan mereka. Api unggun berada ditengah. Aneh bukan? Menyalakan api unggun didalam ruangan. Biar ku perjelas lagi. Ruangan itu adalah sebuah gudang utama yang tidak pernah dipakai lagi oleh sebuah pabrik ternama karena sebuah alasan. Dan Lucifer membeli tanahnya dengan harga murah tentunya. Lalu menjadikan bangunan itu salah satu markas mereka di ujung kota Milan.
Alardo, Adelardo, Daren, dan Athalla nampak bersantai dengan gelas yang sudah terisi wine ditangannya. Obrolan pun terhenti saat Cleandro tiba-tiba datang dan menghembuskan napasnya.
"Perempuan itu terlalu berat" ucapnya.
"Bandingkan dengan sesuatu agar terlihat jelas Cleandro" Adelardo menyenderkan belakangnya pada senderan kursinya, lalu mengangkat satu kakinya dan meminum seteguk wine.
"Mesin cuci, kau memangnya pernah mengangkat sebuah mesin cuci yang masih terbungkus rapih dengan dus-nya?"
"Tidak sih. Tapi sepertinya cukup berat"
"Tapi tubuhnya sangat kecil" kini Athalla mengangkat bicaranya. Namun matanya tidak menatap lawan bicaranya.
"Kau sudah pernah menggendongnya bahkan kejadiannya masih baru tapi kau tidak mau mengakui bahwa tubuh gadis itu memang berat"-Cleandro.
"Debatkan saja berat badan seseorang, memangnya kalian sendiri tidak berat?" Alardo menimpalinya dengan tawa akhirannya. Daren pun ikut tertawa. Tawa renyah seperti seorang bapak-bapak yang baru saja mengeluarkan candaanya kepada anaknya. Garing.
"Makan malam kita apa kali ini?" Adelardo mengganti topik pembicaraan tiba-tiba dan membahas makanan diwaktu yang tepat.
"Terserah saja" jawab Alardo dan Athalla bersamaan. Mereka berdua kaget dan saling menatap satu sama lain. Lalu tertawa bersamaan (lagi). Masing masing memalingkan mukanya lalu tertawa dengan segelas wine yang masih berada ditangannya.
"Bagaimana kalau kita mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan kita hari ini?" Sebuah ide yang Daren ucapkan sepertinya sangat bagus untuk menghibur sekaligus mempererat hubungan mereka sebagai pasukan Tirador.
Mereka membagi tugas. Ada yang menyiapkan bahan makanan, ada yang menyiapkan panggangan, ada yang menyiapkan stock minuman keras dan ada yang menyiapkan lagu yang akan disetel saat mereka mabok nanti.
"Kita berpesta!!!" Mereka menyatukan tangan lalu berteriak seolah akan menjalani sebuah lomba.
Disisi lain, ada yang sedang meredakan rasa laparnya. Dari pagi hingga malam dirinya tidak pernah mengisi lambungnya dengan makanan bahkan air putih. Perempuan itu terbaring dan meringkuk. Menyembunyikan bunyi perutnya yang cukup keras. Jika dia menangisi apa yang sedang terjadi sama saja akan menguras tenaganya yang bahkan tidak sampai 50%.
Sampai dia mendengar suara langkah kaki kearahnya. Lucia dengan cepat menutup matanya dan berpura-pura masih pingsan. Namun perutnya berulah lagi. Sepertinya cacing didalam perutnya sudah tidak sabar ingin mendapatkan makanan.
"Bangunlah, ini aku"
Lucia yang mendengarnya langsung mendudukkan tubuhnya dan membuka kain yang menutupi kepalanya.
"Kakak.."
"Makan dulu, aku tau kau sangat lapar" Athalla memberikan beberapa daging panggang yang ia ambil dari pesta makan malam Tirador dengan sebotol air mineral.
Lucia menunduk. Rasanya sangat tidak masuk akal seseorang yang sedamg diculik diberikan makanan mewah seperti saat ini.
"Tetap ingat perkataan ku ya, jangan sampai mereka tau tentang kita"
Athalla meninggalkan Lucia sendirian (lagi) diruangan itu. Membiarkan adiknya makan dengan tangan terikat dan badan yang sudah lemas.
"Bodoh" Lucia menatap kearah lorong yang kakaknya lewati. Air matanya mulai turun saat mengingatnya. Namun demi sebuah balas dendam, semuanya akan dia lakukan. "Bersiap saja kalian. Kalian sudah tertipu dengan wajah ku ini"
【_____________________________________】
"Lavender blue dilly dilly lavender blue"
"When I am queen, dilly dilly"
"You shall be king"
Lucia menyanyikan lagu 'Lavender Blue'. Saat ini dia sedang takut. Kegelapan tak pernah kalah dalam hal menakutinya. Lampu baru saja mati total. Rasa sesak di dada Lucia semakin terasa. Dia harus melihat cahaya secepatnya."Ibu..."
"..aku takut"
Langkah kaki terdengar. Langkahnya sangat pelan namun keras. Sepertinya seorang yang tidak dia kenal sedang berjalan kearahnya. Lucia tidak bisa melihatnya karena tidak ada penerangan.
"S-siapa kau!?" Lucia gemetar. Rasa takutnya semakin menjadi saat mendengar suara napas seseorang begitu dekat.
"Bernyanyi lah, suara mu sangat merdu" ucapnya.
𝐀 𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 𝐒𝐎𝐍𝐆
【_____________________________】
𝐧𝐚𝐛𝐢𝐥𝐜𝐡𝐚𝐧𝟔𝟏 𝐱 𝐤𝐢𝐦_𝐭𝐚𝐞𝐜𝐡𝐢_051120_
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 𝐒𝐨𝐧𝐠
Gizem / GerilimSaat suaranya menyanyikan lagu 'Lavender Blue', Lucia dihampiri oleh pria yang sedang menyekapnya. Namun Lucia tak menghiraukannya. Nyanyian terus berlanjut hingga bait terakhir usai. Seorang pria yang berada dihadapannya hanya bisa terdiam menatap...