sinis

5 1 2
                                    

Hari telah berganti dari Ahad menjadi Senin. Kesibukan dan hiruk pikuk dunia pun dimulai. Seperti hari-hari biasanya Senin akupun kembali mengajar di sekolah seperti biasanya.
Aku mulai mengajar pukul 10.00 WIB tak lupa sebelum itu aku melaksanakan solat duha. Meminta dimudahkan urusan rezeki dan perkara lainnya.

"Anak-anak kita murajaah hapalan sebelumnya ya...mari kita membaca surat al-humazah, al-bayyinah, dan al-fiil" ujarku

Kemudian para santri dan santriwati pun membaca surat yang aku minta. Setelah itu aku mentalaqqi mereka membaca surat Al-Baqarah ayat 1-5 karena juz 30 telah diselesaikan maka akupun memindahkannya ke juz 1 untuk hapalan selanjutnya.

Jampun berlalu begitu cepat tak sadar sekarang sudah pukul 16.00 itu artinya kegiatan mengajar untuk hari ini telah selesai. Aku pun pulang menggunakan transportasi umum. Sebelum pulang ke rumah aku mampir ke toko buku terlebih dahulu membeli beberapa buku karena buku sebelumnya sudah selesai ku baca.

Sebelumnya aku bingung harus membeli buku apa karena begitu banyak buku menarik untuk dibaca. Setelah melihat dan menimang aku menjatuhkan pilihan pada buku Khadijah dan Fatimah Az-Zahra. Rasanya meneladani mereka adalah yang ku butuhkan saat ini terlebih dizaman fitnah seperti saat ini.

Setelah membeli buku akupun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah menggunakan transportasi umum kembali. Selama di bus begitu banyak pasang mata melihat. Berbagai macam tatapan dilayangkan ada tatapan yang biasa, megagumi, dan sinis.

Ada yang tidak mau duduk berdekatan dengan diriku. Mungkin ya karena pakaianku. Pakaian pembunuh, pakaian menyeramkan pendapat sebagian orang. Mereka beranggapan aku dan pakaianku tidak mau bersosialisasi dengan masyarakat, tidak mau pergaul berbagai anggapan tentang pakaianku  padahal pakaian ini tidak menghalangiku dakalam berbuat apapaun.

Kami sama dengan yang lainnya. Hanya saja pakaian yang membedakan

"Lihatlah pakaian menyeramkan sekali, tidak bisa dikenali" ujar salah satu penumpang bus.

"Idih pakaian kuno, coba cek tasnya jangan-jangan bawa bom" bisik salah seorang ibu-ibu.
Dipandangi sinis sudah biasa, cicaci maki juga hal biasa. Hanya berharap Allaah kuatkan hati ini

Happy reading ^_^

hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang