31

1.5K 280 47
                                    


Kalian tau cerita ini darimana?
Beranda di wattpad?
Rekomendasi dari temen?

Siapkan jantung kalian.

Happy reading

****

Zeline menatap Aslan tak percaya, dia terdiam selama beberapa menit. Ucapan Aslan tentu saja berputar terus-menerus didalam otaknya.

Dia lalu beralih memandang lukisan wanita yang terlihat sangat mirip dengannya.

Wendy Kim?

Kakak kandung?

Mantan istri Richard?

Tiga pernyataan itu terus menari di kepalanya tanpa henti. Zeline ingin menangis, namun rasa terkejut yang luar biasa membuat air matanya sukar untuk keluar.

Zeline bingung, dia melihat Aslan dengan pandangan yang menuntut penjelasan lebih dalam lagi.

Jika Wendy Kim adalah kakak kandungnya, lalu Aslan ini siapa?

"Ada banyak hal tentang diriku yang bahkan aku sendiri tidak tau apa itu. Apa yang sebenarnya terjadi Aslan? Jika yang kau katakan itu benar, bagaimana bisa aku menikah dengan mantan suami kakakku sendiri?!"

Aslan menutup matanya sejenak. Tidak hanya Zeline yang bimbang, dirinya pun mengalami hal yang sama. Rahasia yang ia kira akan bisa ia sembunyikan seumur hidupnya, justru harus terbongkar disaat yang kurang tepat.

"Aslan?!" Panggil Zeline. Laki-laki itu harus memberitahunya segala hak yang selama ini dia sembunyikan apalagi jika ini menyangkut tentang Zeline.

Aslan menunduk, dia rasa memang tidak ada gunanya untuk menyembunyikan hal ini dari Zeline.

***

Flashback

Dua puluh tahun yang lalu...

Katrine tersenyum lembut seraya menggendong bayi perempuan yang baru dia lahirkan empat bulan yang lalu. Bayi itu sangat cantik, bahkan memiliki wajah yang persis dengan dirinya dan kakak dari sang bayi.

"Olivia ku sayang, kau harus tidur siang. Kenapa kau tidak juga tidur hm?" Tanya Katrine pada bayinya itu.

Si bayi menguap lebar mendengar penuturan ibunya. Tapi dia tidak juga menutup matanya untuk tertidur seperti yang dikatakan sang ibu.

"Ibu~~" Seorang anak perempuan berusia lima tahun itu masuk kedalam kamar dengan memeluk boneka panda kesayangan di tangannya, wajahnya nampak cemberut dan itu membuat Katrine mengerutkan keningnya.

"Ada apa Wendy sayang?" Tanya Katrine, dia duduk disebuah sofa agar lebih nyaman berbicara dengan anak sulungnya.

"Aslan menyebalkan! Akut tidak mau main dengannya!" Kesal Wendy yang kini duduk disebelah Ibunya. Dia kemudian beralih menatap adiknya yang kini juga memandang Wendy dengan tatapan polos.

"Olivia adikku! Kau harus cepat tumbuh besar agar kita bisa bermain bersama. Aku bosan terus bermain dengan Aslan!" Katanya pada adiknya itu.

Katrine tertawa mendengar ujaran Wendy, sebelah tangannya lalu terulur untuk mengusap rambut anak sulungnya itu.

"Wendy yang sabar ya, nanti Olivia juga akan tumbuh besar dan jadi teman bermain Wendy." Ujar Katrine.

"Tapi kenapa lama sekali Bu? Lihatlah, Olivia masih masih saja harus digendong kemanapun." Cetus Wendy.

Katrine tersenyum, "itu karena dia belum bisa berjalan. Wendy dulu juga seperti ini kok."

Wendy memajukan bibirnya, "ibu aku mau makan."

VERHETETLEN (SECOND VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang