20. | Slave #2

699 97 3
                                    

" Jangan bergerak, " Ia langsung menarik tangan ku dan mendekapku didalam jubah hitam nya, ia bahkan memelukku dengan erat karena aku hampir terjatuh.

Wajahku sekarang sangat malu, lantas aku kembali membenarkan hood ku untuk mentupi warna rambut ku, sedikit khawatir sih jika dia mengenali ku dari warna rambut ku, tapi semoga dia tidak mengenali ku sama sekali. Jujur saja, lelaki ini memiliki aroma tubuh yang sangat harum, astaga astaga astaga. Aroma nya seperti sabun.

Jantung ku tidak bisa berhenti berdegup dengan kencang karena aku sendiri saja baru pertama kali dipeluk sedekat ini oleh seseorang lelaki lain selain daddy. Aku sendiri saja bisa mendengar degupan jantung lelaki ini, degupan nya normal, apakah dia sangat terbiasa dengan hal seperti ini??

20 menit kemudian

Kereta kami telah sampai di sebuah gang sempit (lagi) dan menyuruh kami untuk masuk sendiri sesuai jalur yang ada. Saat itu aku masih berada di dekapan nya bahkan sampai kami turun pun dia tidak menurunkan ku ke tanah.

" T-tuan, mohon turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri... " Ucapku.

Dia barusan tersadar dan menurunkan ku dengan perlahan,
" Maaf, saya tidak tersadar karena tubuh anda sangat ringan sekali. "

Sebenarnya itu pujian atau kritikan sih? Apakah aku perlu menambah berat badan ku?

" Terima kasih tuan, karena telah menyelamatkan ku. "

Ia kembali tersenyum.

Gang sempit ini sangat lembab dan becek, sampai sampai tangan ku harus bersentuhan dengan tangan nya karena gang ini terlalu sempit! Selain lembab, disini juga sedikit bau.

" Disitu, " Laki laki itu menunjuk kearah sebuah sumber cahaya remang-remang dibagian kiri, sepertinya tempat itu adalah tempat perdagangan nya.

Saat kami memasuki tempat yang cahayanya remang-remang itu, kami langsung disambut oleh para wanita cantik yang sedang menggunakan pakaian seperti pelacur bertopeng. Para wanita itu langsung menemani kami Dan memberikan tempat duduk.

Sesaat setelah kaki ku injak ditempat ini, mata ku langsung terbelangak karena ditempat ini benar benar seperti koloseum. Terdapat banyak penonton bertopeng dan asik menonton mereka beradu kekuatan hingga titik darah penghabisan mereka. Sebenarnya hal ini juga biasa pada era modern, tetapi bedanya adalah, kali ini, dizaman ini, mereka lebih kejam....

" Apakah kau ingin duduk bersama? " Tanya nya.

Aku menggeleng dan menolak ajakanya tersebut, aku ingin melihat nya saja, bagaimana cara mereka menyiksa para budaknya itu. Kemudian aku memilih kursi yang sekiranya bisa melihat dengan jelas apa yang akan terjadi.

Setelah menunggu agak lama, acara pun dimulai, masing masing pembeli diberi angka untuk mengidentifikasi para pembeli untuk mematuk harga.

" Good Night, Ladies and Gentlemen, and also, my all nighter, disini kami telah mengumpulkan para budak yang saya jamin bisa membantu kalian untuk dijadikan seperti ajudan atau jongos kalian. Disini para budak sudah dilapisi oleh alat pembantu agar tidak memberontak, " Ucap sang pembawa acara yang juga memakai topeng.

Kemudian sang pembawa acara mendemonstrasikan alat tersebut langsung ke para budak nya,
" Jika kita menekan alat ini, maka kalung dileher budak itu akan menyetrum dan membuat pandangan sang budak menjadi pusing dan akhirnya pingsan sebentar. "

" GYAAAHH!!! " jerit salah seorang budak karena tersengat, tak lama ia pun pingsan. Bisa dilihat dari sini, betapa kejinya mereka, namun aku tidak boleh goyah, aku harus tetap melihat bagaimana cara mereka memperjual belikan budak mereka tersebut.

Protect Her. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang