03

752 42 0
                                    

Hari ini merupakan kali pertama bagi Alexa menginjakkan kaki di kawasan SMA Elang, tepatnya yang akan menjadi sekolah barunya mulai sekarang. Meski sebenarnya ia masih kesal dengan keputusan mamanya, tapi tetap saja ia akan mengikuti apapun itu yang bersangkutan dengan mamanya. Seperti kata anak zaman sekarang, dipaksa oleh keadaan. Ceilah!

So look me in the eyes
Tell me what you see
Perfect paradise
Tearing at the seams
I wish I could escape it
I don't want to fake it
I wish I could erase it
Make your heart believe

But I'm a bad liar
Bad liar

Lagu yang dipopulerkan oleh Imagine Dragons itu mengalun sopan ditelinganya. Dengan headset mungil menghiasai indera pendengarannya sembari ikut bernyanyi kecil membuat ia seolah melupakan sementara masalah hidupnya.

Perempuan itu melangkahkan kaki menuju ruangan kepala sekolah. Ia memberikan berkas, serta surat-menyurat yang sempat mbok Inah tinggalkan dikamar yang dipastikan dari papa tirinya.

Tidak perlu waktu lama Alexa langsung diminta untuk memasuki kelas yang sudah ditetapkan oleh kepala sekolah berdasarkan nilai-nilai dirinya di sekolah sebelumnya. Namun, sebelum itu sosok 'kemarin' tiba-tiba saja memasuki ruangan dimana dirinya berada.

"Permisi pak, ada perlu apa ya memanggil saya?"

Cewek itu lagi. Batin Alata malas setelah bersitatap dengan Alexa.

Sedangkan Alexa kaget bukan main. Iyalah, orang yang ia suka bersekolah di tempat yang sama.

"Alata, tolong kamu antarkan Alexa ke kelas XI IPS 3." Perintah pak Ridwan yang langsung mendapat anggukan dari Alata.

"T-terima kasih pak, saya permisi."

Alata dan Alexa pun beranjak keluar ruangan.

"Gue nggak nyangka bakal satu sekolah sama lo. Menurut lo kita emang ditakdirkan bersama ga sih?" tanya Alexa girang bukan main.

"Terserah."

"Dingin banget masnya nggak salah benua kan ya?"

Alata diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari bibir tipisnya. Dikira gue beruang kutub apa.

"Berasa ngomong sama tembok. Padahal disamping gue bernyawa."

"Ya... Mungkin lo malu sih sama gue, secara semalem lo kalah balapan kan ya."

Alata masih tetap setia dengan diamnya, tidak berniat sama sekali menyauti ucapan Alexa yang super duper mengesalkan itu.

"Lo kok cuman diem sih, nggak seru banget asli dah."

"Al-"

"Kelas lo udah sampe."

Setelah mengatakan itu Alata melangkah pergi menjauh. Merasa terselamatkan.

"Alata tunggu!"

Alata spontan berhenti tanpa berbalik. Kenapa pake acara berhenti segala sih ah! Batinnya kesal.

"Jangan buru-buru dong." Dengan langkah yang lumayan cepat, Alexa akhirnya bisa menghampiri cowok itu lagi.

"Mau ngomong apalagi sih."

"Bisa kalem ga sih. Mau ngucapin makasih aja kok karena udah anterin gue ke kelas." Kesal Alexa namun ucapannya memang benar-benar tulus.

"Gue waketos, gausah makasih."

"Lah? Emang nggak boleh ngucapin makasih?" Alexa sempat bengong beberapa saat.

"Terserah lo deh. Ribet banget jadi cewek. Tinggal masuk aja apa susahnya sih." Alata benar-benar kesal, ia mengambil langkah besar dan segera pergi meninggalkan Alexa setelah mengucapkan kalimat yang menurut Alexa sangat panjang sejak sekian banyak pertemuan mereka terhitung dari semalam.

ALEXA: Universe Pluto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang