Terpejam

278 23 25
                                    

Sorak-sorai para mahasiswa di ruangan kelas membuat sakit kepala juga memekakkan telinga. Pasalnya ketua kelas kami baru saja menerima informasi dari presiden mahasiswa bahwa sabtu ini akan diadakan acara halloween party di kampus tercinta bernama Institut Angkasa Muda. Aku tidak tahu bagian mana yang membuat mereka begitu bersemangat.

Bagiku tak ada yang menarik dari sebuah pertunjukan halloween, berdandan menyerupai makhluk gaib yang menyeramkan, bagaimana jika makhluk yang sebenarnya tidak suka jika ditiru, bagaimana jika saat berfoto bersama mereka ikut berbaris disela-sela kita. Aku rasa itu adalah pilihan yang sangat salah, terlebih untuk orang-orang yang memiliki kadar keberanian tipis seperti diriku. Sangat membuang waktu dan tenaga hanya untuk menakuti diri sendiri.

Namaku Cantika pratiwi seorang mahasiswa sastra bahasa Indonesia, berusia 21 tahun dan aku sudah berada semester 7 yang artinya tak lama lagi akan mendapatkan gelar baru.

"Semuanya! Mohon perhatian ada satu informasi lagi yang belum gue sampaikan. Setiap kelas wajib memberikan perwakilan yang akan diikut sertakan dalam lomba best costume halloween 2020." jelas Ikbal selaku ketua kelas.

Seketika semua mata menuju ke arahku, sudah aku pastikan mereka akan menunjukku. Seperti kejadian tahun lalu saat kampus mengadakan acara perlombaan memperingati ulang tahun Indonesia, aku bukan tipe mahasiswa aktif yang suka unjuk diri dalam sebuah acara atau organisasi, aku sangat menghindari hal itu. Tapi sialnya teman-temanku senang sekali menunjukku dalam berbagai kegiatan kampus. Alasannya, aku bisa, aku cocok, terlihat good looking untuk menarik perhatian dan lain sebagainya aku sudah muak mendengar alasan mereka.

"Kenapa lihat gue?" ketusku ke arah Ikbal.

"Santai kali Can, lu cantik-cantik galak bener," Ikbal menggelengkan kepala, mungkin terkejut dengan nada suaraku yang ketus.

"Perwakilan kelas kita Cacan aja, gimana?" Pria berkemeja hitam kotak-kotak menjeda ucapannya sejenak. "Urusan kostum jangan khawatir nyokap gue ada kenalan tempat buat sewa baju dan urusan make up gue yang bakalan tanggung jawab, gimana?" lanjut Jetry, salah satu teman kelasku yang sangat antusias dengan berbagai acara kampus.

"Cacan mau nggak?"

Aku diam melirik enggan ke arah Ikbal.

"Cantika Pratiwi, mau dong ya? Gue antar jemput ke acaranya. Terus gue jajanin ice cream di Indoapril. Mau ya?" rayu Ikbal sembari memainkan kedua alisnya

"Nggak ...!! Gue nggak mau cosplay jadi hantu. Mending lu aja deh Bal, atau yang lain deh, sorry gue skip." ucapku tersungut-sungut

"Yah, Cacan mau dong, please ... Kalau lu mau gue sudah dapat konsepnya. Cosplay Annabelle, lu bakalan cocok banget." sahut Jetry mendekat ke arahku

"Dakjal banget ya, lu, Je. Lu jadiin gue Annabelle. Pokoknya gue nggak mau, gue juga rencana nggak bakalan ikut nih acara." Kesalku sembari menatap tajam ke arah Ikbal.

"Can kalau kita nggak mengirimkan perwakilan, kita bakal kena denda satu juta." sahut Ikbal lagi

Aku menghela napas panjang. "Sinting banget yang bikin peraturan. Mana sih, presiden mahasiswa? Sini gue datengin." kesalku sudah di ujung tanduk.

"Yakin mau datengin presiden mahasiswa? Awas entar cinta lama belum kelar atau lu malu ya, cosplay Annabelle di depan mantan?"

"Diam deh lu, Bal. Berisik aja!" raut wajah penuh kemarahan jelas terlihat, aku tidak bisa, tidak suka membicarkan tentang mantan.

"Gimana Can? Mau ya, siapa lagi yang bisa diharapkan di kelas kita cuma lu doang. Pikirin aja dulu selama dua jam, terus kasih gue jawaban terbaik. Gue ke kantin dulu, bye ... Cacan," Ikbal melambaikan tangan ke arahku.

Grassy's FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang