A Bittersweet Love

76 11 2
                                    

Pernahkah kamu jatuh cinta yang teramat dalam sampai segalanya terasa berputar hanya pada sosok itu? Jade pernah dan sedang mengalami hal itu. Sayangnya perasaan Jade hanyalah ilusi semata.

Dia menatap Alexandrite, laki-laki yang akan selalu mendapat hatinya. Alex yang merasakan seseorang memperhatikan, melihat Jade lalu melambaikan tangan dan mendekat. Gadis itu jadi tidak bisa berkutik kecuali menunggu Alex datang.

"Jade! Lo lama banget, deh. Emangnya apa sih yang diomongin saat meeting?" tanya Alex sambil mengambil alih berkas yang dipegang Jade.

"Kantor dapat project buat acara buat Halloween nanti, Another Rara Jongrang Project. You know, party for teens dan sebagainya. Kerjasama sama salah satu brand clothing artis buat mereka promo." Jade melirik Alex yang hari ini memakai polo shirt hitam yang menampakkan bisepnya.

Rara Jongrang Project adalah istilah yang digunakan oleh mereka untuk merujuk pada acara yang dilakukan dengan persiapan dalam waktu sempit. Bekerja di kantor Event and Party Organizer yang kerap bekerja sama dengan berbagai macam client memang sangat menyenangkan bagi Jade. Gadis berambut pendek sebahu itu suka dengan kegiatan yang tidak monoton.

Jade masuk ke Luxor Organizer sekitar tiga tahun lalu. Hanya berbeda beberapa bulan dengan Alex. Sejak awal, mereka berdua memang dekat. Apalagi pekerjaan mengharuskan mereka menghabiskan waktu bersama lebih banyak. Bagi Alex, Jade adalah sahabatnya namun Jade tidak bisa hanya menganggap Alex sahabat belaka. Dia jatuh cinta dan harus berusaha memendam perasaan sebaik mungkin. Hanya Thysa, sahabat Jade yang tahu tentang perasaan gadis itu.

"Good. Sebentar lagi kita pasti meeting." Alex menyeringai.

Salah satu sifat laki-laki itu yang disukai oleh Jade adalah bagaimana dia bisa tetap bersikap positif dan selalu ceria. Alex bekerja di bagian kreatif sementara Jade adalah Producer. Suatu keuntungan untuk Jade karena dia bisa sering bertemu Alex dalam segala kesempatan.

Sebagai Producer, Jade memang bertanggung jawab untuk mengecek semua keputusan antara client dan kantor berjalan dengan baik. Itu sebabnya dia tidak segan turun ke lapangan.

Alex baru saja akan bicara ketika terdengar suara yang memanggil laki-laki itu. Keduanya menoleh ke sumber suara dan menemukan seorang gadis langsing dengan rambut panjang tergerai indah berjalan ke arah mereka.

"Alex! Nanti siang makan di mana? Mau makan bareng?"

Delima, salah satu staf di bagian General Affairs yang belakangan digosipkan dekat dengan Alex. Seperti hari-hari sebelumnya, Delima terlihat cantik. Ujung-ujung rambutnya sengaja diikalkan dan tampak sesuai dengan bentuk wajahnya yang mungil. Tubuh langsingnya dibalut dengan celana jeans 7/8 dan t-shirt berwarna putih dengan cardigan sewarna.

"Di mana saja boleh. Lo pilih tempatnya, ya?"

Mendengar jawaban Alex, wajah Delima terlihat lebih sumringah. Tiba-tiba dia melihat Jade seolah baru saja melihatnya. Pipi Delima semburat merah, mungkin karena malu ada yang melihat dia mendekati Alex atau memang dia bahagia dengan jawaban Alex. Jade hanya tersenyum kaku lalu menjauh.

"Jade! Tunggu. Kamu mau ikut makan siang bareng nanti?" Tangan Alex menggamit lengan Jade yang terkejut.

Sebenarnya Jade tergoda untuk ikut tetapi dia melihat wajah Delima yang sepertinya berkata jangan-ikut padanya. Dia menggeleng dan Alex terlihat kecewa.

"Sorry, Lex. Nanti gue harus lunch meeting sama bagian traffic buat informasi awal. Lalu lanjut sama divisi lo setelah makan siang. Jadi pastikan jangan lama-lama, ya?" Jade tersenyum dan menepuk lengan keras Alex lalu berlalu.

Thysa, sahabat sekaligus rekan kerja sesama Producer kaget ketika Jade masuk ke ruangan mereka dengan wajah mendung. Dia sudah bisa menebak kalau Jade murung karena Alex. Sambil menghela napas, Thysa berdiri dan menghampiri meja Jade.

Grassy's FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang