Chapter 1 - Mulanya

2.3K 163 47
                                    

Kata orang masa SMA adalah masa paling menyenangkan dari semua jenjang dalam pendidikan.

Tapi untuk Seokjin rasanya sama saja, tidak se-menyenangkan seperti apa yang ia bayangkan saat masih Sekolah Dasar dulu.

Satu-satunya hal yang menyenangkan dari masa SMA bagi Seokjin adalah dirinya bisa pergi ke sekolah dengan motor vespa miliknya senditi dan hidup mandiri karena akhirnya ia di izinkan tinggal dalam sebuah apartment.

...

Tahun ajaran baru telah tiba, kini Seokjin sudah berada di bangku kelas sebelas. Tapi dirinya masih sama saja, tidak ada yang berubah. Tetap suka bermain-main dan mencari kesenangan dengan tingkah usilnya.

Meski punya wajah tampan dan tinggi diatas rata-rata, kisah cinta Seokjin bisa dikatakan jalan di tempat. Atau memang dirinya sendirk yang tidak pernah mencoba berjalan?

Bukan tidak ada yang mau, apa lagi tidak berusaha mencari cinta.

Menurutnya ia hanya belum menemukan orang yang tepat, karena sejak kecil Seokjin selalu ingin menjadi seperti Ayahnya.

Sekali berpacaran dan menikah dengan orang yang kelak jadi pacarnya itu.

...

Sudah terhitung tiga hari kegiatan belajar mengajar dimulai. Seokjin yang terlanjur terbiasa libur dan bangun siang hari, sudah dua hari berturut-turut datang terlambat ke sekolah karena sulit bangun hanya dengan alarm ponsel.

Hari pertama ia dengan mudah diloloskan dari hukuman karena beralasan jika kucing dirumahnya baru saja melahirkan.

Tidak bohong kok, karena memang benar kucing peliharaan ibunya baru melahirkan. Ia hanya berbohong tentang membantu kucing itu hingga selesai persalinan. Padahal saat itu ia bahkan tidak ada dirumahnya.

Hari kedua Seokjin juga masih diberi keberuntungan, karena alasannya menemani ayah meronda masih diterima juga.

Yang ini juga tidak bohong, karena terbukti Seokjin memang menemani ayah nya melalui video call saat malam hari. Yang bohong adalah saat itu ayah nya sedang diluar negeri dan bukan diluar rumah untuk meronda.

Dan sayangnya hari ini semua alasannya tidak diterima, padahal otak jeniusnya bahkan sudah mengeluarkan segala ide luar biasa.

Namun pak Nazir selaku kepala kesiswaan sama sekali tak mempercayai perkataannya.

Jadi disinilah Seokjin sekarang, di dalam perpustakaan yang sedang diisi beberapa siswa yang tengah mencari-cari buku refensi untuk kelas bahasa ataupun yang hanya mencari buku karena kelasnya tengah kosong.

Tangannnya yang memegang kemoceng bergerak malas membersihkan rak buku, tidak sampai semenit memudian bibirnya bergerak mengeluarkan sebuah keluh. "Ah sial banget gue, mending dihukum lari deh daripada disini. Ngantuk banget Tuhan"

Sebenarnya hukumannya mudah, Apa yang sulit dengan membersihkan rak buku sekaligus merapihkannya? Beberapa orang mungkin akan dengan senang hati menerimanya, tapi menurut Seokjin ini terlalu membosankan.

Seokjin berjalan dari lorong ke lorong, menaruh buku-buku sebagaimana seharusnya dengan sebuah kemoceng ditangan.

Merasa lorong tempatnya berada kini sangat sepi, Seokjin duduk dilantai dengan kedua tangan bertumpu pada buku yang sudah bertumpuk.

Mulanya tangannya masih berpura-pura membersihkan buku, namun karena suasana hening tanpa sadar Seokjin jatuh tertidur.

Belum sepuluh menit Seokjin tertidur, kupingnya sudah dijewer sedikit keras hingga membuat matanya mau tak mau terbuka.

Pacar Orang [JinV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang