Chapter 8 - Yang Sebenarnya

736 127 65
                                    

Bruk

Tas hitam yang semula disampirkan di bahunya dilempar ke sofa begitu ia masuk ke dalam huniannya.

Cape banget..

Setelah melepas jersey nya dan membuatnya bertelanjang dada Seokjin menghempaskan tubuhnya pada sofa.

Ia lalu melirik pada jendela dan menyadari jika hujan sudah turun dengan derasnya.

"Ujan bikin laper nih namanya. Nasi padang gue udah ilang lagi"

"Sabar ya perut, lagian apa-apaan sih gue sok perhatian ngasih pacar orang makanan segala"

Seokjin, ikhlasin..

Cuma nasi padang, yang kalau dimakan pas lagi anget jadi makin enak.

Apalagi pake sambel..

Iya itu cuma nasi padang.. ikhlasin..

Eh tapi kalau kuah nya banyak enak banget.

Setelah berdiskusi dengan inner self nya sendiri dan berhasil melupakan nasi padang nya, Seokjin bergumam "Terserahlah udah terlanjur juga"

Dengan satu lengan yang dijadikan sanggahan kepala Seokjin mengeluarkan ponselnya dari saku.

Ia membuka lock nya, dan Seokjin mendapati ada banyak notif chat yang Seokjin sendiri bingung siapa mereka semua.

Apa harus disebut penggemar? Tapi kan dia bukan artis. Dari mana juga mereka mendapatkan nomornya?

Susah banget emang jadi ganteng. Emangnya gak bosen apa mereka ngechat pagi, siang, malem. Udah kaya minum obat aja.

Mengabaikan pesan-pesan masuk itu, Seokjin membuka room chat nya dengan sang ibu lalu mengetik sebuah pesan diiringi emoji memelas.

Ibu Ratu

Ibu [16:31]

Disini ujan deres banget tauuu. Stok makanan dikulkas abis juga, tolong pesenin makanan ya. Uang bulanan aku abis hehe, ibu peka pasti. [16:32]

Pemuda Kim yang lebih tua tengah kelaparan karena dengan sukarela menyerahkan nasi padang berharga nya pada Taehyung.

Sedangkan ditempat lain Pemuda Kim yang lebih muda sibuk memperhatikan meja makan yang penuh.

"Tuh kan bunda udah ninggalin makanan. Tinggal masukin microwave aja, aduh kak Seokjin sampe repot kasih aku nasi padang.. rezeky anak baik emang hehe"

====

Hari terus berganti.

Semua masa menyenangkan disekolah di semester awal di kelas sepuluh Taehyung lalui dengan cukup menyenangkan.

Pameran seni disekolah sukses, bisa memenangkan lomba dengan team KIR nya meski masih terbilang anak baru.

Pencapaian-pencapaian itu tidak buruk untuk sebuah awal, iyakan?

Dalam bidang akademi Taehyung merasa ia tidak perlu mengkhawatirkan apapun karena telah belajar dengan baik.

Tapi tidak dengan percintaannya.

Tidak,

Hubungannya dengan Jungkook baik-baik saja.

Terlampau baik-baik saja sampai rasanya ia selalu mudah percaya akan semua perkataan Jungkook yang menurut Jimin adalah sebuah kebohongan.

Taehyung bodoh atau ia hanya terlalu takut kecewa?

"Taehyung kok ngelamun?"

Suara Jungkook menyadarkan Taehyung, mereka tengah bermain game bersama di kamar Jungkook dan hanya berdua saja.

Pacar Orang [JinV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang