38. Cerita Mia

5.1K 352 23
                                    

"Hai Kak Raisa, Kak Fauzan, dan Kakak-kakak lainnya!" sapa Mia tersenyum ramah.

"Sini, Mi!" ucap Raisa menyuruh Mia mendekat. "Lo mau jenguk Fauzan?" tanya Raisa kemudian.

"Enggak. Aku mau jenguk Kak Raisa," jawab Mia.

"Oalah. Makasih ya udah jengukin gue," ujar Raisa.

"Sama-sama. Keadaan Kakak gimana? Katanya tadi sempet pingsan di parkiran ya?" tanya Mia.

"Iya. Tapi sekarang gue udah mendingan kok," jawab Raisa.

"Syukurlah. Aku boleh nggak ngomong berdua sama Kak Raisa?" tanya Mia membuat Raisa mengernyitkan dahinya.

"Mau ngomong soal apa?" tanya Raisa penasaran.

"Pokoknya ini penting, Kak," jawab Mia.

"Yaudah. Guys, kalian bisa tolong keluar dulu nggak? Mia mau ngomong berdua sama gue," ucap Raisa pada Fauzan dan yang lain.

"Kenapa harus berdua sama Raisa?" tanya Fauzan ikut penasaran.

"Privasi, Kak," jawab Mia.

"Udah sono lo keluar!" usir Raisa.

"Jangan macem-macem lo sama Raisa!" tegas Fauzan menatap Mia dengan tajam.

"Enggak kok, Kak," ucap Mia tersenyum simpul.

"Jadi lo mau ngomong apa, Mi?" tanya Raisa setelah para sahabat keluar.

"Aku tau Kak siapa yang udah nyebabin kak Fauzan kecelakaan," ucap Mia membuat Raisa terkejut.

"Serius lo tau? Siapa Mi orangnya? Kasih tau gue biar gue samperin tuh orang. Enak aja udah bikin Ojan kecelakaan," tanya Raisa.

"Kakak kayaknya cinta banget ya sama kak Fauzan," celetuk Mia.

"Eh, enggak kok. Gue sama Fauzan kan cuma sahabatan," balas Raisa.

"Tapi keliatan kok kalau Kak Raisa sama kak Fauzan saling cinta," ucap Mia.

"Lo ada-ada aja. Jadi, siapa pelakunya?" tanya Raisa kembali pada inti topiknya.

"Kakak tiriku, Kak," jawab Mia.

"Kakak tiri lo? Siapa?"

"Kak Cici."

"Cici mantannya Ojan? Kelas 11 itu kan? Yang kutu buku?" tanya Raisa terkejut.

"Iya, Kak. Kak Cici yang itu," jawab Mia.

"Kok bisa sih? Dia dendam sama Ojan atau gimana?" heran Raisa karena bisa-bisanya Cici yang melakukan hal kriminal seperti itu.

"Jadi, waktu itu kak Cici ngeliat aku pulang dianterin sama kak Fauzan. Terus dia nanya yang nganter tadi siapanya aku. Akhirnya, aku jujur kalau kak Fauzan itu pacar aku. Tiba-tiba kak Cici nyuruh aku buat mutusin kak Fauzan. Katanya, kak Fauzan cuma mainin aku dan bentar lagi pasti diputusin. Ternyata bener, Senin lalu aku diputusin sama kak Fauzan. Pas aku pulang ke rumah, kak Cici bilang pasti udah diputusin. Terus aku nangis dan bilang kenapa kak Fauzan tega padahal aku sayang sama dia. Kak Cici bilang dia bakal balas dendam sama kak Fauzan. Aku tau, walaupun kita bukan saudara kandung dan nggak terlalu akrab, tapi kita saling menyayangi. Semalem, aku ngeliat kak Cici keluar pakek baju item-item. Aku curiga terus aku ikutin. Dia berhenti di sebuah restoran dan dia nyamperin sebuah mobil tapi aku nggak tau apa yang dilakuin kak Cici. Tadi pagi aku dapet kabar kalau kak Fauzan kecelakaan pakek mobil. Dari situ aku makin curiga ada hubungan antara kak Cici sama kecelakaan kak Fauzan. Tadi sebelum ke sini, aku mampir ke restoran semalem. Karena kebetulan yang punya tanteku, jadi aku minta tolong mau liat rekaman CCTV. Dan ternyata bener kecurigaanku. Aku minta maaf atas nama kak Cici, Kak. Tolong jangan masukin dia ke penjara! Di rumah, aku cuma berdua sama kak Cici, mama sama papa sibuk kerja. Aku mohon, Kak! Hikshiks," jelas Mia panjang lebar membuat Raisa mengerti akar permasalahannya ada di mana.

"Makasih lo udah cerita semuanya ke gue. Gue juga minta maaf atas nama Ojan karena dia udah bikin lo sama Cici sakit hati. Nanti gue omongin sama Ojan dan keluarganya. Semoga mereka mau ngerti dan nggak bawa kasus ini ke polisi," ucap Raisa dengan tenang dan tulus tentunya.

"Makasih, Kak. Aku nggak tau harus cerita ke siapa. Karena kalau ke kak Fauzan pasti dia langsung emosi."

"Iya, sama-sama. Ojan emang gitu orangnya hehe."

"Kakak baik, pantes kak Fauzan suka," ucap Mia tersenyum.

"Ojan cuma nganggep gue sebagai sahabat hehe," balas Raisa.

"Mungkin kak Fauzan belum sadar sama perasaannya ke Kakak."

"Mungkin."

"Yaudah Kak, aku pulang dulu ya. Semoga Kakak cepet sembuh!"

"Aamiin. Sekali lagi makasih ya. Hati-hati pulangnya!"

"Iya, Kak."

NEAR (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang