"FAUZAN!!!" teriak Kevin dan yang lain.
Sedari tadi mereka melihat semua drama itu. Tapi mereka memilih diam saja karena berharap Raisa dan Fauzan bisa menyelesaikannya dengan baik-baik. Tapi ternyata, Fauzan hampir saja menampar Raisa.
Mereka menghampiri Raisa dan berdiri di sampingnya.
"LO MAU NAMPAR GUE? YAUDAH NIH, TAMPAR AJA! TAMPAR!!!" ucap Raisa sambil menepuk pipinya.
"AAARRGGHHH!!!" teriak Fauzan yang baru menyadari kalau ia hampir saja menampar sahabat terbaiknya.
"GUE KECEWA SAMA LO!!!" ujar Raisa menatap Fauzan dengan air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi kedua pipinya.
"Dan lo, selamat udah bikin Ojan salah paham sama gue!" lanjut Raisa menatap Anya.
Setelah itu, Raisa pergi meninggalkan taman belakang sekolah.
"Lagi-lagi lo bikin Raisa sedih. Gue juga kecewa sama lo, Zan," ucap Keysa lalu pergi.
"Cih, dasar cowok! Nggak tau faktanya main nuduh gitu aja. Gue juga kecewa sama lo," ucap Paula lalu pergi.
"Gue nggak nyangka ternyata gue punya temen yang suka main tangan ke cewek. Gue kecewa sama lo, Zan," ucap Akmal lalu pergi.
"Gue pikir Raisa berharga buat lo. Tapi nyatanya lo sia-siain dia terus. Selamat! Gue juga kecewa sama lo," ucap Zio lalu pergi.
"Gue sama kayak yang lain, kecewa juga sama lo. Tapi gue mau ngomong sesuatu. Siap-siap, lo akan menyesal!" ucap Kevin dengan menepuk bahu Fauzan lalu iapun pergi.
"Kenapa jadi gini sih?" gumam Fauzan.
"Kamu nggak papa, Zan?" tanya Anya lembut.
"Gue nggak papa. Kita pulang aja," jawab Fauzan.
Yes, rencana gue berhasil! Bye-bye, Raisa! Setelah ini, kalian pasti akan jauh. Senang Anya dalam hatinya.
👍❤️
Raisa berlari keluar sekolah. Tujuannya saat ini adalah taman. Ia butuh tempat untuk menenangkan pikirannya.
Kevin, Zio, Akmal, Keysa, dan Paula yang berada di parkiran kebingungan mencari keberadaan Raisa.
"Mungkin dia udah pulang," kata Akmal.
"Kayaknya Raisa butuh waktu buat sendiri," kata Zio.
"Kita biarin aja dulu. Kalau dia udah tenang, baru kita samperin," kata Kevin.
"Semoga Raisa baik-baik aja," harap Keysa dan Paula.
"Aamiin!" seru yang lain.
👍❤️
Sesampainya di taman, Raisa langsung duduk di bangku tempat Fauzan menembak mantan-mantannya.
Raisa kembali mengingat apa yang barusan terjadi.
Fauzan, sahabat kecilnya, kini telah berubah. Raisa sangat kecewa. Bagaimana bisa Fauzan lebih mempercayai Anya dibandingkan dirinya?
Raisa terus saja menangis. Beruntung taman sedang sepi, jadi Raisa bisa menangis sepuasnya.
"Hapus air mata lo!" ujar seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Raisa dan memberikan sapu tangannya.
Raisa menoleh lalu menerima sapu tangan tersebut. "Thanks," katanya.
"Butuh sandaran?" tanya orang itu membuat Raisa menatapnya lekat.
"Tenang aja! Gue bukan orang jahat kok. Kenalin nama gue Alva. Nama lo siapa?" ucapnya mengulurkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEAR (COMPLETED)
Teen FictionOrang yang dekat kadang terlupakan 🍂 Ya, ungkapan itu memang benar adanya. Seringkali kita melupakan seseorang yang ada di dekat kita dan justru berusaha mencari seseorang yang jauh dari kita. - Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat - Kisah...