PLAAKKKK!!!
Tiba-tiba Fauzan menampar Anya dengan sangat keras. Ia terlihat begitu marah.
Semua yang menyaksikan itu dibuat terkejut, termasuk kedua orang tua Fauzan dan Anya, serta Vano.
"Lo selama ini bohongin gue kan? Lo sengaja pura-pura masih sakit biar bisa deket-deket sama gue. Lo juga sengaja maksain perjodohan ini dengan ancaman mau laporin gue polisi. Iya kan? Lo juga udah bikin gue jauh dari Raisa. Gue benci sama lo! Gue udah muak sama drama lo ini! Gue.mau.batalin.pertunangan.ini!!!" ucap Fauzan dengan tatapan tajamnya dan penuh penekanan.
"Nggak! Kamu nggak bisa batalin gitu aja," balas Anya tak terima.
"Kenapa nggak bisa? Lo mau ngancem gue? Percuma, nggak mempan!" ujar Fauzan.
"Maafin aku hikshiks. Aku bisa jelasin semuanya," ujar Anya memeluk Fauzan.
Fauzan yang sudah emosipun langsung mendorong Anya sampai membuatnya mundur beberapa langkah, bahkan hampir terjatuh.
"Jangan pernah muncul di hidup gue lagi!" tegas Fauzan lalu pergi.
"Fauzan! Kamu mau ke mana?" tanya Diana dengan agak berteriak.
"Bandara," jawab Fauzan.
"Fauzan mau nyusulin Raisa, Tan," ucap Kevin.
"Emangnya Raisa mau ke mana?" tanya Diana.
"Amrik, Tan," jawab Kevin.
Plak! Tiba-tiba Anya juga ditampar oleh papanya dengan cukup keras.
"Papa kecewa sama kamu! Papa pikir kamu anak baik-baik yang bisa banggain papa. Ternyata kamu selicik itu, Anya," geram Gery.
"Pa, maafin Anya, Pa. Anya nyesel, Pa," ucap Anya.
"Papa nggak akan maafin kamu. Kenapa kamu setega itu sama Raisa? Dia salah apa sama kamu hah?" tanya Gery.
"Kenapa Papa malah belain Raisa? Yang anak papa kan aku, bukan dia," tanya Anya balik.
"Asal kamu tau Anya, Raisa itu pernah nyelametin nyawa papa. Papa hampir dibunuh sama begal, tapi Raisa dateng buat nyelametin papa. Papa tau dia anak baik-baik. Bukan kayak kamu, baik luarnya tapi busuk di dalam. Papa nyesel udah maksain Fauzan buat terima perjodohan ini," jawab Gery dengan mengeluarkan kata-kata pedasnya.
"Cukup, Pa! Kita selesaiin masalah ini di rumah aja. Malu diliatin sama banyak orang," ucap Vano menengahi.
"Yaudah, kita pulang. Pak Wijaya, Bu Diana, saya sekeluarga minta maaf atas kekacauan ini," ucap Gery.
"Iya Pak, nggak papa," balas Wijaya.
"Kita permisi, Om, Tan!" pamit Vano.
"Iya, silakan!" kata Diana.
Fauzan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Tujuannya kini hanya satu, yaitu bandara.
👍❤️
📍Bandara
"Aku pamit dulu ya," ucap Raisa.
"Jaga diri kamu baik-baik ya, Sayang. Kabarin bunda kalau udah sampe," pesan bunda.
"Iya, Bun. Bunda juga baik-baik di sini," balas Raisa.
"Kalau ada apa-apa kabarin ayah ya. Ayah pasti akan langsung nyamperin kamu ke sana," ucap ayah.
"Hehehe, iya, Yah," balas Raisa.
"Buruan selesaiin kuliahnya terus balik ke sini," ucap Alva.
"Belum juga berangkat, masa udah disuruh balik aja," balas Raisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEAR (COMPLETED)
Teen FictionOrang yang dekat kadang terlupakan 🍂 Ya, ungkapan itu memang benar adanya. Seringkali kita melupakan seseorang yang ada di dekat kita dan justru berusaha mencari seseorang yang jauh dari kita. - Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat - Kisah...