📆 Keesokan harinya
📍SMA WijayaSemua murid dihebohkan dengan kedatangan Raisa yang bersama dengan Fauzan. Pasalnya, semua orang tau kalau akhir-akhir ini hubungan mereka agak jauh semenjak adanya Anya. Tapi melihat mereka bersama, tentu membuat semua orang senang.
Bukan tanpa alasan Raisa mau menerima ajakan Fauzan untuk berangkat bersama.
Semalam, Fauzan mengatakan kalau hari ini Anya dan Vano tidak masuk sekolah karena ada urusan keluarga ke luar kota.
Fauzan tentu merasa senang. Setidaknya, untuk hari ini ia bisa bernapas lega.
"RAISA!" panggil beberapa orang di belakang Raisa yang tak lain adalah para sahabatnya.
"Udah baikan?" tanya Akmal mewakili yang lain.
Raisa mengangguk, sedangkan Fauzan mengatakan, "Udah".
"Gue minta maaf sama kalian karena akhir-akhir ini gue jauh dari kalian. Maaf juga karena udah bikin kalian kecewa," ucap Fauzan.
"Oke, kita maafin lo," ucap Zio.
"Asal ...." ucap Akmal menggantung.
"Jangan diulangin lagi!" lanjut Kevin.
"Dan ...." tambah Akmal.
"Lo harus traktir kita di kantin!" seru mereka lalu tertawa bersama.
Akhirnya, formasi Raisa dkk serta Fauzan dkk bisa utuh lagi.
👍❤️
Sesuai kesepakatan, hari ini Fauzan akan menraktir keenam sahabatnya di kantin.
Saat mereka tengah asik makan, tiba-tiba handphone Raisa berdering. Ada sebuah nomor tak dikenal yang meneleponnya.
"Halo, Raisa!" sapa seseorang di seberang sana.
"Siapa?" tanya Raisa.
"Gue Alva, yang kemarin ketemu di taman," jawabnya.
"Oh, lo, Kak. Ada apa?"
"Gue mau ngajak lo jalan-jalan, bisa nggak?"
"Jalan ke mana dulu nih?"
"Gue sih pengennya ke pantai atau nggak ke danau, tapi terserah lo mau ke mana."
"Hm, boleh deh. Kapan?"
"Nanti pulang sekolah gimana?"
"Besok aja gimana?"
"Yaudah, terserah lo. Gue jemput ke sekolah lo ya."
"Oke, Kak."
"See you, Sa!"
"See you too, Kak!"
"Siapa?" tanya Fauzan setelah Raisa meletakkan handphone di atas meja.
"Temen," singkat Raisa.
"Temen siapa? Cowok atau cewek?"
"Cowok."
"Namanya?"
"Kepo!"
"Ck. Lo lagi deket sama cowok ya? Kok nggak bilang sih ke gue?" tanya Fauzan terlihat kesal.
"Gue baru kenal sama dia," jawab Raisa.
"Baru kenal tapi udah mau jalan bareng?"
"Ya emang kenapa? Masalah buat lo?"
"Sa, gue nggak mau lo kenapa-napa. Iya kalau dia cowok baik-baik, kalau jahat gimana?"
"Gue tau dia cowok baik-baik."
"Tau dari mana lo?"
"Ya tau aja."
"Mendingan lo jauhin dia deh sebelum lo kenapa-napa."
"Lo apa-apaan sih main nyuruh jauhin gitu? Emang apa salahnya gue temenan sama dia?"
"Gue cuma khawatir lo diapa-apain sama dia."
"Gue udah gede, Jan. Gue bisa jaga diri gue sendiri dan gue nggak suka tiap kali lo larang-larang kayak gini."
"Tapi Sa-"
"Udah ya, gue nggak mau berantem sama lo. Gue pergi dulu," sela Raisa lalu berdiri.
"Lo mau ke mana?" tanya Fauzan.
"Bukan urusan lo," jawab Raisa lalu pergi dari kantin.
"Lo kenapa sih Zan tiap kali Raisa deket sama cowok selalu lo larang?" tanya Zio.
"Lo cemburu kan, Zan?" tebak Kevin.
"H-hah? Ap-apaan sih lo pada? Gue cuma nggak mau Raisa disakitin sama siapapun," jawab Fauzan.
"Lo aja sering nyakitin Raisa," cibir Akmal.
"Hah? Maksud lo gimana?" tanya Fauzan tidak mengerti.
"Nggak jadi. Lupain aja," jawab Akmal.
"Kalian mau ke mana?" tanya Zio saat melihat Keysa dan Paula berdiri.
"Nyusulin Raisa," jawab keduanya.
"Gue salah ya?" tanya Fauzan menatap kepergian mereka.
"Khawatir boleh, tapi jangan sampe ngelarang segala!" tutur Kevin.
"Maksud lo?" tanya Fauzan masih belum mengerti.
"Jangan terlalu posesif sama Raisa! Kasian ntar dia nggak nyaman," perjelas Kevin.
"Gue cuma berusaha jagain sahabat gue," ujar Fauzan.
"Sahabat kan? Inget batasan!" balas Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEAR (COMPLETED)
Teen FictionOrang yang dekat kadang terlupakan 🍂 Ya, ungkapan itu memang benar adanya. Seringkali kita melupakan seseorang yang ada di dekat kita dan justru berusaha mencari seseorang yang jauh dari kita. - Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat - Kisah...