Open The Eyes

4.1K 304 18
                                    

Lan SiZhui membuka matanya untuk pertama kalinya. Cahaya memaksa masuk ke dalam retina matanya. Kedua matanya sesekali menyipit karena mencoba menstabilkan penglihatannya. Kedua mata itu menerawang kesana kemari menatap wajah-wajah asing di sekitarnya.

“SiZhui!”

Pelukan hangat kini diterima SiZhui setelah ia mendengar namanya di serukan. “JingYi? Ini kau?” Dengan bimbang SiZhui memeluk balik pemuda yang kini menangis haru di dalam pelukannya.

Pemuda yang disebut JingYi itu semakin mengeratkan pelukannya. “Iya, ini aku!”

Mendengar hal itu, tentu saja SiZhui merasa sangat senang. SiZhui semakin erat memeluk sahabatnya itu. Akhirnya ia bisa melihat mimik wajah indah pemuda berdarah Lan itu.

Ekhem.”

Satu dehaman sukses memutuskan acara reuni kedua sahabat dekat itu. “Ah, maaf HanGuang-Jun.” Dengan reflek yang cepat, Lan JingYi melepaskan pelukannya. Kini ia mundur beberapa langkah untuk memberi ruang antara Lan SiZhui dan Lan WangJi.

“HanGuang-Jun!” Lan SiZhui memberi salam hormat kepada Lan WangJi, “Mn.” Balasan Lan WangJi sangat singkat seperti biasanya. Namun siapa yang tahu, jika kondisi hatinya sedang sangat gembira saat melihat pemuda di hadapanya penuh senyum setiap maniknya meliak-liuk kesana kemari.

Lan WangJi sedikit menunduk untuk memeluk SiZhui yang masih duduk di ranjang tempat tidurnya. Dengan senang hati SiZhui membalas pelukan hangat itu. “Saya bisa melihat anda, HanGuang-Jun!” Kata Lan Shizui penuh kegembiraan.

“Mn.”

Lagi-lagi jawaban dari Lan WangJi begitu singkat. Itu membuat SiZhui terkekeh ringan.

BRAK!

“Apakah Tabib berhasil menyembuhkan mata SiZhui?!” Bersamaan dengan pintu yang terbuka dengan paksa, seorang tuan muda Wei selaku istri dari Lan WangJi masuk dengan terburu-buru.

Senior Wei!” SiZhui tersenyum bahagia setelah melihat mimik wajah senior nya yang paniknya bukan main. “SiZhui!” Lagi-lagi SiZhui menerima pelukan hangat. Ia sangat senang saat ini. Ia tak menyangka, jika suatu saat ia akan bisa melihatnya.

“Jin Ling, ayo masuk! mau sampai kapan kau berdiam diri disitu?” Mendengar suara JingYi yang sedikit menekan, kedua manik SiZhui terpusat pada JingYi yang menarik-narik lengan seorang pemuda dengan pakaian kuning ke-emasan. Ya, siapa lagi jika bukan Jin Ling

Dengan masih ada Wei WuXian di pelukannya, SiZhui merentangkan sebelah tanganya. “Tidak ingin ikut memelukku?”

“Tidak!” Walau Jin Ling berkata demikian, ia tetap menyambar kedalam pelukan hangat antara Wei WuXian dan juga Lan SiZhui.

“Jin Ling, kau telah membagi pelukanku dengan SiZhui. Cepat menyingkir!” Wei WuXian menyikut lengan Jin Ling pelan. “Kau saja yang menyingkir.” Tentu saja, Jin Ling tidak mau mengalah. Akhirnya mereka berdebat dan harus dilerai oleh SiZhui.

“Ah, iya! SiZhui, ikut aku sebentar!” JingYi meraih tangan SiZhui. Setelah itu, ia menuntun SiZhui menuju cermin yang ada di kamar itu. Terpantul lah sosok pemuda dengan paras yang begitu indah. Hanya dengan melihat pantulan itu, kedua mata indah SiZhui bahkan tak mampu berkedip.

“Fufufu~ Tampannya” Goda JingYi, ia menaik turunkan alisnya dengan jahil, tentu saja SiZhui dapat melihatnya dari pantulan cermin itu.

SiZhui menyentuh pipinya. “Ini, aku?” Dengan polosnya ia bertanya pada JingYi. JingYi tertawa seraya menganggukkan kepalanya. SiZhui tersenyum. Ia sangat bahagia usai melihat dirinya di pantulan cermin. Ah, sperti ini rupanya memiliki sepasang mata yang sehat. Bisa melihat keindahan yang di ciptakan oleh Yang Mahakuasa.

“Apa kau ingin keluar? melihat kelinci yang kita besarkan!” Dengan antusias, JingYi memancarkan aura berbunga-bunganya. Namun belum sempat SiZhui menjawab, pucuk kepala JingYi sudah terelus oleh tangan besar Lan WangJi atau yang biasa mereka panggil HanGuang-Jun. “Bermainya, disini dulu.” Lan WangJi tersenyum kecil, sangat langka pemuda berekspresi dingin seperti Lan WangJi tersenyum kecil seperti itu.

“A-ah, i-iya." JingYi sampai lupa, jika sahabatnya ini baru saja membuka matanya. Mungkin penerangan yang cukup tinggi akan mengejutkan pandangannya. Mungkin akan lebih baik jika mereka menghabiskan waktu di dalam kamar SiZhui saja.

“Maaf SiZhui..”

Dengan binggung, SiZhui menepuk-nepuk kedua bahu JingYi yang mulai menyusut. “Untuk apa meminta maaf?” Tanyanya. JingYi menggelengkan kepalanya. “Tidak, bukan apa-apa.”

Dengan antusias, Wei WuXian melompat seraya mengepalkan kedua tangan nya. “Baiklah, sekarang waktunya berpesta!” Begitu katanya. Ia langsung menepuk Jin Ling dengan sedikit kencang, membuat pemuda itu terpojok ke samping. “Ayo kita beli arak!” Ajak Wei WuXian kepada Jin Ling.

Jin Ling sedikit mendengus.

Wei WuXian menepuk kembali pemuda berdarah Jin itu. “Aku ingin pulang, jika aku tidak pulang tepat waktu paman akan memarahiku.” Kata Jin Ling, ia mulai berjalan meninggalkan kamar milik SiZhui setelah ia berpamitan.

“A-ah! Tunggu A-Ling!” Wei WuXian meneriaki bocah itu. “Dilarang berteriak di Yúnshēn Bùzhīchù.” Peringat Lan WangJi secara tiba-tiba. Wei WuXian menoleh dan menggembungkan pipinya. “Sempat-sempatnya kau berkata seperti itu Lan Zhan!”

“Pft!” JingYi menahan tawanya, ia menutup mulutnya menggunakan telapak tangan yang ia lapisi dengan lengan baju panjangnya. SiZhui juga nampak menahan tawanya, tapi ia tak terlalu begitu memperlihatkan ekspresi nya. Berbanding terbalik dengan JingYi yang sepertinya sekarang tawanya akan segera meledak.

Kini Wei WuXian menarik-narik lengan baju Lan WangJi. “Lan Zhan, bagaimana jika kita membeli arak!” Ajak Wei WuXian. “Tidak boleh meminum arak di Yúnshēn Bùzhīchù.” Balas Lan WangJi yang tahu betul, jika dilarang keras untuk melanggar aturan disini, jika melanggarnya Klan mereka tak akan tanggung-tangung untuk menghukumnya.

Wei WuXian pasrah, “Hm.. Baiklah, ayo kita makan malam bersama!” Wei WuXian menarik JingYi yang masih menempel pada SiZhui. “A-ah! Tu-tunggu..” Wei WuXian melirik JingYi yang dengan kikuk memberhentikan kalimat nya. “Hm, ada apa, JingYi?” Tanya Wei WuXian.

JingYi menunduk malu. “Aku tak bisa memasak makanan,” JingYi menjeda dan menatap Wei WuXian, “tapi aku bisa menghabiskan makanan!” JingYi semakin memperketat untuk menatap Wei WuXian yang kini sedang menahan tawanya. JingYi menarik nafasnya dengan dalam. “Itu adalah motto hidupku!” Lanjut JingYi dengan wajah polosnya.

Sontak itu membuat Wei WuXian tertawa terbahak-bahak, sedangkan Lan WangJi dan SiZhui hanya tersenyum kecil mendengar hal itu. “Motto hidup macam apa itu?” Wei WuXian melihat Lan WangJi sebelum ia melanjutkan perkataan nya. “Lihatlah Lan Zhan! Ada yang lebih konyol dariku!” Lanjut Wei WuXian dengan bangga.

Merasa tak mau di samakan oleh Wei WuXian, JingYi menggeleng dengan kencang. “Aku tidak konyol sepertimu senior Wei!” Ada jeda beberapa saat. “em, ku rasa..” JingYi terkekeh seraya mengusap tengkuknya.

“AHAHAHA, JingYi sangatlah mengemaskan! Aku akan memasangkanmu dengan SiZhui!” Seru Wei WuXian tanpa berpikir panjang. “Mn, mn..” Lan WangJi hanya berguman, setuju-setuju saja dengan apapun keputusan yang di ambil oleh Wei WuXian.

“Hei, kalian jangan bercanda yang tidak-tidak.” Setelah mengatakan itu, JingYi langsung menarik Wei WuXian menuju dapur. Tentu saja, ia tak tahan jika harus berkontak mata dengan SiZhui setelah apa yang di katakan oleh senior konyol mereka.

“SiZhui..” Lan WangJi melirik SiZhui dengan tatapanya yang seolah-olah bertanya 'kau baik-baik saja?' Lantas, SiZhui membalasnya dengan senyuman. “Aku baik-baik saja.”

“Mn.”

鲜花盛开  [ZhuiYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang