Night Hunt Plans

1.2K 142 9
                                    

“Perburuan malam lagi?”

Wei WuXian memijit pelipisnya dengan prustasi. Ia tak mengerti, apa yang ada di dalam kepala seorang Lan JingYi. Padahal besok upacara pernikahanya, tapi ia masih ingin melakukan perburuan malam. Sedangkan, mereka sudah mengundur acara penting itu selama sebulan. Karena JingYi masih ingin melakukan beberapa hal yang harus ia bereskan sebelum menikah.

Memang, akhir-akhir ini JingYi banyak belajar dari Wei WuXian. Meskipun Lan QiRen sedikit cemas tentang ajaran yang Wei WuXian berikan. Tapi mau bagaimana pun, Wei WuXian berhak membimbing calon menantunya.

Lalu, bagaimana dengan SiZhui? Ah, dia bersikap seperti biasa. Tak ada raut wajah spesial yang terpancar dari wajahnya. Sepertinya ia terlalu lama bersama Lan WangJi, sampai-sampai sedikit menurunkan raut wajah datar itu. Walaupun SiZhui lebih manis dengan wajah itu. Ah, itu membuat Wei WuXian merasakan ada dua WangJi.

“Tidak boleh, besok pagi akan sangat sibuk,” Wei WuXian melirik JingYi. “dan kau juga perlu istirahat, mengerti?”

JingYi langsung berlari sembari menarik kudanya, setelah cukup jauh dari Wei Wuxian, dia membalikan badan nya dan menjulurkan lidahnya. “Aku akan kembali dengan cepat!” Setelah mengatakan itu, ia langsung pergi sambil menunggangi kudanya.  Wei WuXian berlari sembali mengulurkan tanganya yang sudah pasti tidak dapat ia capai untuk menangkap JingYi.

Melihat ibunya yang berlari dengan tingkah cerobohnya itu, membuat SiZhui menghentikan langkahnya saat melihat ibunya. “Ada apa A-Niang?” Tanyanya seraya menghampiri Wei WuXian. 

“Cepat..” Wei WuXian masih mengatur nafasnya. sebelah tanganya ia letakan di bahu SiZhui sementara tangan yang lainya ia letakan di lututnya.

“Hah? Cepat?”

Wei WuXian menarik nafas panjangnya sebelum ia menghembuskan nya kembali. “Cepat kejar JingYi, dia pergi berburu malam!” Seru Wei WuXian.

SiZhui langsung pergi mencari kuda untuk menyusul JingYi, hanya orang aneh yang berani keluar selarut ini disaat besok hari terpenting dalam hidupnya. Saat hembusan angin yang berasal dari kuda yang di tunggangi SiZhui mengenai tubuh Wei WuXian, membuat rambut indahnya melayang di udara.

Jari-jemari lentiknya membawa helaian rambut itu untuk menyelipkanya di balik telinganya. Dengan raut wajah yang sangat cemas, Wei WuXian menghela nafasnya dengan sangat berat, seberat dosa-dosa yang ia peroleh di Cloud Recesess.

Sementara itu di lain tempat, kuda SiZhui melesat dengan sangat cepat. maniknya melirik kesana-kemari dengan teliti, mencari seseorang yang membuat jantungnya berdetak tak karuan saat ini. Ia sangat cemas, bagaimana jika JingYi menghilang ditelan gelapnya malam? Apa lagi, ia hanya berburu seorang diri, dan itu membuat tingkat kecemasan SiZhui meningkat seribu kali lipat.

“JingYi!” SiZhui berteriak, rasanya tengorokanya menjadi kering lepas berteriak.

“JingYi, kau mendengarku?” Lagi-lagi SiZhui berteriak, tengorokanya lagi-lagi sangat kering. Ia tak pernah berteriak seperti ini, berhubung aturan di Cloud Recesess sangatlah ketat. Dan juga SiZhui tergolong orang yang patuh terhadap peraturan, jadi wajar saja, ia adalah anak yang di didik langsung oleh Lan WangJi.

Kuda yang SiZhui tunganggi semakin melaju dengan cepat, membuat dirinya terguncang karena setiap langkah yang kuda nya ambil. SiZhui melihat adanya setitik cahaya di hadapanya, ia sangat yakin jika itu adalah penerang yang JingYi gunakan, langsung saja ia menambah kecepatan di kudanya.

“JingYi!”

Dan sekali lagi SiZhui berteriak, walaupun ia sudah sangat dekat dengan posisi JingYi saat ini. Yang di panggil lantas menoleh sembali membusungkan pedang yang ia genggam. Jarak ujung pedang itu hanya satu centimeter dari leher SiZhui, membuat pemuda itu reflek memundurkan kepalanya.

Alis JingYi yang awalnya berkerut waspada, kini mengeluarkan keringat dingin, ia segera menurunkan pedangnya. “A-ah, ternyata kau,” JingYi memasukan pedangnya ke dalam tempatnya. “Kenapa kau menyusulku? Ingin ikut berburu?” Lanjut JingYi.

Sayangnya ia tak mendapatkan jawaban yang ia inginkan dari SiZhui. SiZhui mengambil alih kuda yang di tunggangi JingYi dan memegang kudanya sendiri saat ia mulai menaiki kuda yang sama dengan JingYi. “Ayo pulang, A-Yi.”

“Heh? Tapi-”

Belum sempat JingYi menyelesaikan penjelasanya, SiZhui telah membawa kedua kuda itu menuju Cloud Recesses dengan ritme yang pelan nan lembut. “Aku belum memburu satu pun SiZhui!” JingYi menggoyangkan tubuhnya di atas kuda itu, SiZhui malah membawa kudanya semakin melaju membuat JingYi diam berpegangan pada lengan SiZhui. 

Ah, sekarang JingYi tahu. Jika SiZhui mecemaskanya. Ia menundukan kepalanya membuat rambutnya semakin terterpa sejuknya anggin malam. “Maaf, A-Yuan..”

Mendengar kata-kata lirih itu, membuat SiZhui tersenyum kecil. “Lain kali, jangan membuat A-Niang cemas.” JingYi menganguk atas jawabanya. SiZhui memelankan laju kedua kudanya. “Besok minta maaf pada A-Niang, menggerti?” Ingin sekali SiZhui mengelus pucuk kepala JingYi, tapi apa daya jika ia tak bisa melepaskan kontrol kedua kudanya itu.

“Mn, iya, iya! Aku akan meminta maaf besok. sekarang aku ingin tidur, selamat malam!” Dengan gerakan cepat, JingYi membalikan tubuhnya menghadap SiZhui, lepas itu ia memeluk tubuh pemuda di hadapanya itu. Kuda yang mereka taiki hampir oleng dan terlepas dari kontrolan SiZhui.

“Jangan tidur di sini, bahaya.” Kata SiZhui.

JingYi menggosok-gosok wajahnya pada dada bidang milik SiZhui yang terlapis beberapa lapis pakaian putih itu. “Kan ada kau yang menjaga ku.” Begitu katanya. SiZhui hanya menghela nafas, dan membiarkan JingYi yang perlahan menutup matanya dipelukanya. Lagi pula ia sama sekali tak keberatan jika JingYi tidur dalam posisi seperti ini. 

.
.
.

Sekarang waktu telah menunjukan pukul tiga, SiZhui kembali bersama JingYi ke Cloud Recesses. SiZhui bisa melihat ada rombongan dari Sekte Lanling Jin, Yunmeng Jiang, Baling OuYang dan Qinghe Nie yang datang lebih awal, di sana ia bisa melihat Jin Ling yang sedang menguap, kali ini dia sudah menguap sebanyak empat kali. 

SiZhui masuk ke dalam Cloud Recesses dan telah di sambut oleh Wei WuXian dan Lan WangJi. Dengan kikuk SiZhui bertanya, “Apa kalian semua terjaga?” Wei WuXian tertawa sementara Lan WangJi hanya mengangguk pelan. “Tentu saja kami terjaga, jika bukan kami siapa lagi yang menyambut tamu terhormat kita?” Wei WuXian tersenyum kepada anak semata wayangnya itu.

“A-Yuan, tidur.” Lan WangJi menepuk dengan lembut bahu SiZhui. SiZhui mengangguk sebelum memberikan salam hormat pada keduanya lepas itu ia pergi ke kamarnya. Ah, sebelum ke kamarnya, ia juga mampir ke kamar milik JingYi untuk meletakanya di kasur empuk milik JingYi, lepas itu ia kembali ke kamarnya sendiri.

Waktu istirahatnya hanya sedkit, Jadi SiZhui langsung tertidur lepas memasuki kamarnya. Rasanya waktu cepat sekali, besok adalah hari yang ia tunggu-tunggu. Hari yang membuat banyak insan turut bahagia, apa lagi SiZhui bisa melihat sekarang, jadi ia tidak akan membebani JingYi untuk kedepanya.

Ia berjanji akan menjadi suami yang baik untuk JingYi kelak, sedikit konyol mengatakanya sekarang, tapi itulah yang SiZhui inginkan. Terlebih, sekarang ia mempunyai sosok ayah dan ibu seperti Lan WangJi dan Wei WuXian. Ah, betapa beruntungnya hidupnya ini. Jangan lupakan juga sosok pamannya. Ya, Wen Ning.  Mayat hidup yang dijuluki sebagai Jendral Hantu.

Walaupun demikian, pamannya itu sama sekali tak memunculkan sifat sebagai mayat hidup pada umumnya. Dia sangatlah baik dan mempunyai hati nurani yang sangat tulus, hatinya bagaikan air. Ya, sangat jernih.

鲜花盛开  [ZhuiYi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang