Tudung merah terbuka diantara tirai-tirai indah yang menghiasi daerah buntalan empuk itu. SiZhui meneguk saliva nya dengan gugup, melihat istrinya yang sangat menawan malam ini. Sepasang pengantin baru itu saling menatap, sampai salah satunya tertawa dan memecahkan suasana cangung itu.
“Bagaimana penampilan ku?”
“Indah,” SiZhui membelai pelan pipi mulus itu mengunakan jari telunjuknya, “sangat indah.” Lanjutnya.
“Haha, begitu rupanya.” JingYi tertawa kecil sebelum mengalungkan kedua lengannya di leher SiZhui, karena tidak ada persiapan dan gugup bercampur keterkejutan, membuat SiZhui kehilangan keseimbangannya. Mereka akhirnya terjatuh. Dengan posisi JingYi di atas SiZhui.
“Apa aku harus mengubah panggilanku terhadapmu?” JingYi memeluk suaminya itu dengan erat semabari terkekeh. SiZhui tersenyum sebelum membalik posisi mereka. “Memangnya, kau ingin memanggilku apa?” SiZhui mengecup bibir lembut dan hangat milik JingYi sebelum ia kembali menatap netra pasangannya.
JingYi menyentuh bibirnya. “Ah, tidak adil! Aku yang harus mencium mu terlebih dulu!”
SiZhui bangkit dari posisi awalnya, ia memilih posisi duduk untuk saat ini. “Sayangnya aku yang lebih dulu.” Begitu katanya, membuat JingYi semakin kesal. “SiZhui yang ku kenal tidak akan seberani ini, kenapa kau menjadi pemberani wahai suamiku?” Goda JingYi, walaupun ia dalam kondisi kesal ia masih bisa menggoda suaminya itu.
“Dari dulu aku selalu berani, dan kau selalu takut dengan mayat hidup ataupun sejenis hantu walaupun kau sangat suka perburuan malam.” Kali ini SiZhui lah yang tertawa, sedangkan JingYi diam sembari menutupi wajahnya dengan malu.
SiZhui membaringkan tubuhnya di satu sisi ranjang yang kini mereka tempati. Ia menepuk-nepuk sisi lain yang ia tempati. “Tidurlah, sudah malam.” JingYi menoleh sebentar sebelum ia ikut membaringkan tubuhnya.
“Maaf SiZhui, pagi tadi aku membuatmu tidak nyaman,” JingYi menaruh lengannya di atas matanya yang kini tertutup, “Aku akan menarik kata-kataku, dan sekarang aku siap!”
“Heh?” Kedua mata SiZhui yang awalnya sangat berat karena kantuk menyerangnya kini menjadi terbuka lebar. Padahal saat sebelum mereka memulai pernikahan ini, JingYi berkata tidak ingin terlalu cepat memiliki momongan. Pagi tadi, JingYi merengek seperti anak kecil, takut pada malam pertamanya. SiZhui memaklumi hal itu, ia akan tetap menunggu sampai pasangannya benar-benar siap.
“Kau yakin?” SiZhui bertanya dengan hati-hati, ia berbaring menghadap JingYi yang juga menghadapnya. Istrinya mengangguk sebagai jawabanya. “Tapi aku tak memiliki pengalaman mengasuh seorang anak.” Balas JingYi dengan kikuk, ia menggaruk pipinya menggunakan ujung jari telunjuknya.
SiZhui tertawa, ia bangun dan menaap balik JingYi. “Jika membuatnya bersama, maka kita akan mengurusnya bersama juga.” SiZhui merenggangkan tanganya kebelakang, seolah bersandar dengan tumpuan kedua tanganya yang lurus kebelakang. Sekali lagi ia melirik kearah JingYi.
JingYi tersenyum, ia bangkit dan mengecup singkat bibir SiZhui. “Kau mengatakan hal itu, seolah-olah itu sangat mudah.” JingYi terkekeh, sebelum kekehan itu tuntas, SiZhui telah menindih tubuhnya dan juga mengunci kedua tangannya diatas kepalanya yang masih penuh dengan aksesoris kepala. sebelum ia melepas pita di dahinya untuk mengikat lengan cantik itu.
“Si-SiZhui..”
.
.
.“Hm,” Jin Ling menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri, seperti mencari sesuatu.
“Apa ada yang kau cari A-Ling?”
“Dimana JingYi?”
Sekali lagi, Wei WuXian mengerutkan keningnya. Entah apa yang merasuki Jin Ling, pagi-pagi sudah menanyai sahabatnya itu. Ah, sekarang Wei WuXian paham. Ia menjentikan jarinya. “Pasti kau ingin menagih jatah makan pagimu, ya kan?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
鲜花盛开 [ZhuiYi]
Fanfic鲜花盛开 Xianhua Shengkai [Bunga Yang Bermekaran] SiZhui, pemuda yang dibesarkan oleh Lan WangJi dan juga Wei Wuxian pada mulanya mengalami cacat di kedua matanya. Sampai seorang Tabib yang akhirnya bisa menyembuhkan cacat di matanya itu. Sebuah kehidu...