Setelah berjalan lebih dari dua jam, akhirnya SiZhui menemukan sebuah penginapan untuk mereka bermalam. Waktu makan malam telah tiba, mereka makan di penginapan dengan sangat sunyi. Makanan di desa ini rupanya sangatlah lezat dan juga beragam rasanya. JingYi bisa makan sepuasnya, tak seperti di Cloud Recesses, ia harus memakan vegetarian terus. Dan itu sangat membosankan.
SiZhui menaruh sumpit di atas mangkuk nasinya. Ia berdoa sebelum kembali beridiri dan mengambil beberapa obat-obatan yang ia beli di perjalanan. JingYi sudah selesai makan, dan ia terus menerus mencari alasan agar SiZhui tidak menyentuh lukanya. Pasti rasanya akan sangat perih, tadi saja saat di basuh dengan air rasanya sangat, sangat, dan sangatlah perih.
SiZhui mendekati JingYi yang masih bergidik ngeri. “Aku akan mengobati luka mu. Ayo, ulurkan kaki mu.” Dengan lembut, SiZhui menyentuh kaki JingYi. “Tidak! Aku tidak mau di obati! Itu rasanya lebih menyakitkan dari saat aku mendapatkan luka ini.” JingYi bergerak mudur sampai sebuah dinding menghantam punggungnya.
“Sakitnya hanya sementara, setelah itu kau akan sembuh. Jadi, percayalah padaku.” SiZhui membuka segel dari obat-obatan yang telah ia beli. “Tidak! Aku tidak mau! Rasanya akan sangat sakit!” SiZhui mengambil pedangnya, kemudian ia menyayat lenganya tepat dimata JingYi. Setelah menyayat lenganya sendiri, darah dari lengan SiZhui mengalir dan jatuh membasahi lantai kayu itu.
“Sekarang kita sama-sama terluka, Ayo obati bersama!” SiZhui memaparkan senyuman hangatnya kepada JingYi untuk yang kesekian kalinya.
Dengan gerakan yang cepat, JingYi merobek jubahnya yang awalnya ia robek juga untuk menghentikan pendarahan di kakinya tadi. Tapi sekarang ia mengikatnya di lengan SiZhui mengunakan robekan jubahnya itu. “Apa yang kau pikirkan? Jangan bertindak dengan ceroboh! dasar bodoh!” Jujur saja, JingYi tak pernah berkata sekasar ini kepada SiZhui. Ia sedikit menyesal telah berkata seperti itu, dan ia langsung meminta maaf setelah itu.
SiZhui hanya membalasnya dengan senyuman, memaklumkan perkataan sahabatnya itu. “Sini, aku obati luka mu, ya?” Dengan lembut SiZhui meraih sebelah kaki JingYi, tidak ada penolakan dari sang pemilik. “Maaf SiZhui..”
“Mn, tak apa-apa. Aku mengerti perasaanmu, dan maafkan aku juga ya.” Kata Shizui seraya mengolesi beberapa cairan herbal di luka JingYi, membuat pemuda itu meringis perih. Dengan terampil SiZhui membalut pergelangan kaki JingYi.
JingYi menarik kembali kakinya, dan melihat perban yang menggulung kakinya. Ia berterimakasih kepada SiZhui, setelah itu, ia membuka ikatan di lengan SiZhui yang belum lama menggeluarkan banyak darah. Ia memandang irisan rapih di lengan SiZhui.
“Harusnya kau tidak melakukan hal ini.” JingYi mengobati luka SiZhui mengunakan obat yang awalnya digunakan SiZhui untuk mengobati lukanya. SiZhui tersenyum, “Setidaknya, kau mau mengobati lukamu itu. Aku hanya mau kau kembali sehat, hanya itu saja.” Balas SiZhui masih dengan senyuman khasnya menghiasi wajah tampanya itu.
JingYi membalut luka SiZhui seraya mendengus kesal. “Kau terlalu berlebihan, itu sangat membuatku khawatir!” JingYi menarik perban itu sebelum ia menguntingnya. “Shh!” Shizui menutup matanya sembari meringis pelan saat luka di lenganya mulai membuat nyeri disekitar lenganya.
Tanpa menaruh kembali obat-obatan yang mereka gunakan, dengan lesuh JingYi berbaring di lantai kayu itu. “Besok pagi kita akan kembali ke Cloud Recesses. Aku akan bersantai untuk beberapa waktu!” Dengan girang JingYi berkata seperti itu. Sedangkan pemuda yang lainya, yaitu SiZhui terkekeh ringan.
“Jangan-jangan, kau berpikiran untuk membolos jam pembelajaran tertua Lan Qiren? Apa kau tidak lelah, jika terus di hukum menyalin dengan tubuh terbalik?” SiZhui berjalan setelah merapihkan obat-obatan yang berserakan tadi. Ia menaruh obat-obatan itu di meja, setelah itu ia menaiki ranjang tidurnya.
“Itu tidak terlalu membosankan, lagi pula, aku sudah sering jika melakukan hukuman itu” JingYi melirik SiZhui, “bagaimana denganmu, SiZhui?”
“Aku?”
SiZhui menunjuk dirinya sendiri, JingYi menganggukan kepalanya.
SiZhui memegang dagunya seraya berpkir. “Jika aku melakukanya bersamamu, mungkin tidak akan membosankan.”
Jingyi langsung bangkit, dan melaju pesat ke ranjangnya. “Apa itu bisa dijadikan sebagai suatu alasan?” Jingyi memegangi bantalnya untuk memeluk lembutnya tekstur bantal itu.
“Apa kau selalu seperti ini?” Tanya SiZhui.
JingYi dengan reflek menjawab cepat. “A-apa yang kau maksud?” JingYi sadar, jika wajahnya kini sudah sangat memanas.
“Em, kupikir.. Kau sedikit mengemaskan.”
“A-akh! mari kita tidur, ini sudah malam. Selamat malam!” JingYi menjadi salah tingkah, ia langsung berbaring menyamping dan memendam dalam-dalam wajahnya di bantal miliknya. SiZhui hanya mengedipkan matanya dengan binggung. Rasanya ia tak mengatakan hal yang salah. Tapi kenapa JingYi secara tiba-tiba meminta tidur cepat? Padahal ini masih pukul delapan malam.
“Ah, iya. Selamat malam juga, JingYi.”
Sinar lampu mulai meredup saat SiZhui mematikanya. Ia sedikit merubah posisi tidurnya, rasanya malam ini ia tak bisa tidur. Sering kali ia merubah posisi tidurnya, membuat JingYi kembali terbangun di tengah kegelapan.
JingYi mengusap matanya beberapa kali, menahan kantuk nya. Padahal jarang-jarang ia bisa tidur cepat seperti ini. Biasanya ia akan terjaga sampai larut dan juga sampai kantuknya mulai menyerang. Dengan malas JingYi duduk di sisi tempat tidurnya, “Ada apa SiZhui? Apa kau punya masalah dengan tidur malam mu?” Tanya JingYi masih dalam posisi yang sama.
SiZhui merubah posisi berbaringnya menjadi duduk. “Tidak, hanya tak bisa tidur saja.” SiZhui mengaruk tengkuknya yang tidak gatal. JingYi hanya mengangguk dengan lesu, nyawanya belum terkumpul. Mungkin kalimat yang terucap oleh SiZhui tidak begitu JingYi dengar. Kini ia sudah kembali berbaring dan tertidur hanya dalam hitungan detik.
Begitu SiZhui mendengar deru nafas JingYi yang menenangkan, ia kembali berbaring di tempat tidurnya. Ia kembali menutup matanya, berharap kantuknya segera datang dan membawanya ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
鲜花盛开 [ZhuiYi]
Fanfiction鲜花盛开 Xianhua Shengkai [Bunga Yang Bermekaran] SiZhui, pemuda yang dibesarkan oleh Lan WangJi dan juga Wei Wuxian pada mulanya mengalami cacat di kedua matanya. Sampai seorang Tabib yang akhirnya bisa menyembuhkan cacat di matanya itu. Sebuah kehidu...