Sudah sangat malam, SiZhui belum kembali ke kemarnya. Ketiga anak-anaknya sudah tertidur, JingYi masih menunggu suaminya kembali sembari memasak makanan untuk SiZhui. Namun kantuk langsung menyerang dirinya. Sesekali JingYi menguap sembari mengaduk-aduk masakanya yang hampir matang.
JingYi mematikan kompornya, ia segera kembali ke kamarnya untuk membawa masakan yang telah ia buat. JingYi menelusuri lorong-lorong gelap sembari membawa masakanya yang masih sangat panas. Sesampainya di kamarnya, langsung saja ia membuka pintu dan masuk kedalam.
Ia malah di sambut dengan Lan XinGuang yang terbangun dari tidurnya. JingYi menutup pintu kamarnya sebelum menaruh masakanya dimeja di dekatnya. Ia menghampiri Lan XinGuang yang mulai berguling dan merentangkan tanganya kearah JingYi.
“Ni, ni-ang! A.. Ni, niang!”
JingYi terkejut saat putra pertamanya itu memangil dirinya. JingYi tersenyum sembari memberikan obrolan random kepada putra kecilnya itu. Obrolan JingYi terhenti, saat mulut putranya mengecap-ngecap, meminta susu yang biasa ia minum. Tentu saja JingYi memberikanya.
JingYi bersandar di bantal yang telah ia susun, sebelum memberi yang di inginkan Lan XinGuang. Manik JingYi hampir tertutup saking mengantuknya. Namun ia kembali tersadar saat putranya merangkak keatas tubuhnya, memintanya untuk segera menggendongnya.
“Sejak kapan kau menjadi semanja ini? Hm.” Kata JingYi seraya mengangkat Lan XinGuang, kakinya bergerak dan tubuhnya bergoyang untuk menimang-nimang putranya. Berharap putranya itu kembali tertidur. JingYi kembali menguap saat menimang-nimang putranya itu.
Bukanya tertidur, putranya itu malah tertawa senang. JingYi menghela nafasnya, sampai pintu kamarnya terbuka. Menampakkan sosok SiZhui dengan pakaianya yang sedikit lepek karena keringat. Melihat putra pertamanya yang masih terbangun, SiZhui hendak mendekati putranya itu.
Namun tertahan saat JingYi menyuruhnya untuk mandi terlebih dahulu sebelum mendekati Lan XinGuang. Mau tidak mau, SiZhui langsung bergegas mandi agar bisa mendekati putranya itu. JingYi masih setia menimang-nimang Lan XinGuang yang tak kunjung tertidur. Bahkan sampai SiZhui selesai mandi.
SiZhui menggendong sebentar putranya itu, sebelum JingYi menyuruhnya untuk makan. Saat gendonganya berpindah, Lan XinGuang melirik ayahnya, ia merentangkan tanganya. Meminta untuk digendong lebih lama. “Di-die! A.. Di-die!” Katanya masih tetap merentangkan tanganya, namun bedanya, sekarang ia menggerakkan tangan dan kakinya.
SiZhui tersenyum, ia merasa senang sekali. Hari ini kedua putranya telah memangil dirinya untuk pertama kali. Kesenangan nya bertambah menjadi dua kali lipat. SiZhui kembali menggendong putranya itu, namun posisinya masih tetap duduk di depan meja makan.
Jingyi berkacak pinggang sebelum duduk di samping SiZhui. Tangannya menyendok sup panas yang kian mulai menghangat. Sesekali ia meniupnya sebelum mengarahkan sendok itu tepat di ujung bibir SiZhui. Jingyi membuka mulutnya sembari mengeluarkan suara Aa, menyuruh SiZhui untuk ikut membuka mulutnya.
Karena kedua tanganya sibuk dengan Lan XinGuang sekaligus mainan yang ia pegang, SiZhui menurut dan membuka mulutnya sebelum sup hangat itu mengalir ke tenggorokannya. JingYi melakukan hal yang sama terus menerus sampai sup itu habis. SiZhui meminum segelas air sebelum ia berterimakasih kepada JingYi.
JingYi menganguk, matanya sangat berat sekarang, ingin segera tidur. Namun apa daya, putra pertamanya itu masih tertawa senang saat diajak bermain dengan SiZhui. Padahal besok acara pernikahan kedua sahabatnya, tentu saja mereka harus bangun pagi untuk membantu kedua mempelai pengantin itu.
Jingyi membawa putranya itu ke gendongannya, ia kembali menimang-nimang sembari menepuk-nepuk dengan lembut tubuh Lan XinGuang. Manik putranya kian menutup karena kantuk. JingYi menyuruh SiZhui untuk tidur terlebih dahulu, karena ia yakin, jika SiZhui sangat lelah hari ini. Namun SiZhui menolak untuk tidur lebih dulu. SiZhui beranggapan jika mereka sama-sama lelah, jadi tidak adil jika ia tidur lebih dulu, sedangkan JingYi masih mengurusi putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
鲜花盛开 [ZhuiYi]
Fanfiction鲜花盛开 Xianhua Shengkai [Bunga Yang Bermekaran] SiZhui, pemuda yang dibesarkan oleh Lan WangJi dan juga Wei Wuxian pada mulanya mengalami cacat di kedua matanya. Sampai seorang Tabib yang akhirnya bisa menyembuhkan cacat di matanya itu. Sebuah kehidu...