1. Blouse Menerawang

107K 6.5K 128
                                    


Hallo,
Harusnya aku publish cerita ini nanti setelah cerita yang lainnya selesai. Tapi nggak tahu kenapa, rasanya nggak sabar banget mau berbagi cerita Duh My Bos! versi POV nya Revano 😁. Buat  yang belum baca, aku jamin nggak bakalan bingung dan yang sudah baca juga nggak bakal bosan kok. Karena di sini bakal diceritakan semuanya dari sudut pandang Revano. Gemes-gemes pengen nyubit kan jadinya 😂.

Welcome back Revano!

--

Aku menatap jam tanganku setelah memarkirkan mobil di parkiran Bank Daxim ini. Salah satu bank swasta di Indonesia dengan kepemilikan sahamnya seratus persen milik warga negara Indonesia. Bank yang telah membesarkanku selama empat tahun terakhir ini.

Suasana parkiran masih sepi. Hanya ada satu mobil dinas dan beberapa motor karyawan. Wajar saja, jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Masih ada waktu satu jam untuk memulai aktivitas mereka.

Aku turun dari mobil dengan rasa percaya diri yang tinggi. Ini hari pertamaku ditempatkan di cabang ini, setelah selama dua tahun berada di cabang yang lain.

Ada dua hal yang menyebabkan seorang pejabat dimutasi seperti yang kualami saat ini. Pertama, karena kepiawaiannya memimpin suatu perusahaan. Dan ke dua, karena kegagalannya. Untuk kasusku kali ini tentu saja poin pertama penyebabnya.

Ini kenyataan, dan aku bukan sedang menyombongkan hal yang omong kosong. Tujuanku dimutasi ke cabang ini agar bisa menyelamatkan cabang ini dari Dana Pihak Ketiga yang anjlok beberapa bulan terakhir ini.

Pak Awan, Pimpinan Cabang sebelumnya dimutasi ke cabang yang lebih kecil dengan tujuan agar dia dapat berbenah dan memperbaiki kesalahannya yang dilakukannya di cabang ini. Aku memang nggak mengenal secara dekat sosok Pak Awan, hanya dari selentingan pembicaraan yang mengatakan jika dia terlalu santai dengan target dari perusahaan. Membiarkan karyawannya cepat puas dengan pencapaian mereka.

"Pagi, Pak. Selamat datang di Bank Daxim. Ada yang bisa dibantu?" Seorang satpam berperawakan tinggi besar membukakan pintu untukku.

"Mohon maaf Pak, untuk operasional baru akan dibuka jam delapan nanti," lanjutnya dengan nada sopan.

"Saya Revano, pengganti Pak Awan sebagai Pimpinan di cabang ini," ujarku memperkenalkan diri. Ada raut terkejut di wajahnya, tapi dengan cepat dia mengubah ekspresinya dengan senyum lebar.

"Maaf Pak Revano, saya nggak mendapat informasi soal ini. Silahkan masuk, Pak," katanya.

"Saya bisa bertemu siapa ya? Mungkin Operations Manager?"

"Dengan Mbak Via, Pak. Kebetulan ada di ruang back Office. Mari saya antar." Aku mengikuti langkahnya menuju sebuah ruangan di belakang area teller.

Kepindahanku yang mendadak ke cabang ini sebenarnya sedikit menyulitkanku. Aku tidak tahu bagaimana kondisi cabang yang akan aku pimpin ini. Bagaimana karyawannya, kebiasaan mereka dan hal remeh lainnya. Yang kutahu hanya angka yang ditargetkan manajemen.

"Pak Revano?" Seorang wanita berkacamata bangkit dari duduknya saat melihat kedatanganku.

"Barusan saya dihubungi Pak Awan soal kepindahannya dan kedatangan Bapak ke cabang ini. Selamat datang di cabang Permata Hijau. Dengan Via, Pak," sambutnya sambil mengulurkan tangan.

Hi, I'm Your Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang