"Apa? Siapa?"
"Im Changkyun"
"Hah? Im siapa?"
"IH KAK! IM-CHANG-KYUN!!!"
Hyungwon mendelik pada anak SMA yang barusan berteriak padanya, dilihatnya si bocah juga sedang menatapnya sengit. Berhubung Hyungwon juga ga lagi mood ceramahin anak orang dan memang tugas dia jadi panitia harus selalu ramah tamah pada peserta lomba, Hyungwon pun menyibukkan dirinya dengan mencari kartu peserta si anak tadi. Siapa tadi namanya? Im Changkyun? iya, lebih seperti Im grumpykyun dimata Hyungwon.
Setelah menemukan apa yang dicari, Hyungwon terdiam menatap kertas di tangannya itu. "Ohh jadi kamu si Im Im itu, saya kasih tau nih ya, ga bakal ada manusia yang peduli seberapa pun tinggi nilai kamu kalau attitude kamu ke stranger kayak gitu, apalagi ke yang udah jelas lebih tua"
Anak itu berdecak. "Iya maaf kak, tadi saya panik takut telat" katanya yang hanya dibalas hmm oleh Hyungwon. "Ini kartu kamu, harus dipake. Ruangannya di lantai dua, kalo bingung tanya aja ke temen saya yang jaga di deket tangga" kata Hyungwon sambil menyerahkan kartu itu.
"Iya kak makasih" balas si bocah singkat.
Seperti yang sudah kita lihat, fakultas Hyungwon memang sedang mengadakan lomba, lomba matematika lebih tepatnya. Kalian jangan salah ya, walaupun demen tidur, Hyungwon ini anak HIMAPTIKA😏. Lomba kali ini bisa dikatakan cukup besar karena di adakan dari jenjang SD-SMA setingkat Provinsi. Dan kenapa Hyungwon bisa kenal si Im Im tadi? karena dia adalah kandidat SMA yang mewakili kota mereka, otomatis semua panitia tahu dan ingin mendukung, bahkan ada gosip yang beredar kalau semua kandidat yang lulus seleksi kota ini masuk final atau bahkan juara, akan diundang masuk ke Univ. ini. Membayangkan si bocah galak tadi jadi maba disini sudah membuat Hyungwon hampir terbahak.
Ia lalu melirik jam tangan, 08.05 Lomba sudah dimulai dan teman yang seharusnya menjaga stand depan bersamanya belum datang, memang Im jaebum kampret, eh tunggu? im? pikirnya. Lalu ia dikejutkan oleh sebuah tangan yang mendarat di di pundaknya.
"Eh we, adek gue udah datang belom?" benar, itu Jaebum yang datang dengan penampilan serampangan, rambut berhamburan dan ngos-ngosan. Tipikal orang terlambat.
Hyungwon memutar matanya tak suka. "HEH BANGSAT LO KEMANA AJA JAM SEGINI BARU DATENG, GUE DARI SUBUH DUDUK DISINI SENDIRIAN GADA YANG NEME-
"ssht, tadi gue kan nanya adek gue udah masuk apa belom?" potong Jaebum sambil menaruh jari telunjuknya di mulut Hyungwon. "BAU JIR" kata Hyungwon menepis tangan Jaebum dari wajahnya, Jaebum terkekeh. "Trus adek lo siapa juga gue ga tau" kata Hyungwon sambil mengelap bibirnya.
Jaebum duduk lalu mengambil list peserta hadir di hadapan Hyungwon, matanya fokus menelusuri nama-nama sambil mulutnya berkomat-kamit, orang gila batin Hyungwon. "Nah ini ada, tapi dia ga telat kan?" tanya Jaebum. Hyungwon mengendikkan bahu. "Siapa si adek lo?"
"Im Changkyun"
"Hah!?"
Few hours later
Lomba sudah selesai beberapa jam yang lalu, para panitia pun sudah selesai menyimpun bekas event hari ini. Rencananya mereka mau makan makan di kantin, ceremony dikit lah gara-gara acara hari ini sukses tanpa kendala.
Hyungwon sudah duduk di kursinya, dengan semangkuk mie ayam di hadapan, di sebelah kanannya duduk Minhyuk dan dikiri sudah diclaim sebagai tempat duduk marmut Arab alias Kihyun. Memang nasib kurus si duduk jadinya mau ga mau kudu ikhlas di tengah.
Lalu datang Jackson dan Jooheon bergandengan. Memang aneh kelakuan para manusia pintar matematika ini, otak normalnya sudah tergerus dengan sekian banyaknya rumus dan teori-teori.
KAMU SEDANG MEMBACA
nasi goreng -(mostly) hyungkyun
FanfictionNasi goreng tuh isinya banyak, ada yang spesial ada yang pake sosis ada yang telur doang ada yang gaenak ada yang keasinan ada yang enak banget. Anggap aja work ini nasi goreng kiriman goj*k di tengah malam dikala lapar, kalian gatau ini nasi goreng...